− Hasil perkalian antara intensitas tampilan warna coklat dengan luas
tampilan pewarnaan imunohistokimia yang diberi skor:
0 = tampilan negatif 1 - 3 = tampilan lemah
4 - 6 = tampilan sedang 7 - 9 = tampilan kuat
3.8 Etika Penelitian
Penggunaan dan penanganan hewan di laboratorium penelitian dilakukan sesuai dengan aturan etika penelitian hewan yang diatur dalam deklarasi Helsinki
dan telah diperoleh “Ethical clearance” dari komite etik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam MIPA Universitas Sumatera Utara. Medan.
3.9 Bahan dan Alat Penelitian
Bahan -bahan yang dibutuhkan dalam penelitian
a. Pericarp bagian dalam kulit manggis telah dideterminasi di Herbarium
Medanense MEDA jurusan biologi Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam MIPA Universitas Sumatera Utara, dan diekstrakkan
di Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara. Hewan coba mencit jantan strain DDW umur 8-12 minggu dan berat badan 25-30gr, berasal
dari Fakultas Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam MIPA Universitas Sumatera Utara.
b. Pakan standar mencit berupa pellet produksi PT. Chaevron Pokphan
Medan dicampur jagung halus dengan perbandingan 2 : 1.
Universitas Sumatera Utara
c. Reagensia untuk pengukuran kadar enzim ALT alanin transaminase
Reagent A Enzim reagent Tris buffer, pH 7.15 137.5 mmoll, L-Alanine 700 mmolL, LDH 1650 UL, NaN
3
0.1. Reagent B substrat 2- Oxoglutarate 82.5 mmolL, NADH 1.0 mmolL, NaN
3
0,1. d.
Reagensia untuk pengukuran kadar enzim AST aspartate transaminase: Reagent A Enzim reagent Tris buffer, pH 7.8 110 mmoll, L-Aspartate
325 mmoll, LDH 810 UI, MDH 810 UL, NaN
3
0,1 . Reagent B Substrat 2-Oxoglutarate 65 mmolL, NADH 1.0 mmolL, NaN
3
0.1.
Peralatan yang dibutuhkan dalam penelitian • Kandang mencit dan perlengkapannya
• Jarum gavage untuk cekok tikus, timbangan, sekam padi.
• Seperangkat alat pengukuran kadar AST dan ALT yaitu: pipet 20-200 µL,
pipet 100-1000µL, cup serum, tabung ependorf, dan sentrifuse.
• Seperangkat alat pemeriksaan makroskopis dan pemeriksaan dengan
tekhnik imunohistokomia • Timbangan tikus, gelas arloji, spuit 1 ml, bak bedah dan dissecting set,
• Cawan petri, batang pengaduk, handscoen, masker, kertas milli. • Mikroskop binokuler dengan merek Olympus CX21
3.10
Pelaksanaan penelitian 3.10.1 Persiapan dan pemeliharaan hewan mencit
Mencit dipelihara dalam kandang plastik ukuran 30 x 20 x 10cm dengan anyaman kawat sebagai penutup, dasar kandang dilapisi sekam padi setebal 0,5-
Universitas Sumatera Utara
1cm dan diganti setiap tiga hari, ditempatkan dalam ruangan yang memiliki ventilasi dan mendapat cahaya matahari secara tidak langsung. Kandang tempat
makan dan minum mencit dibersihkan setidaknya tiga kali dalam seminggu. Sebelum perlakuan, mencit diaklimatisasi selama seminggu. Pemberian makan
dan minum dilakukan setiap hari secara ad libitum. Pakan yang diberikan berupa pellet c-0,5 produksi PT.Chaevron Pokphan Medan dan aquades. Cahaya ruangan,
kelembaban ruangan dan suhu berada pada kisaran alamiah. Sampel yang terdiri dari 20 ekor mencit dibagi secara acak dalam 4 kelompok, masing-masing
kelompok 5 ekor. Tiap kelompok diberi kode kelompok I, II, III, dan IV. Perlakuan diberikan sesuai dengan kelompok. Pakan diberikan setelah
perlakuan dilakukan berupa pellet yang dicampur jagung halus dengan perbandingan 2 : 1 diberikan secara ad libitum setiap pagi hari jam ± 10.00-11.00
WIB sebanyak 0,5-0,7 grharimencit serta air minum dari ledeng PAM, Perusahaan Air Minum
3.10.2 Prosedur pembedahan hewan mencit
Prosedur pembedahan dilakukan melalui tahap persiapan, pembedahan dan sanitasi. Pada tahap persiapan, disiapkan pot yang sudah diberi label sesuai
dengan nomor perlakuan mencit yang akan dilakukan pembedahan. Pot organ diisi dengan formalin buffer 10 untuk menyimpan organ. Disiapkan spuit insulin 1
ml yang sudah diberi label. Disiapkan peralatan bedah seperti gunting bedah, pinset, gelas arloji, cawan petri, papan bedah, pins, beker glas. Tahap
pembedahan, mencit dibunuh secara neck dislocation. Mencit diposisikan pada papan bedah menggunakan pins. Dibedah mulai dari bagian perut menggunakan
Universitas Sumatera Utara
gunting bengkok. Darah langsung diambil dari jantung, masukkan kedalam tempat penyimpanan berisikan es sebelum dibawa ke laboratorium dan organ hati
diambil, dibersihkan dari kotoran yang menempel, dicuci dengan menggunakan NaCl 0,9 sampai bersih. Secara makroskopik, ditimbang berat dan ukuran hati
mencit dan selanjutnya diamati perubahan warna, konsistensi dan permukaan pada hati, dimasukkan kedalam pot berisi formalin buffer 10. Tahap sanitasi
dilakukan dengan cara memasukkan sisa organ mencit yang tidak terpakai dalam kantong plastik yang akan dibuang. Tempat kerja sisa melakukan pembedahan
dibersihkan dan semua peralatan bedah yang terpakai dibersihkan. 3.10.3 Pembuatan Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kulit buah manggis, yang diperoleh dari desa pantai Gemi, Stabat, dari kebun penduduk desa. Kulit
buah dibersihkan dari pengotor lalu dicuci hingga bersih, dikupas kulit buah terluar dan ditimbang. Diperoleh berat basah sebesar 10 kg. Selanjutnya kulit buah
tersebut dikeringkan selama 7 hari dalam lemari pengering dengan temperatur ±
40
o
C sampai kulit buah kering, didapat berat kering 2454,7 gr. Simplisia yang telah kering di blender menjadi serbuk lalu dimasukkan ke dalam wadah plastik
bertutup dan di simpan pada suhu kamar. Kemudian serbuk ditimbang, maka diperoleh berat kering sebesar 2262,8 gr.
