Status Imunisasi DPT Status Pemberian Vitamin A

2001 yang menyatakan bahwa balita yang tidak mendapat imunisasi campak mempunyai risiko 2,3 kali lebih besar untuk menderita pneumonia dibandingkan dengan balita yang mendapat imunisasi campak. Balita yang mendapatkan imunisasi campak diharapkan mampu terhindar dari penyakit campak dan pneumonia yang menjadi komplikasi yang paling sering terjadi pada anak yang menderita penyakit campak. Oleh karena itu imunisasi campak sangat penting membantu mencegah terjadinya penyakit pneumonia UNICEF-WHO, 2006.

5.1.2 Status Imunisasi DPT

Hasil analisis pengaruh antara status pemberian imunisasi DPT terhadap kejadian pneumonia diperoleh hasil uji statistik menjelaskan ada pengaruh bermakna dengan nilai OR=3,237 95CI:1,401-7,477 dimana balita yang menderita pneumonia 3,237 kali kemungkinannya tidak mendapatkan imunisasi DPT dibanding balita yang tidak menderita pneumonia. Pada hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa status imunisasi DPT ada pengaruh bermakna terhadap kejadian pneumonia pada balita. Hasil penelitian Susi 2011 didapatkan balita yang menderita pneumonia mempunyai kemungkinan 2,34 kali 95CI:1,07-5,09 tidak mendapat imunisasi DPT dibanding balita yang tidak menderita pneumonia dan hasil uji statistik menyatakan ada pengaruh yang bermakna antara pemberian imunisasi DPT pada balita terhadap kejadian pneumonia, walaupun pada hasil uji multivariat menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh yang bermakna antara riwayat imunisasi DPT terhadap kejadian pneumonia pada balita. Namun demikian Hananto 2004 menjelaskan tidak ada pengaruh yang bermakna antara anak yang status imunisasi DPT tidak lengkap dengan anak yang status imunisasi DPT lengkap dengan kemungkinan anak menderita pneumonia 1,16 kali berstatus imunisasi DPT tidak lengkap dibanding dengan anak yang tidak menderita pneumonia. Imunisasi DPT dapat mencegah terjadinya penyakit difteri, pertusis, dan tetanus. Menurut UNICEF- WHO 2006 pemberian imunisasi ini dapat mencegah infeksi yang dapat menyebabkan pneumonia sebagai komplikasi dari penyakit pertusis. Pertusis dapat terjadi pada semua orang, namun akan lebih berbahaya apabila terjadi pada bayi. Oleh karena itu sangat penting pemberian imunisasi DPT untuk mencegah terjadinya penyakit pneumonia.

5.1.3 Status Pemberian Vitamin A

Hasil analisis pengaruh antara status pemberian vitamin A terhadap kejadian pneumonia diperoleh hasil uji statistik menjelaskan tidak ada pengaruh dengan p value =0,451. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian oleh Hatta 2001 yang menjelaskan riwayat pemberian vitamin A berpengaruh terhadap kejadian pneumonia pada balita p value=0,0004 dan OR sebesar 2,495 yang artinya balita yang menderita pneumonia 2,495 kali kemungkinannya tidak mendapat vitamin A dibanding dengan balita yang yang tidak menderita pneumonia. Namun hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Susi 2011 yang menyatakan tidak ada pengaruh antara riwayat pemberian vitamin A terhadap kejadian pneumonia dengan OR 1,58 95CI:0,76-3,29 artinya balita yang menderita pneumonia mempunyai 1,58 kali kemungkinan tidak mendapatkan vitamin A dibanding dengan balita yang tidak menderita pneumonia. Pemberian vitamin A pada balita bersamaan dengan imunisasi dapat meningkatkan titer antibodi yang spesifik. Pemberian kapsul vitamin A diberikan setahun dua kali, sejak anak berusia enam bulan. Kapsul merah dosis 100.000 IU diberikan untuk bayi umur 6-11 bulan dan kapsul biru dosis 200.000 IU untuk anak umur 12-59 bulan.

5.1.4 Status Gizi Balita