2.5.2. Gejala Klinis
Dikategorikan sebagai sepsis atau infeksi sistemik berat, yaitu jika pasien mengalami tanda-tanda atau gejala di bawah ini: WHO, 2012
- Suhu tubuh 38°C - Didiagnosis atau dicurigai infeksi korionamnionitis, abortus septik,
endometritis, pneumonia - Diikuti paling sedikit oleh gejala berikut: denyut jantung 90 per menit,
pernapasan 20 per menit, leukopenia sel darah putih 4000mm³, leukositosis sel darah putih 12000mm³
2.5.3. Penatalaksanaan
Menurut Taber 1984, prinsip umum penatalaksanaan yaitu infeksi harus dihilangkan dengan terapi antibiotik, dibantu pembedahan bila ada indikasi,
homeostasis kardiovaskular dan respirasi harus dipertahankan kekurangan volume intravaskular harus dikoreksi, oksigenasi harus adekuat, dan perfusi
jaringan harus direstorasi. Bantuan pernapasan
Oksigen dan jalan napas yang adekuat penting. Pengukuran gas darah yang diulang menilai keperluan oksigen dan perlunya intubasi endotrakeal
dan ventilasi mekanik.
Bantuan sirkulasi Bila ada sepsis, banyak volume cairan terpisah pada tempat
peradangan. Selain itu, kekurangan cairan penting lainnya berasal dari demam, muntah, diare, dan perdarahan. Cairan intravena, biasanya larutan
ringer laktat atau larutan garam fisiologis, penting untuk menambah volume plasma. Pengukuran tekanan vena sentralis atau tekanan desakan
arteri pulmonalis ditambah dengan keluaran urin merupakan suatu petunjuk untuk penggantian cairan. Transfusi dengan sel darah merah
packed red cell atau whole blood dapat diindikasikan bila hematokrit kurang dari 30.
Asidosis terjadi akibat kegagalan perfusi jaringan dan akibat terkumpulnya metabolit-metabolit asam. Keadaan ini dapat diobati dengan penambahan
volume intravaskular dan perbaikan perfusi jaringan daripada dengan pemberian natrium bikarbonat.
Universitas Sumatera Utara
Antibiotik intravena Sebelum mengetahui organisme spesifik, pilihan antibiotik
dilakukan berdasarkan pada tempat dari infeksi, apakah didapat dari rumah sakit, terapi antibiotik sebelumnya, penyakit penjamu yang mendasarinya,
biakan dan tes sensitivitas sebelumnya, dan antibiogram masing-masing rumah sakit. Mikroorganisme yang biasanya bertanggung jawab pada
infeksi pelvis yang serius meliputi basil gram-negatif, streptokokus anaerob, bakteroides, dan klostridia.
- Gentamisin 60-80 mg setiap delapan jam sering dipilih karena bersifat bakteriosidal dan efektif terhadap kebanyakan organisme
gram negatif. Dosisnya harus disesuaikan bila ada tanda-tanda gagal ginjal
- Penisilin 3-5 juta unit setiap 4 jam atau ampisilin 2 g setiap enam jam dapat diberikan untuk menangani organisme gram
positif - Klindamisin 600 mg setiap delapan jam sering dianjurkan bila
dicurigai ada infeksi bakteroides Kortikosteroid dapat mencegah cedera selular nonspesifik dengan
menstabilkan membran lisosom. Selain itu, obat-obat ini dapat memperbaiki perfusi jaringan, meningkatkan curah jantung, dan
menurunkan tahanan perifer arteri. Walaupun banyak pendapat yang berbeda akan dosis dan lamanya pengobatan, deksametason 3-5 mgkg
atau yang sebanding mungkin bermanfaat. Obat-obat vasoaktif dapat diindikasikan bila pasien tidak memberikan
respon terhadap penambahan volume intravaskular. Dopamin inotropin cenderung meningkatkan kontraktilitas miokard serta
aliran darah. Dua ratus miligram dopamin dilarutkan dalam 250 ml atau 500 ml larutan garam fisiologis dan diberikan pada dosis 2-5
mcgkgmenit. Pembedahan mungkin diperlukan untuk menghilangkan fokus infeksi.
Produk-produk konsepsi yang terinfeksi harus dibuang dari uterus. Rongga-rongga abses harus diberi drain.
Universitas Sumatera Utara
Laparatomi dapat dianjurkan bila ada tanda-tanda rupturnya abses tuboovarium, pasien tidak memberi respon terhadap terapi antibiotik, atau
ada tanda-tanda viskus yang perforasi atau benda asing dalam kavum peritoneum, histerektomi dengan salpingo-ooforektomi bilateral mungkin
diperlukan.
2.5.4. Komplikasi