Berat Badan Lahir Riwayat Asma

Eksklusif selama 4 sampai 6 bulan berisiko lebih besar untuk terkena pneumonia daripada mereka yang sepenuhnya disusui selama 6 bulan penuh. Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian oleh Pamungkas 2012, bahwa tidak ada pengaruh yang bermakna secara statistik antara pemberian ASI Eksklusif terhadap kejadian pneumonia p value=0,877. Air susu ibu diketahui memiliki zat yang unik dan bersifat anti infeksi. ASI juga memberikan proteksi pasif bagi tubuh balita untuk menghadapi pathogen yang masuk kedalam tubuh. Pemberian ASI eksklusif terutama pada bulan pertama kehidupan bayi dapat mengurangi insiden dan keparahan penyakit infeksi. Bayi dibawah usia enam bulan yang tidak diberi ASI Eksklusif 5 kali berisiko menderita kematian akibat pneumonia dibanding bayi yang mendapat ASI Eksklusif untuk enam bulan pertama kehidupan UNICEF-WHO,2006.

5.1.6 Berat Badan Lahir

Hasil analisis pengaruh antara berat badan lahir terhadap kejadian pneumonia diperoleh hasil uji statistik menjelaskan ada pengaruh bermakna dengan nilai OR=4,135 95CI:1,592-10,739 dimana balita yang menderita pneumonia kemungkinan 4,135 kali memiliki berat badan lahir rendah dibanding balita yang tidak menderita pneumonia. Pada hasil analisis multivariat diperoleh ada pengaruh yang bermakna antara berat badan lahir terhadap kejadian pneumonia pada balita p value 0,006. Hasil penelitian ini sejalan dengan Pamungkas 2012, mendapatkan balita yang menderita pneumonia lebih besar pada balita yang berat badan lahirnya rendah dibandingkan dengan yang normal. Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Susi 2011, yang mendapatkan tidak ada pengaruh yang bermakna antara berat badan lahir terhadap kejadian pneumonia p value=0,68 dan balita yang menderita pneumonia 1,38 kali kemungkinan dengan berat lahir rendah dibanding balita yang tidak menderita pneumonia. Hasil penelitian ini juga tidak sesuai oleh penelitian Herman 2002 dimana balita yang pneumonia 1,9 kali kemungkinan memiliki berat badan lahir rendah dibandingkan dengan balita yang tidak menderita pneumonia namun efek tersebut secara statistik tidak bermakna, yang ditunjukkan dengan nilai p=0,175. WHO menyatakan bahwa bayi dengan berat badan lahir rendah mempunyai risiko kematian yang lebih besar dibandingkan dengan bayi berat lahir normal, karena pembentukan antibodi yang belum sempurna menyebabkan balita mudah terkena penyakit infeksi yaitu pneumonia.

5.1.7 Riwayat Asma

Hasil analisis pengaruh antara riwayat asma terhadap kejadian pneumonia diperoleh hasil uji statistik menjelaskan ada pengaruh bermakna dengan nilai OR=6,914 95CI:3,059-15,628 dimana balita yang menderita pneumonia kemungkinan 6,914 kali memiliki riwayat asma dibanding balita yang tidak menderita pneumonia. Hasil analisis multivariat menunjukkan ada pengaruh yang bermakna antara riwayat asma terhadap kejadian pneumonia p value 0,007. Hasil penelitian ini sesuai oleh Sunyataningkamto, dkk 2004 yang menjelaskan bahwa anak-anak yang menderita pneumonia memiliki kemungkinan 4,8 kali dengan riwayat mengi dibandingkan dengan anak yang tidak menderita pneumonia. Namun hasil penelitian ini tidak sejalan dengan Susi 2011 dimana hasil uji statistik menunjukkan tidak ada pengaruh antara riwayat asma balita terhadap kejadian pneumonia p value =0,366. Hasil analisis multivariat menunjukkan tidak ada pengaruh bermakna terhadap kejadian pneumonia. Anak-anak dengan riwayat mengi memiliki risiko saluran pernafasan yang cacat, integritas lender dan sel bersilia terganggu dan penurunan humoralimunitas seluler lokal maupun sistemik sehingga berisiko terkena pneumonia. Balita dengan asma akan menderita peningkatan risiko terkena radang paru-paru sebagai komplikasi dari influenza. Bayi dan anak-anak kurang dari lima tahun berisiko lebih tinggi menderita pneumonia sebagai komplikasi dari influenza saat dirawat di rumah sakit Dawood,2010.

5.2 Pengaruh antara Faktor Lingkungan terhadap Kejadian Pneumonia pada Balita di RSU Kabanjahe