perawatan di ICU dan transfusi darah sebanyak 2 orang 8,7, mendapatkan intervensi radiologi sebanyak 0 orang 0 dan yang tidak
mendapatkan penanganan kasus maternal near miss sebanyak 8 orang 34,8.
5.2. Pembahasan
Bedasarkan data pada tahun 2011-2013 terdapat 23 kasus maternal near miss di RSUP H. Adam Malik Medan. Kasus maternal
near miss terbanyak terdapat pada kasus PE berat eklampsia dan perdarahan pasca salin, ini sesuai dengan penyebab kematian ibu
terbanyak di Indonesia yaitu akibat perdarahan dan eklampsia SDKI, 2012. Pada penelitian yang dilakukan oleh Luexay et al. 2014 di Laos di
Provinsi Sayaboury yang menggunakan kriteria identifikasi MNM yang di keluarkan oleh WHO terdapat 11 kasus maternal near miss dengan
penyebab yang paling banyak adalah perdarahan yaitu sebanyak 9 orang dan sisanya 2 orang adalah akibat hypertensive disorders. Pada penelitian
yang dilakukan Galvao et al. 2014 di dua rumah sakit bersalin di ibu kota Timur laut Brazil dari Juni 2011 sampai Mei 2012 yang
menggunakan kriteria identifikasi MNM yang di keluarkan oleh WHO terdapat 77 kasus maternal near miss dengan penyebab yang paling
banyak adalah akibat hypertensive disorders hasil ini sama halnya dengan hasil yang dilaporkan dari Negara berkembang yang lain.
Kasus Maternal Near Miss paling banyak terjadi pada umur 20-35 tahun yaitu berjumlah 16 orang 69,6 ini mungkin dikarenakan pada
umur 20–35 tahun adalah umur reproduksi aktif bagi wanita ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Galvao et al. 2014 bahwa kasus
maternal near miss terjadi paling banyak pada umur dibawah 35 tahun. Kasus Maternal Near Miss paling banyak terjadi pada jumlah paritas 1–2
yaitu berjumlah 13 orang 56,5, menurut Rochyati dalam Prawirohardjo 2009 primigravida termasuk dalam kehamilan resiko tinggi. Kehamilan
Universitas Sumatera Utara
resiko tinggi adalah kehamilan yang menyebabkan terjadinya bahaya dan komplikasi yang lebih besar terhadap ibu maupun janin yang
dikandungnya selama kehamilan, persalinan ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan, persalinan ataupun nifas yang normal.
Penyebab kasus maternal near miss terbanyak adalah disfungsi pernafasan ini mungkin dikarenakan komplikasi yang ditimbulkan akibat
PE berat atau eklampsia. Pada penelitian yang di lakukan oleh Jabir et al. 2013 di Baghdad, Iraq penyebab maternal near miss terbanyak adalah
disfungsi kardiovaskular dan disebutkan bahwa penyebab utama maternal near miss pda penelitian ini adalah akibat perdarahan pasca salin yang
berat. Pada
kasus maternal near miss di RSUP H. Adam Malik Medan terlihat terjadi peningkatan kasus dari tahun ke tahun . Pada penelitian
yang dilakukan Gedefaw et al. 2014 di Debre Markos Referral Hospital, Timur laut Etiopia dari 1 januari 2008 – 30 desember 2012 kejadian kasus
maternal near miss pada yang terjadi dalam lima tahun menurun, tetapi jika dibandingkan dengan Negara Afrika angka kejadian maternal near
miss pada penelitian ini lebih tinggi kemudian disini disebutkan bahwa jika angka kasus maternal near miss tinggi itu menunjukan bahwa
program pemerintah sukses dalam mengurangi angka kematian ibu. Tetapi tidak semua Negara yang melakukan penelitian kasus ini mengunakan
kriteria MNM yang di keluarkan oleh WHO dikarenakan situasi yang terjadi di setiap Negara berbeda, banyak penelitian yang melakukan
adaptasi dari kriteria yang di keluarkan oleh WHO untuk mempermudah mendapatkan kasus maternal near miss. Peningkatan kasus maternal near
miss di RSUP H. Adam Malik Medan ini mungkin dapat menunjukan peningkatan kualitas pelayanan dari tahun sebelumnya di RSUP H. Adam
