2.10.3. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk suatu daerah adalah perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas daerah dalam kilometer persegi yang merpakan indicator
dari tekanan penduduk suatu daerah.
Hubungan antara peningkatan jumlah penduduk dengan penderita tuberkulosis adalah postif. Menurut Leida, Widyaningrum, Khuzaimah, dkk
2008, peningkatan penyakit tuberkulosis disebabkan beberapa faktor seperti sosio-ekonomi, penambahan penduduk yang amat pesat, kemiskinan, urbanisasi,
lingkungan pemukiman yang padat dan kumuh, usia produktif yang terinfeksi tuberkulosis paru, infeksi HIV, kelemahan program penanggulangan tuberkulosis
paru dan masalah kesehatan lainnya. Hasil penelitian Aditama 2012 menyebutkan bahwa kasus distribusi
penyakit TB Paru tertinggi di Puskesmas Candilama Semarang triwulan terakhir tahun 2012 terdapat di Kelurahan Jomblang yaitu 44 dengan jumlah 17 kasus,
disebabkan wilayah yang jumlah penduduknya paling tinggi dan luas wilayahnya yang luas dibandingkan dengan Kelurahan Karang Anyar Gunung yang
kepadatannya 38 dengan jumlah 15 kasus. Lalu daerah yang terendah dengan kasus TB Paru terdapat di Kelurahan Jati Ngaleh dengan kepadatan 18 dengan
jumlah 7 kasus TB paru disebabkan oleh faktor , kepadatan penduduk, kepadatan rumah dan wilayah kelurahan. Artinya bahwa faktor resiko penyebaran penyakit
Universitas Sumatera Utara
TB Paru disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis yang penyebarannya dapat melalui udara sehingga kondisi wilayah yang padat
penduduknya merupakan salah satu faktor yang dapat mempercepat penularan TB paru.
Menurut WHO dalam Ginting 2006, wilayah yang penduduknya tinggi cenderung memiliki tempat tinggal yang kumuh, hygiene,dan nutrisi yang buruk,
sehingga bila ada warganya terkena penyakit TB akan mempercepat proses penyebarannya.
2.10.4. Inflasi
Menurut Mankiw 2007 inflasi adalah kecenderungan meningkatnya tingkat harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua
barang saja tidak disebut sebagai inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada sebagaian besar harga-harga barang yang lainnya. Mankiw mendefinisikan
bahwa inflasi merupakan suatu fenomena peningkatan tingkat harga-harga menyeluruh dalam perekonomian.
Inflasi yang merupakan kenaikan harga secara terus menerus dapat disebabkan karena naiknya nilai tukar mata uang luar negeri secara signifikan
terhadap mata uang dalam negeri. Berdasarkan pada jenis inflasi yang ada, putong 2008 mengelompokkan
inflais sebagai berikut : 1.
Berdasarkan pada asal inflasi a.
Domestic Inflation, inflasi ynag bersal dari dalam negeri
Universitas Sumatera Utara
b. Imported Inflation, inflasi yan berasal dari kenaikan harga luar negeri.
2. Berdasarkan pada intensits inflasi
a. Creeping Inflation, inflasi yang terjadi dengan laju pertumbumbuhan
lambat. b.
Galloping Inflation, inflasi yang terjadi dengan laju pertumbuhan yang sedikit cepat.
c. Hyper Inflation, inflasi yan terjadi dengan laju pertumbuhan yang
tinggi 3.
Berdasarkan pada bobot inflasi a.
Inflasi ringan, inflasi dengan laju pertumbuhan yang perlahan dan berada pada posisi satu digit atau dibawah 10 per tahun.
b. Inflasi sedang, inflasi dengan laju pertumbuhan yang berada diantara
lebih dari 10-20 pe rtahun c.
Inflasi berat, inflasi dengan laju pertumbuhan yang berada diantara lebih dari 20-100 per tahun.
Inflasi yang tinggi akan mempengaruhi sektor kesehatan. Bila inflasi meningkat akan terjadi kenaikan harga dimasyarakat secara otomatis biaya
infestasi dan juga biaya operasional pelayanan kesehatan akan meningkat pula kenaikan harga alat kesehatan dan menurunkan kemampuan pembiayaan
program.
Universitas Sumatera Utara
2.11. Deret Berkala Time Series