Cara Penularan TB Paru Inkubasi TB Paru Program Penanggulangan TB Paru

Tuberkulosis, 2010.

2.4.1. Indikasi Pemeriksaan Foto Toraks

Pada sebagian besar tuberkulosis paru, diagnosis terutama ditegakkan dengan pemeriksaan dahak secara mikroskopis dan tidak memerlukan foto toraks. Namun pada kondisi tertentu pemeriksaan foto toraks perlu dilakukan sesuai dengan indikasi sebagai berikut: a. Hanya 1 dari 3 spesimen dahak SPS hasilnya BTA positif. Pada kasus ini pemeriksaan foto toraks dada diperlukan untuk mendukung diagnosis tuberkulosis paru BTA positif. b. Ketiga spesimen dahak hasilnya tetap negatif setelah 3 spesimen dahak SPS pada pemeriksaan sebelumnya hasilnya BTA negatif dan tidak ada perbaikan setelah pemberian antibiotika non OAT. c. Pasien tersebut diduga mengalami komplikasi sesak nafas berat yang memerlukan penanganan khusus seperti: pneumotorak, pleuritis eksudativa, efusi perikarditis atau efusi pleural dan pasien yang mengalami hemoptisis berat untuk menyingkirkan bronkiektasis atau aspergiloma Depkes RI, 2006.

2.5. Cara Penularan TB Paru

Sumber penularan adalah pasien TB BTA + melalui percik renik dahak yang dikeluarkannya. Namun, bukan berarti bahwa pasien TB dengan hasil pemeriksaan negative tidak mengandung kuman dalam dahaknya Pedoman Universitas Sumatera Utara Nasional Penanggulan TB, 2014. Umumnya penularan tetrjadi dalam ruangan dimana percikan dahak berada dalam waktu yang lama. Ventilasi dapat mengurangi jumlah percikan, sementara sinar matahari langsung dapat membunuh kuman. Percikan dapat bertahan selama beberapa jam dalam keadaan yang gelap dan lembab. Daya faktor yang memungkinkan seseorang terpajan kuman TB ditentukan oleh konsentrasi percikan dan lamanya menghirup udara tersebut Depkes RI, 2006.

2.6. Inkubasi TB Paru

Menurut Hiswani 2009, adapun masa tunas masa inkubasi penyakit tuberkulosis paru adalah muai dari terinfeksi sampai pada lesi primer muncul, sedangkan waktunya berkisar antara 4-12 minggu untuk tuberkulosis paru. Pada pulmonair progresif dan estrapulmonair, tuberkulosis biasanya memakan waktu yang lebih lama, sampai beberapa tahun.

2.7. Program Penanggulangan TB Paru

Sejak Tahun 1995, telah dilaksanakan dengan strategi DOTS Directly Observed Treatment Shortcourse yang direkomendasikan oleh WHO yang terdiri atas lima komponen yaitu : a. Komitmen politis dari pemerintah untuk bersungguh-sungguh menanggulangi TB Paru b. Diagnosis penyakit TB Paru melalui pemeriksaan dahak secara mikroskopis Universitas Sumatera Utara c. Pengobatan TB Paru dengan paduan OAT jangka pendek dengan pencatatan dan pelaporan dalam mengawasi penderita menelan obat secara teratur dan benar pengawasan langsung oleh PMO d. Kesinambungan persediaan OAT jangka pendek untuk penderita e. Pencatatan dan pelaporan secara baku untuk memudahkan pemantauan dan evaluasi program penanggulangan TB Paru Depkes RI, 2009. DOTS adalah strategi yang komprehensif untuk digunakan oleh pelayanan kesehatan primer di seluruh dunia, untuk mendeteksi dan menyembuhkan pasien TB Paru.Dengan menggunakan strategi DOTS, maka proses penyembuhan TB Paru dapat berlangsung dengan cepat. DOTS bertujuan untuk memutuskan rantai penularan di masyarakat dengan mengobati penderita BTA positif sampai sembuh Depkes RI, 2007 . Salah satu permasalahan dalam Program Penanggulangan TBC adalah lamanya jangka waktu pengobatan yang harus dijalani penderita selama 6 sampai 8 bulan. Kegagalan proses pengobatan akibat ketidaktaatan penderita pada instruksi dan aturan minum obat yang meliputi dosis, cara, waktu minum obat dan periode, akan mengakibatkan terjadinya kekebalan terhadap semua obat Multiple Drugs Resistance dan mengakibatkan terjadinya kekambuhan Depkes RI, 2002. Universitas Sumatera Utara

2.8. Teori John Gordon