Variabel dan Definisi Operasional

3.4. Metode Pengumpulan data

3.4.1. Jenis Data

Data dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. 1 Data primer diperoleh dari responden secara langsung melalui wawancara serta berpedoman pada kuesioner yang telah disusun. 2 Data Sekunder diperoleh melalui pencatatan dari Rekam Medis Rumah Sakit Umum Kabanjahe Kabupaten Karo.

3.4.2. Pengumpulan Data

Data primer dikumpulkan melalui wawancara secara langsung kepada responden di Rumah Sakit Umum Kabanjahe Kabupaten Karo dengan menggunakan kuesioner yang telah disusun. Pengumpulan data sekunder didasarkan pada pencatatan oleh peneliti tentang profil Kesehatan Kabupaten Karo dan profil RSU Kabanjahe.

3.5. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel Dependen

Pneumonia balita adalah keadaan kesehatan anak yang berusia 0-59 bulan yang didiagnosa oleh dokter Balita Tidak Pneumonia adalah keadaan kesehatan anak yang berusia 0-59 bulan yang didiagnosa tidak pneumonia oleh dokter.

2. Variabel Independen

Faktor Balita terdiri dari: a. Status imunisasi campak adalah pengalaman imunisasi campak dari balita 9-59 bulan yang diperoleh dari KMS atau wawancara dengan responden. b. Status Imunisasi DPT adalah pengalaman imunisasi DPT dari balita yang diperoleh dari KMS atau wawancara dengan responden. c. Status pemberian vitamin A adalah pengalaman pemberian vitamin A dari balita 0-59 bulan yang diperoleh dari KMS atau wawancara dengan responden d. Status gizi balita adalah keadaan gizi balita yang ditentukan berdasarkan indeks berat badan per umur balita dalam bulan yang diukur dengan menggunakan standar Indonesia sesuai WHO-NCHS e. ASI Eksklusif adalah ada atau tidaknya pemberian Air Susu Ibu saja tanpa tambahan makanan apapun kepada balita selama minimal 6 bulan f. Berat badan lahir adalah berat badan balita pada saat lahir g. Riwayat Asma adalah riwayat balita menderita penyakit asmamengibengek Faktor Lingkungan terdiri dari: a. Pendidikan ibu adalah pencapaian jenjang sekolah tertinggi ibu balita yang diselesaikan. Yang dibagi menjadi: SLTP ke bawah dan SLTA ke atas a. Jenis pekerjaan ibu adalah pekerjaan yang menggunakan waktu terbanyak responden atau pekerjaan yang memberikan penghasilan terbesar sesuai pengakuan, yang dibagi menjadi: Tidak bekerja apabila ibu sebagai ibu rumah tangga atau sekolah. Bekerja apabila ibu bekerja sebagai PNS TNI Polri BUMN Swasta,Wiraswasta Pedagang Pelayanan Jasa Petani Nelayan Buruh. b. Sosial ekonomi adalah pengeluaran per kapita yaitu jumlah uang yang dikeluarkan dalam rumah tanggakapitabulan, dibagi menjadi: Kriteria Gakin Kuintil 1 pengeluaran Rp. 160.000kapitabulan dan Kuintil 2 Rp. 219.000kapitabulan, sedangkan Non Gakin Kuintil 3 Rp. 272.000kapitabulan, Kuintil 4 Rp. 344.000kapitabulan, Kuintil 5 Rp 550.000kapitabulan. Faktor Perilaku terdiri dari: a. Kebiasaan merokok anggota keluarga adalah ada tidaknya anggota keluarga yang merokok yang tinggal serumah dengan balita Faktor Pelayanan Kesehatan terdiri dari a. Pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah ada tidaknya tindakan orang tua membawa balita ke pelayanan kesehatan sebelum balita dibawa berobat ke rumah sakit.

