Rumah Sehat Faktor-faktor yang Mempengaruhi TB Paru

2.10. Faktor-faktor yang Mempengaruhi TB Paru

Menurut Fletcher 1992, penyakit tuberkulosis banyak terjadi pada populasi yang memiliki stress yang tinggi, nutrisi jelek, rumah penuh hunian, ventilasi yang tidak baik, perawatan yang tidak cukup dan perpindahan tempat. Genetik berperan kecil, dan dalam hal ini yang berperan terhadap besarnya insiden kejadian tuberkulosis adalh faktor-faktor lingkungan. Menurut Karyadi 2001, faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran penyakit TB tidak hanya berupa faktor medis saja melainkan dipengaruhi juga oleh faktor non medis seperti urbanisasi, kepadatan penduduk dan ekonomi. Menurut Helmia 2004 dalam Tabrani 2007, penyakit TB di Indonesia sebagian besar menyerang kelompok usia kerja produktif dan kebanyakan penderitanya berasal dari kelompok sosioekonomi rendah.

2.10.1. Rumah Sehat

Pengertian rumah sehat menurut Permenkes RI No. 829 tahun 1999 adalah kondisi fisik, kimia, biologi didalam rumah, lingkungan rumah dann perumahan sehingga memungkinkan penghuni atau masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang optimal. Menurut APHA American Public Health Assosiation tahun 2005 rumah yang memenuhi persyaratan antara lain memenuhi kebutuhan fisiologis, Universitas Sumatera Utara psikologis, dapat terhindar dari penyakit menular dan terhindar dari kecelakaan- kecelakaan. Kondisi rumah yang baik penting untuk mewujudkan masyarakat yang sehat. Menurut Permenkes RI No. 829 tahun 1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan, rumah dikatakan sehat apabila memenuhi persyaratan empat hal pokok berikut: 1. Memenuhi kebutuhan fisiologis seperti pencahayaan, penghawaan, ruang gerak yang cukup dan terhindar dari kebisingan yang mengganggu. 2. Memenuhi kebutuhan psikologis seperti “privacy” yang cukup dan komunikasi yang baik antar penghuni rumah. 3. Memenuhi persyaratan pencegahan penyakit menular yang meliputi penyediaan air bersih, pembuangan tinja dan air limbah rumah tangga, bebas dari vector penyakit, kepadatan hunian yang tidak berlebihan, sinar matahari yang cukup, makanan dan minuman yang terlindung dari pencemaran serta pencahayaan dan penghawaan yang cukup. 4. Memenuhi persyaratan pencegahan terjadinya kecelakaan baik yang berasal dari dalam maupun dari luar rumah. Menurut Permenkes RI No. 829 tahun 1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan, ketentuan rumah yang memenuhi persyaratan kesehatan sebagai berikut: 1. Bahan bangunan a. Tidak terbuat dari bahan yang dapat melepaskan bahan yang dapat membahayakan kesehatan, antara lain: debu total kurang d ari 150 μgm2, Universitas Sumatera Utara asbestos kurang dari 0,5 seratm3 per 24 jam, dan timah hitam Pb kurang dari 300 mgkg b. Tidak terbuat dari bahan yang dapat menjadi tumbuh dan berkembangnya mikroorganisme pathogen. 2. Komponen dan penataan ruangan rumah a. Lantai kedap air dan mudah dibersihkan b. Dinding rumah memiliki ventilasi, di kamar mandi dan kamar cuci kedap air dan mudah dibersihkan c. Langit-langit rumah mudah dibersihkan dan tidak rawan kecelakaan d. Bumbungan rumah 10 m dan ada penangkal petir e. Ruang ditata sesuai dengan fungsi dan peruntukannya f. Dapur harus memiliki sarana pembuangan asap 3. Pencahayaan Pencahayaan alam danatau buatan langsung maupun tidak langsung dapat menerangi seluruh ruangan dengan intensitas penerangan minimal 60 lux dan tidak menyilaukan mata. 4. Kualitas udara a. Suhu udara nyaman antara 18 –30OC b. Kelembaban udara 40 –70 c. Gas SO2 kurang dari 0,10 ppm24 jam d. Pertukaran udara 5 kaki3menitpenghuni e. Gas CO kurang dari 100 ppm8 jam f. Gas formaldehid kurang dari 120 mgm3 Universitas Sumatera Utara 5. Ventilasi Luas lubang ventilasi alamiah yang permanen minimal 10 luas lantai 6. Vektor penyakit Tidak ada lalat, nyamuk ataupun tikus yang bersarang di dalam rumah 7. Penyediaan air a. Tersedia sarana penyediaan air bersih dengan kapasitas minimal 60 liter oranghari b. Kualitas air harus memenuhi persyaratan kesehatan air bersih danatau air minum 8. Sarana penyimpanan makanan Tersedia sarana penyimpanan makanan yang aman 9. Pembuangan Limbah a. Limbah cair yang berasal dari rumah tangga tidak mencemari sumber air, tidak menimbulkan bau, dan tidak mencemari permukaan tanah b. Limbah padat harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan bau, tidak mencemari permukaan tanah dan air tanah Kondisi rumah dan lingkungan yang tidak memenuhi syarat kesehatan disebut-sebut sebagai faktor resiko yang mampu membantu dalam penyebaran penyakit TB paru. Hal ini dikarenakan, sumber penularan penyakit TB paru erat kaitannya dengan kondisi-kondisi sanitasi. Peningkatan jumlah penderita TB paru, dari hasil beberapa penelitian yang telah dilakukan selama ini, ditemukan bahwa penyebaran penyakit TB paru ini dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor lingkungan Universitas Sumatera Utara fisik perumahan, faktor kependudukan dan faktor karakteristik bakteri. Lingkungan rumah yang tidak sehat, seperti pada pencahayaan rumah yang kurang atau tidak memenuhi syarat terutama cahaya matahari, kurangnya ventilasi rumah, kondisi ruangan yang lembab, hunian yang terlalu padat mengakibatkan kadar CO 2 didalam ruangan meningkat. Peningkatan CO 2 sangat mendukung perkembangan bakteri. Hal ini dikarenakan kuman TB adalah aerob obligat dan mendapatkan energi dari oksidasi banyak komponen karbon sederhana Widoyono, 2005. Menurut Kusnindar 1993, kualitas fisik rumah dapat memepengaruhi kesehatan penghuni seperti ventilasi dan pencahayaan yang buruk berhubungan dengan kejadian penyakit TB paru didaerah Tangerang, dan seseorang penderita TB paru yang telah berobat ke Puskesmas diperkirakan dapat menularkan kepada anggota keluarganya sebesar 33,3 . Hasil penelitian Dahlan 2000 menyatakan bahwa pencahayaan, ventilasi yang buruk dan kepadatan hunian yang tinggi merupakan faktor yang dapat mempengaruhi kejadian penyakit TB paru di Kota Jambi.

2.10.2. Jumlah Kendaraan Bermotor