2.2.3 Efek biologi MSG
Normalnya MSG yang berlebihan tidak dapat melewati sawar darah otak, tetapi terdapat beberapa bagian di dalam otak yang tidak dilindungi oleh sawar
darah otak seperti hypothalamus, batang otak, kelenjar hipofisis dan testosterone Gold, 1995, sehingga pemberian MSG secara subkutan pada mencit baru lahir
dapat menimbulkan nekrosis neuron yang bersifat akut pada otak termasuk hypothalamus yang ketika dewasa akan mengalami hambatan perkembangan
tulang rangka, timbul gejala seperti kebas pada leher belakang menjalar di kedua lengan dan punggung, perasaan lemah dan jantung berdebar-debar Stegink et al.,
1981, sakit kepala, rasa terbakar, tekanan pada wajah dan nyeri dada Schaumburg et al., 1969. Kumpulan gejala tersebut dikenal dengan istilah
Chinese restaurant syndrome yang umumnya timbul setelah mengkonsumsi masakan Cina yang banyak mengandung MSG Kenney, 1986.
Penelitian terhadap tikus dengan makanan standarnya ditambah MSG 100 grkgBBhari, setelah 45 hari memperlihatkan adanya disfungsi metabolik berupa
peningkatan kadar glukosa darah, trigliserol, insulin, dan leptin. Keadaan tersebut disebabkan stres oksidatif berupa peningkatan kadar hiperoksidasi lipid dan
penurunan bahan-bahan anti-oksidan, tetapi hal tersebut dapat dicegah dengan menambahkan serat pada makanannya Diniz et al., 2005. Penelitian yang
dilakukan dengan pemberian MSG 4 mggrBB secara subkutan selama 10 hari pertama kelahiran dan pada hari ke-25 memperlihatkan peroksidasi lipid dapat
meningkat secara bermakna. Keadaan stres oksidatif juga dijumpai setelah pemberian MSG sebanyak 4 mggrBB pada tikus ditandai dengan peningkatan
Universitas Sumatera Utara
pembentukan malondialdehyde MDA pada hati, ginjal, dan otak Farombi dan Onyme, 2006.
Penelitian terhadap tikus Sprague-Dawley baru lahir yang mengalami lesi pada nucleus arcuatus setelah penyuntikan MSG 4 mgkgBB secara subkutan
pada hari ke-1, 3, 5, 7, dan 9, selanjutnya 10 minggu kemudian memperlihatkan adanya plak arteriosklerotik pada permukaan lumen dinding aorta, degenerasi
endothelium, inti endothelium mengalami oedema, adanya vesikel dengan berbagai ukuran pada jaringan subendotelium serta sel otot polos mengalami
migrasi dari tunika media ke tunika intima melalui interna elastika yang robek. Juga disertai peningkatan kadar kolestrol total, low density lipoprotein LDL,
kadar nitrit oxide berkurang, sedangkan kadar high density lipoprotein HDL tidak berubah Xiao-hong et al., 2007.
Marwa dan Manal 2011 melaporkan, ada dua mekanisme asam glutamat dalam menginduksi kematian sel, yaitu melalui jalur eksositotoksik dan oksidatif.
Mekanisme eksositotoksik melibatkan peningkatan aktivasi reseptor glutamat, yaitu N-metil-D-Aspartat NMDA pada membran sel yang memicu peningkatan
masuknya influx Ca
2 +
ke dalam sel, sedangkan jalur oksidatif ditandai dengan penurunan kadar glutation sebagai akibat produksi radikal bebas secara
berlebihan. Kondisi ini berdampak pada kerusakan mitokondria sehingga produksi ATP menjadi terhenti, yang mengakibatkan terjadi aktivasi kaspase yang
menginduksi apoptosis disertai pelepasan enzim ALT ke dalam serum Madesh dan Hajnoczky, 2001.
Universitas Sumatera Utara
2.2.4 Ajinomoto