3.6. Metode Pengukuran

Aspek pengukuran dalam penelitian ini berdasarkan pada jawaban responden terhadap pertanyaan yang telah disediakan. Pengukuran variabel independen dan dependen dapat kita lihat pada tabel 3.2 berikut ini: Tabel 3.2. Metode Pengukuran Variabel Independen dan Dependen Variabel Cara Ukur Alat Ukur Kategori Skala Ukur Dependen Pneumonia pada balita Balita bukan pneumonia Kasus pneumonia balita yang sedang berobat ke Rumah Sakit Umum Kabanjahe dibuktikan melalui diagnosa oleh dokter Kasus bukan pneumonia yang sedang berobat ke rumah sakit dibuktikan melalui diagnosa oleh dokter Rekam Medis 1 = Pneumonia 2 = Tidak pneumonia Nominal Independen 1. Umur 2. Jenis kelamin Wawancara Wawancara Kuesioner Kuesioner 1 = 12 bulan 2 = 12-36 bulan 3 = 37 – 59 bulan 1 = laki-laki 2 = perempuan Ordinal Nominal 3. Status imunisasi campak Wawancara atau Melihat Kartu KMS Kuesioner 1 = tidak, apabila balita belumtidak diimunisasi campak 2 = ya, apabila balita sudah imunisasi campak Ordinal 4. Status imunisasi DPT 5. Status pemberian Vit. A 6. Status gizi balita 7. ASI Eksklusif Wawancara atau Melihat Kartu KMS Wawancara Penimbangan dan transformasi data Wawancara Kuesioner Kuesioner Kuesioner Kuesioner 1 = tidak, apabila balita belumtidak diimunisasi 2 = ya, apabila balita sudah imunisasi DPT 1 = tidak apabila balita belumtidak diberi Vit A 2 = ya apabila balita sudah diberi Vit. A 1 = Gizi kurang BBU terletak pada -2 SD 2 = Gizi baik BBU terletak pada -2SD 1 = tidak, balita belumtidak pernah diberiASI atau diberi kurang 6 bulan 2 = ya apabila diberi ASI min 6 bln Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Tabel 3.2. Lanjutan Variabel Cara Ukur Alat Ukur Kategori Skala Ukur Tabel 3.2. Lanjutan Variabel Cara Ukur Alat Ukur Kategori Skala Ukur 8. Berat badan lahir 9. Riwayat Asma 10. Pendidikan Ibu 11. Pekerjaan ibu 12. Sosial Ekonomi 13. Kebiasaan merokok anggota keluarga 14. Pemanfaata n pelayanan kesehatan Wawancara Wawancara Wawancara Wawancara Wawancara Wawancara Wawancara Kuesioner Kuesioner Kuesioner Kuesioner Kuesioner Kuesioner Kuesioner 1 = Rendah BBL 2500 gram 2 = Normal BBL 2500 gram 1 = ada 2 = Tidak Ada 1 = SLTP ke bawah 2 = SLTA ke atas 1 = Tidak Bekerja 2 = Bekerja 1 = Gakin 2 = Non Gakin 1 = Ada 2 = Tidak ada 1 = tidak menggunakan pelayanan kesehatan 2= menggunakan pelayanan kesehatan Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal Ordinal

