2.5 Landasan Teori
Keluarga merupakan tempat dimana individu memulai hubungan interpersonal dengan lingkungannya. Keluarga dipandang sebagai satu sistem
sehingga gangguan yang terjadi pada salah satu anggota dapat mempengaruhi sistem, disfungsi dalam keluarga dapat sebagai penyebab gangguan. Berbagai pelayanan
keperawatan jiwa bukan tempat klien seumur hidup. Salah satu faktor penyebab gangguan jiwa adalah keluarga tidak tahu cara merawat klien dirumah. Kenyataannya
banyak klien di RSJ yang jarang dikunjungi keluarga, keluarga tidak mengikuti proses perawatan klien.
Tim kesehatan jiwa di RS merasa bertanggug jawab terhadap upaya penyembuhan klien dan jarang melibatkan keluarga. Setelah sembuh, RS
memulangkan klien, beberapa hari, minggu, bulan klien kembali dirawat dengan alasan perilaku klien tidak bisa diterima oleh keluarga dan lingkungan. Hal tersebut
terjadi karena selama dirumah klien tidak boleh keluar dan gerak-gerik klien selalu diawasi dan curigai. Keluarga mempunyai tangung jawab dalam proses keperawatan
di rumah sakit, persiapan pulang dan perawatan di rumah. Upaya mencapai kemampuan keluarga dalam merawat pasien ganguan jiwa
adalah suatu cara untuk menata kembali masalah gangguan jiwa Stuart dan Sundeen, 2009. Tujuan dari perawatan tersebut adalah : a menurunkan konflik kecemasan
keluarga, b meningkatkan kesadaran keluarga terhadap kebutuhan masing-masing anggota keluarga, c meningkatkan kemampuan penanganan terhadap krisis,
d mengembangkan hubungan peran yang sesuai, d membantu keluarga
Universitas Sumatera Utara
menghadapi tekanan dari dalam maupun dari luar anggota keluarga, dan e meningkatkan kesehatan jiwa keluarga sesuai dengan tingkat perkembangan
anggota keluarga. Komponen psikoedukasi yang dilakukan tenaga kesehatan perawat kepada
keluarga dalam persiapan pulang dan perawatan di rumah adalah : 1 komponen didaktik : memberikan informasi dan pendidikan tentang gangguan jiwa, sistem
kesehatan jiwa dan pelayanan keperawatan jiwa, 2 komponen keterampilan : latihan komunikasi, asertif kemampuan untuk menyatakan diri dengan tulus, jujur, jelas,
tegas, terbuka, sopan, spontan, apa adanya, menyelesaikan konflik, mengatasi perilaku dan manajemen stress, 3 komponen emosi : memberikan kesempatan untuk
memvalidasi perasaan dan bertukar pengalaman, 4 komponen proses keluarga fokus pada koping keluarga dan gejala sisa terhadap keluarga yaitu upaya
penyesuaian dan penanganan agar individu beradaptasi dalam keluarga dan mengkondisikan keluarga yang adaptif bagi penderita gangguan jiwa
, 5 komponen sosial : meningkatkan penggunaan dukungan jaringan formal atau informal untuk
klien dan keluarga Jewell et al, 2009.
Universitas Sumatera Utara
2.6 Kerangka Konsep