1,58 kali kemungkinan tidak mendapatkan vitamin A dibanding dengan balita yang tidak menderita pneumonia. Pemberian vitamin A pada balita bersamaan dengan
imunisasi dapat meningkatkan titer antibodi yang spesifik. Pemberian kapsul vitamin A diberikan setahun dua kali, sejak anak berusia enam bulan. Kapsul merah dosis
100.000 IU diberikan untuk bayi umur 6-11 bulan dan kapsul biru dosis 200.000 IU untuk anak umur 12-59 bulan.
5.1.4 Status Gizi Balita
Hasil analisis pengaruh antara status gizi balita terhadap kejadian pneumonia diperoleh hasil uji statistik menjelaskan tidak ada pengaruh dengan p value=0,769.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pamungkas 2012 yang menyatakan terdapat pengaruh yang bermakna antara status gizi terhadap
kejadian pneumonia pada balita p value= 0,031. Balita yang menderita pneumonia 1,3 kali kemungkinan dengan status gizi kurang dibandingkan dengan balita yang
tidak menderita pneumonia. Penelitian lain oleh Susi 2011 menjelaskan ada pengaruh yang bermakna
antara status gizi balita kurang terhadap kejadian pneumonia p value=0,000 dan balita yang menderita pneumonia 6,52 kali kemungkinan memiliki status gizi kurang
dibanding balita yang tidak menderita pneumonia. Dengan hasil uji multivariat variabel status gizi menunjukkan adanya pengaruh yang bermakna antara status gizi
terhadap kejadian pneumonia pada balita. Penelitian yang dilakukan oleh Sunyataningkamto, dkk 2004 didapatkan bahwa anak-anak dengan pneumonia 2,6
kali kemungkinan dengan gizi buruk dibanding dengan anak yang tidak menderita
penumonia. Penelitian oleh Sjenileila Boer 2002 menjelaskan bahwa status gizi mempunyai pengaruh yang bermakna terhadap kejadian pneumonia dengan p value =
0,001. Status gizi buruk terjadi apabila tubuh memperoleh asupan gizi yang tidak
cukup sehingga tidak dapat digunakan oleh tubuh untuk pertumbuhan fisik, perkembangan otak dan kecerdasan, produktivitas kerja serta daya tahan tubuh
terhadap infeksi secara optimal. Penyebab pneumonia, baik bakteri maupun virus akan lebih mudah menyerang tubuh manusia bila daya tahan tubuh orang tersebut
lemah. Gizi sangat diperlukan bagi anak usia balita, terutama sangat penting untuk proses perkembangan berbagai system dalam tubuh. Didapatkan bahwa hampir
semua mekanisme pertahanan tubuh untuk mencegah semua bakteri infeksius tergantung oleh gizi yang terpenuhi. Semakin buruk gizi, maka mekanisme
pertahanan tubuh akan terganggu sehingga risiko terkena penyakit semakin tinggi Soetjiningsih, 2005. Pneumonia akan lazim jika mekanisme pertahanan saluran
pernafasan tidak begitu efisien. Menurut Perkett 2007, bahwa ketika balita sel-sel yang berfungsi sebagai pertahanan yang terdapat di saluran pernafasan, seperti sel
epitel bersilia dan sel goblet sedang berkembang. Bila ternyata balita tersebut menderita defisiensi gizi, maka proteksi terhadap virus dan bakteri akan berkurang.
5.1.5 ASI Eksklusif