yang dekat dengan sarana kesehatan mempunyai efek perlindungan yang lebih tinggi dibandingkan dengan balita yang jauh dari sarana kesehatan.
2.5 Klasifikasi dan Diagnosis Pneumonia
2.5.1 Klasifikasi Pneumonia Berdasarkan Klinis dan Epidemiologi
Klasifikasi pneumonia berdasarkan klinis dan epidemiologi dapat dibedakan menjadi 3 kategori yaitu:
1. Community Acquired Pneumonia CAP atau pneumonia komunitas yaitu
pneumonia yang terjadi infeksi diluar rumah sakit, seperti rumah jompo, home care Schmidt, 2007.
2. Hospital Acquired Pneumonia HAP atau pneumonia nosokomial yaitu
pneumonia yang terjadi lebih 48 jam atau lebih setelah penderita dirawat di rumah sakit baik di ruang perawatan umum maupun di ICU tetapi tidak
sedang menggunakan ventilator. Hampir 1 dari penderita yang dirawat di rumah sakit mendapatkan pneumonia selama dalam perawatan dan
sepertiganya mungkin akan meninggal Fein, dkk, 2006 3.
Ventilator Associated Pneumonia VAP yaitu, pneumonia yang terjadi setelah 48-72 jam intubasi tracheal atau menggunakan ventilasi mekanik di
ICU Torres, S. Ewig, 2011.
2.5.2 Pembagian Kuman Penyebab Pneumonia
Beberapa kuman penyebab terjadinya pneumonia dapat dibagi menjadi: 1.
Pneumonia bacterialtipikal adalah pneumonia yang dapat terjadi pada semua usia. Beberapa kuman mempunyai tendensi menyerang seseorang yang peka,
misalnya klebsiela pada penderita alkoholik dan staphylococcus pada penderita pasca infeksi influenza.
2. Pneumonia atipikal adalah pneumonia yang disebabkan oleh mycoplasma,
legionella dan Chlamydia 3.
Pneumonia virus 4.
Pneumonia jamur adalah pneumonia yang sering merupakan infeksi sekunder, terutama pada penderita dengan daya tahan tubuh lemah
immunocompromised Kriteria yang digunakan dalam tata laksana penderita ISPA adalah balita
dengan gejala batuk dan atau kesukaran bernafas.
2.5.3 Pola Tatalaksana Pneumonia Menurut Depkes RI 2000
Pola tata laksana ini dapat dibagi menjadi 4 bagian yaitu: 1.
Pemeriksaan 2.
Penentuan ada tidaknya tanda bahaya 3.
Penentuan klasifikasi penyakit 4.
Pengobatan
2.5.4. Klasifikasi Pneumonia Berdasarkan Ditjen PP dan PL 2005