2.4.2. Gejala Klinis
Dikategorikan sebagai eklampsia yaitu jika pasien mengalami preeklampsia berat yang diikuti kejang tonik dan klonik tanpa adanya riwayat
kejang sebelumnya, termasuk koma dalam preeklampsia WHO, 2012.
2.4.3. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan eklampsia yang utama ialah terapi supportif untuk stabilisasi fungsi vital, yang harus selalu diingat airway, breathing, circulation
ABC, mengatasi dan mencegah kejang, mengatasi hipoksemia dan asidemia mencegah trauma pada pasien yang kejang, mengendalikan tekanan darah,
khususnya pada waktu krisis hipertensi, melahirkan janin pada waktu yang tepat dan dengan cara yang tepat. Perawatan medikamentosa meliputi pemberian
magnesium sulfat MgSO
4
untuk mencegah dan mengatasi terjadinya kejang Prawirohardjo, 2010.
2.4.4. Komplikasi
A. Edema Paru Kejang eklampsia dapat menyebabkan edema paru terutama mereka yang
dirawat dengan pemberian cairan intravena dalam jumlah besar dan selalu memberikan prognosis yang jelek.
B. Gagal Jantung Terjadi pada keadaan terminal suatu eklampsia, terutama sianosis, denyut
nadi yang cepat dan penurunan tekanan darah.
C. Kematian Mendadak Sebagai akibat dari perdarahan serebral yang masif, hemiplegia juga dapat
terjadi akibat perdarahan serebral yang sublethal Pritchard et al., 1984.
Universitas Sumatera Utara
2.4.5. Prognosis
Prognosis selalu gawat, meskipun angka kematian maternal pada eklampsia tampak menurun selama tiga dekade terakhir ini, tetapi eklampsia
masih merupakan salah satu keadaan yang mengancam jiwa bagi ibu yang sedang hamil. Angka kematian maternal yang dilaporkan berkisar antara 0 sampai 17,5
persen. Pada saat yang sama, kematian perinatal 13 sampai 30 persen Pritchard et al., 1984.
Bila penderita tidak terlambat dalam pemberian pengobatan, maka gejala perbaikan akan tampak jelas setelah kehamilannya diakhiri. Segera setelah
persalinan berakhir perubahan patofisiologik akan segera pula mengalami perbaikan. Diuresis terjadi 12 jam kemudian setelah persalinan. Keadaan ini
merupakan tanda prognosis yang baik karena hal ini merupakan gejala pertama penyembuhan. Tekanan darah kembali normal dalam beberapa jam kemudian.
Eklampsia tidak mempengaruhi kehamilan berikutnya kecuali pada janin dari ibu yang sudah mempunyai hipertensi kronik. Prognosis janin pada penderita
eklampsia juga tergolong buruk. Sering kali janin mati intrauterin atau mati pada fase neonatal karena memang kondisi bayi sudah sangat inferior Prawirohardjo,
2010.
2.5. Sepsis atau Infeksi Sistemik Berat 2.5.1. Definisi