Kemampuan Keluarga dalam Perawatan Gangguan Jiwa

1 Menginformasikan pada keluarga tentang kondisi-kondisi pasien yang membutuhkan perawatan segera ke fasilitas pelayanan kesehatan jiwa. 2 Menginformasikan tentang pelayanan kesehatan jiwa yang tersedia untuk mengatasi masalah keluarga. 3 Menginformasikan keberadaan lintas sektor yang dapat digunakan untuk proses penyembuhan pasien. 4 Memotivasi keluarga menggunakan lintas sektor untuk proses penyembuhan pasien. 5 Menginformasikan tentang jejaring dukungan keluarga yang dapat digunakan untuk proses penyembuhan pasien. 6 Memotivasi keluarga untuk terlibat dalam jejaring dukungan keluarga.

2.3.4 Kemampuan Keluarga dalam Perawatan Gangguan Jiwa

Dukungan sosial adalah sumber dukungan yang berasal dari eksternal dan merupakan komponen dalam sumber koping yang perlu dikembangkan. Dukungan sosial adalah dukungan untuk individu yang didapat dari keluarga, teman, kelompok atau orang orang disekitar pasien termasuk kader Notoatmodjo, 2012. Keluarga sebagai care giver bagi pasien harus memiliki kemampuan-kemampuan tentang cara merawat pasien harga diri rendah kronik. Kemampuan yang harus dimiliki keluarga terdiri dari kemampuan memahami dan mengerti tentang cara meningkatkan kemampuan positif dan kemampuan memberikan bantuan dalam meningkatkan kemampuan positif. Kader kesehatan jiwa sebagai pendukung harus memiliki kemampuan dalam merawat pasien dengan harga Universitas Sumatera Utara diri. Kemampuan yang harus dimiliki kader adalah kemampuan dalam memberikan dukungan, dorongan dan motivasi melakukan kegiatan positif, memberikan reinforcement positif atas keberhasilan pasien melakukan kegiatan positif dan merujuk pasien bila ada penurunan kemampuan Keliat, dkk, 2011. Keluarga penderita gangguan jiwa perlu dimotivasi untuk menghadapi keadaan secara realita, bahwa penderita gangguan jiwa membutuhkan dorongan agar dapat berfungsi secara optimal di lingkungan keluarga dan masyarakat. Peran serta masyarakat melalui upaya promotif kesehatan jiwa sangat penting untuk mengurangi stigma terhadap gangguan jiwa, tanpa peran serta masyarakat maka upaya kesehatan jiwa tidak akan mencapai hasil seperti yang diinginkan. Misal perlu dijalin kerjasama dengan pesantren, baik promosi dan prevensi maupun terapi gangguan jiwa. Hal ini sangat penting karena sampai saat ini pesantren masih merupakan institusi yang dipercaya oleh masyarakat dan di indonesia jumlahnya banyak tersebar dimana-mana. Dan hal yang paling penting adalah perubahan paradigma masyarakat agar tidak membiarkan kelompok resiko terkena gangguan jiwa ini tanpa perawatan. Orang yang mengalami gangguan jiwa memerlukan perhatian dan pengertian yang lebih, kasih sayang dan perhatian serta pengertian yang sungguh-sungguh merupakan kunci utama dalam merawat pasien gangguan jiwa. Pada aspek yang lain, keluarga dan lingkungan masyarakat juga harus diberi penjelasan untuk dapat menerima kondisi pasien. Jika keluarga dan lingkungan masyarakat tidak menerima, akan menjadi masalah bagi pasien, keluarga dan masyarakat serta pemerintah. Universitas Sumatera Utara Keluarga sebagai orang terdekat dengan klien merupakan sistem pendukung utama dalam memberikan pelayanan langsung pada saat klien berada dirumah. Oleh karena itu keluarga memiliki peran penting didalam upaya pencegahan kekambuhan penyakit pada klien jiwa. Melihat fenomena diatas, maka keluarga perlu mempunyai pemahaman mengenai cara perawatan anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. Salah satu upaya yang dilakukan adalah perawat dapat melaksanakan penyuluhan guna memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga. Dalam pelayanan kesehatan jiwa modern, petugas yang melakukan perawatan dan pengobatan memiliki tiga kewajiban terhadap pasien, yaitu 1 kewajiban memberikan perawatan dan pengobatan yang baik dan bermartabat untuk mencapai hasil sebaik mungkin dalam upaya mengurangi atau menghilangkan gejala, mengembalikan fungsi dan kemampuan yang dimiliki pasien sebelumnya, atau sebagai tindakan rehabilitasi; 2 petugas memiliki kewajiban untuk membentuk dan mempertahankan pengobatan dan perawatan yang komprehensif kepada semua pasien yang membutuhkan; dan 3 kewajiban memperbaiki pengetahuan, baik tentang diagnostik maupun perawatan, dan memberikan pasien sebuah perawatan dan pengobatan sesuai kebutuhan, fleksibel sesuai dengan metode yang efektif Aiyub, 2012. Orang yang bekerja dengan pasien gangguan jiwa harus memiliki rencana tindakan yang bagus, karena tujuan utama pelayanan kesehatan jiwa adalah menstimulasi perawatan pasien secara mandiri, penuh dukungan, dan membangun rasa saling percaya sehingga pasien dapat mengatasi permasalahan dalam Universitas Sumatera Utara kehidupannya, meningkatkan kemandirian, rasa memiliki, dan memperkuat kemampuan untuk mempengaruhi kehidupan mereka sendiri. Hasil yang diharapkan dari tindakan perawatan adalah pasien memiliki kemampuan mengatasi stres dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian petugas harus berfungsi sebagai motivator bagi pasien dalam mengembangkan kepribadian mereka Aiyub, 2012.

2.3.5 Komponen Psikoedukasi dalam Perawatan Gangguan Jiwa

Dokumen yang terkait

PENGARUH MANAJEMEN ASET TERHADAP OPTIMALISASI ASET RUMAH SAKIT JIWA DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA

3 55 9

Kemampuan Sosialisasi Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara 2013

0 39 64

Pengaruh Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja Perawat dalam Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara, Medan

0 39 6

Pengaruh Program Psikoedukasi Keluarga Terhadap Keberfungsian Sosial Pasien Gangguan Jiwa Akibat Ketergantungan Narkoba Di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara

0 0 10

Muslim Terhadap Pasien Gangguan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Mahoni Kota Medan.”

0 0 7

KUESIONER Pengaruh Pemberdayaan Keluarga Melalui Edukasi Terhadap Kemampuan Merawat Pasien Gangguan Jiwa di Kota Medan Pada Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara tahun 2013

0 0 35

Pengaruh Pemberdayaan Keluarga Melalui Edukasi Terhadap Kemampuan Merawat Pasien Gangguan Jiwa di Kota Medan pada Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013

0 1 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gangguan Jiwa 2.1.1 Pengertian Gangguan Jiwa - Pengaruh Pemberdayaan Keluarga Melalui Edukasi Terhadap Kemampuan Merawat Pasien Gangguan Jiwa di Kota Medan pada Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013

0 0 50

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Pemberdayaan Keluarga Melalui Edukasi Terhadap Kemampuan Merawat Pasien Gangguan Jiwa di Kota Medan pada Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara Tahun 2013

0 0 11

PENGARUH PEMBERDAYAAN KELUARGA MELALUI EDUKASI TERHADAP KEMAMPUAN MERAWAT PASIEN GANGGUAN JIWA DI KOTA MEDAN PADA RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2013 TESIS DIES WIRO TARIGAN

0 0 18