3.7. Metode Analisis Data

1. Analisis univariat, yaitu analisis yang menggambarkan secara tunggal variabel- variabel dependen kejadian pneumonia balita dan independen faktor risiko balita status imunisasi campak, imunisasi DPT, status pemberian vitamin A, status gizi balita, pemberian ASI Eksklusif, berat badan lahir, riwayat asma, faktor lingkungan pendidikan ibu, pekerjaan ibu, sosial ekonomi, faktor perilaku kebiasaan merokok anggota keluarga dan faktor pemanfaatan pelayanan kesehatan dalam bentuk distribusi frekuensi. 2. Analisis bivariat, yaitu analisis yang digunakan untuk melihat ada tidaknya pengaruh kejadian pneumonia pada balita dengan faktor risiko balita status imunisasi campak, imunisasi DPT, status pemberian vitamin A, status gizi balita, pemberian ASI Eksklusif, berat badan lahir, riwayat asma, faktor lingkungan pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pencemaran udara dalam rumah, kepadatan hunian, sosial ekonomi, faktor perilaku kebiasaan merokok anggota keluarga dan faktor pemanfaatan pelayanan kesehatan. Untuk uji kemaknaan digunakan uji Chi-Square. Bila hasil perhitingan statistik nilai p0,05 artinya hasil perhitungan tersebut bermakna ada pengaruh yang signifikan antara variabel satu dengan variabel lainnya. Selanjutnya dilakukan perhitungan terhadap odds ratio OR, dengan Interval Kepercayaan Confident Interval = CI 95. Odds ratio yang dimaksud dalam penelitian ini adalah ratio odds ratio antara kelompok kasus dan kelompok kontrol. Sudigdo, 2006. Perhitungan OR dapat dilakukan dengan rumus dan melalui tabel 2 x 2 sebagai berikut: Tabel 3.3 Dasar Perhitungan Studi Kasus Kontrol Faktor Risiko Kasus Kontrol Total + a b a+b _ c d c+d a+c b+d a+b+c+d Keterangan: Odds kelompok kasus : aa+c : ca+c Odds kelompok kontrol : bb+d : db+d Odds Rasio : adbc Hasil uji kemaknaan yang mempunyai P value0,05 dengan analisis odds ratio OR dan CI tidak melintasi 1, variabel bebas tersebut dapat dipertimbangkan untuk dimasukkan dalam uji multivariat. Dalam penelitian ini juga akan dihitung Population Attributable Risk PAR, yaitu untuk mengetahui proporsi balita penderita pneumonia yang dapat dicegah apabila faktor risiko dihilangkan, dengan menggunakan rumus: PAR = � �−1 � �−1+1 dimana p = proporsi populasi terpajan [bb+d] r= odds ratio 3. Analisis multivariat yaitu untuk mengetahui pengaruh seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat perlu dilakukan analisa multivariat dengan regresi logistik ganda. Tujuan utama analisis adalah untuk menilai secara bersamaan kaitan beberapa faktor risiko dengan suatu variabel terikat. Sehingga dapat diketahui variabel mana yang lebih besar pengaruhnya terhadap kejadian pneumonia pada balita. Uji regresi logistik ganda dilakukan melalui beberapa tahapan sampai didapat nilai p0,05 pada setiap variabel yang berpengaruh terhadap pneumonia.

BAB 4 HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Rumah Sakit Umum Kabanjahe Kabupaten Karo

Rumah Sakit Umum RSU Kabanjahe terletak di tengah Kota Kabanjahe yang merupakan ibukota Kabupaten Karo dan merupakan unit pelayanan kesehatan yang didirikan oleh pemerintah Hindia-Belanda pada tahun 1921 dengan nama Bataks Institute. Pada tahun 1923 RSU ini diserahkan kepada Nederlands Zending Genotschap, selanjutnya pada tahun 1945 sesudah proklamasi kemerdekaan diserahkan kepada pemerintah dan pengelolaannya oleh pemerintah daerah Kabupaten Karo. Adapun visi RSU Kabanjahe adalah “ Terwujudnya Rumah Sakit Sebagai Pusat Rujukan yang Bermutu, Profesional, dan Terjangkau dalam Rangka Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat di Kabupaten Karo ”. Misi yang dilakukan untuk mencapai visi tersebut adalah: 1. Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Yang bermutu dan Profesional 2. Meningkatkan Sumber Daya Manusia SDM 3. Meningkatkan Sarana dan Prasarana 4. Mengupayakan kesejahteraan semua pihak yang berperan dalam upaya Pelayanan kesehatan. Lokasi RSU Kabanjahe sangat strategis karena berada pada jalan lintas menuju ke Medan, ibukota Provinsi Sumatera Utara. Terletak di jalan lintas dari berbagai daerah di sekitar Kabupaten Karo seperti Sidikalang Kabupaten Dairi, 50