Malik Medan. Dari enam orang pasien perdarahan post pastum yang mendapat
oksitosin sebagai standar penanganan minimal sebanyak 5 orang dan satu orang tidak dikatahui diberikan oksitosin atau tidak dikarenakan data yang
Universitas Sumatera Utara
didapat tidak lengkap. Pada pasien PE berat eklampsia dan sepsis semuannya telah mendapatkan standar penanganan minimal
bagaimanapun juga ini menggambarkan sebagian besar kasus maternal near miss sudah mendapatkan penanganan minimal di RSUP H. Adam
Malik Medan. Pada penelitian yang dilakukan Jabir et al. 2013 dari 84 orang yang mengalami perdarahan pasca salin berat 57 orang yang
mendapatkan oksitosin tidak semua diberikan oksitosin dikarenakan diberi uterotonika jenis lain. Kemudian dari 43 orang yang mengalami eklampsia
29 orang mendapatkan magnesium sulfat tidak semua diberikan magnesium sulfat dikarenakan diberi antikonvulsan jenis lain. Kemudian
dari 10 orang yang mengalami sepsis 10 orang mendapatkan antibiotik IV. Berdasarkan penanganan kasus maternal near miss yang
mendapatkan transfusi darah sebanyak 3 orang 13, mendapatkan perawatan di ICU sebanyak 8 orang 34,8, mendapatkan perawatan di
ICU dan laparotomi sebanyak 2 orang 8,7, mendapatkan laparotomi dan transfusi darah sebanyak 2 orang 8,7, mendapatkan intervensi
radiologi sebanyak 0 orang 0 dan yang tidak mendapatkan penanganan kasus maternal near miss sebanyak 8 orang 32. Tidak mendapatkan
penanganan kasus maternal near miss disini bisa disebabkan pasien yang mengalami perdarahan pasca salin, PE berat eklampsia, dan sepsis tidak
perlu mendapatkan penanganan kasus maternal near miss atau dilakukan penanganan lain selain penanganan tersebut, ini sesuai dengan penelitian
yang dilakukan Jabir et al. 2013 tidak semua kasus maternal near miss mendapatkan penanganan kasus maternal near miss dari 212 kasus marnal
near miss hanya 181 orang yang mendapatkan penanganan kasus maternal near miss, dari 181 orang yang mendapatkan laparotomi sebanyak 85
orang, mendapatkan transfusi darah sebanyak 118 orang, mendapatkan intervensi radiologi sebanyak 2 orang dan yang mendapatkan perawatan di
ICU sebanyak 73 orang.
Universitas Sumatera Utara
BAB 6 KESIMPULAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, maka kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Jumlah kasus maternal near miss di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2011-2013 berjumlah 23 orang dengan diagnosis yang paling banyak PE
berat eklampsia 2. Penyebab kasus maternal near miss di RSUP H. Adam Malik Medan
tahun 2011- 2013 berdasarkan disfungsi organ yang paling banyak akibat disfungsi pernafasan
3. Kasus maternal near miss di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2011- 2013 dapat dilihat mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. Ini secara
tidak langsung menunjukan peningkatan kualitas pelayanan 4. Pada penanganan kasus maternal near miss di RSUP H. Adam Malik
Medan 15 orang mendapatkan penanganan kasus maternal near miss sedangkan 8 orang tidak mendapatkan penanganan kasus maternal near
miss dikarenakan tidak perlunya mendapatkan penanganan tersebut atau karena telah dilakukan penanganan lain.
6.2. Saran
1. Lokasi penelitian sebaiknya diperluas, sampel penelitian diperbanyak dan dibuat selengkap mungkin, sehingga data yang didapat lebih banyak dan
hasil yang didapat semakin akurat 2. Sebaiknya penelitian kasus maternal near miss ini dilakukan rutin untuk
mengidentifikasi cara pencegahan dan penanganan yang nantinya berguna untuk mengurangi angka kematian ibu di Indonesia terutama di Sumatera
Utara
Universitas Sumatera Utara