Serbuk simplisia yang telah kering tadi kemudian dimasukkan ke dalam bejana tertutup sebanyak 2262,8 gr dan kemudian dibasahi dengan etanol 96,
sampai semua serbuk terendam, biarkan selama lima hari sambil diaduk 3-4 kali sehari. Setelah itu massa dipindahkan ke dalam corong dan disaring dengan
Universitas Sumatera Utara
menggunakan kertas penyaring. Hasil penyaringan yang diperoleh dipekatkan dengan alat rotary evaporator. Kemudian dikeringkan selama lebih kurang 24 jam
dan diperoleh ekstrak kental sebanyak 700 gr yang telah siap digunakan.
3.10.4 Prosedur pemeriksaan kadar enzim Alanin Transferase ALT dan
enzim Aspartate Transaminase AST
Sampel darah mencit yang diambil langsung dari jantung dimasukkan ke dalam tempat penyimpanan spuit, yang telah dibilas dengan cairan heparin untuk
mencegah pembekuan, kemudian: a.
Spuit yang berisi sampel darah mencit di terima dan diberi “pelabelan” b.
Sampel berlabel dari spuit dipindahkan ke tabung cuvet c.
Sampel disentrifuse dengan kecepatan 3000 rpm selama 10-15 menit untuk pemisahan serum dengan supernatant kedalam tabung ependrof.
d. Dilakukan pengukuran terhadap kadar enzim ALT dan AST dengan
menggunakan alat dimention clinical system
3.10.5 Prosedur pembuatan preparat histologi hati mencit
Sampel jaringan hati mencit diambil dan dicuci dengan NaCl fisiologis, kemudian difiksasi dengan larutan formalin buffer 10 0,1 molL phospat buffer
saline pH 7, selama 6-48 jam. Kemudian dilakukan dehidrasi dengan menggunakan alkohol 70, 80, 96, dan alkohol absolut masing-masing 1 jam
untuk pengeluaran air dari jaringan tersebut. Clearing atau penjernihan menggunakan xylol 1, 2 dan 3 selama 15 menit setelah itu dilakukan Impregnasi
penyusupan parafin dengan parafin cair 1 dan 2 suhu 60-70
o
C masing-masing
Universitas Sumatera Utara
selama 2 jam. Embedding parafinisasi yaitu pembuatan blok parafin dengan cara penanaman jaringan dalam kaset dan didinginkan, kemudian dilakukan proses
sectioning pemotongan, dengan menggunakan mikrotom setebal 5 µm dan selanjutnya dimasukkan ke dalam wadah penampung atau waterbath. Kemudian
dilanjutkan dengan proses mounting dengan meletakkan sediaan di atas objek gelas dan diolesi dengan glyserin. Proses terakhir adalah staining atau pewarnaan
dengan hematoksilin eosin, tutup objek gelas dengan menggunakan deck glass dan entelan, kemudian diamati di bawah mikroskop cahaya dengan pembesaran
mulai dari 40x, 100x dan 400x.
Prosedur pewarnaan Hematoxylin Eosin
Blok sediaan preparat yang telah diparafinisasi dicelupkan kedalam cairan xylol yang 1 dan xylol II, serta ke dalam alkohol 100, alkohol 95, dan alkohol
70, masing-masing selama 5 menit. Kemudian slide preparat dicuci dibawah air mengalir selama 3 menit. Dilanjutkan dengan perendaman slide preparat ke dalam
larutan haematoksilin selama 5 menit. Cuci di bawah air mengalir selama 5 menit dan dilanjutkan ke dalam rendaman eosin selama 2-3 menit. Cuci kembali dengan
air mengalir. Lalu dehidrasi dengan alkohol 80 dan alkohol 96 masing-masing selama 1 menit. Setelah itu dicelupkan kedalam larutan xylol 1, xylol II, xylol III
masing-masing selama 1 menit, kemudian keringkan, teteskan cairan etelyne dan tutup dengan deck glass, slide preparat siap dinilai dan diamati di bawah
mikroskop cahaya Olympus dengan pembesaran mulai dari 40x, 100x dan 400x.
Universitas Sumatera Utara
Prosedur pewarnaan Imunohistokimia
Dilakukan deparafinisasi slide memakai 3 larutan Xylol 1,2 dan 3 masing-
masing selama 5 menit, kemudian dilakukan proses rehidrasi untuk menghilangkan sisa xylol dengan menggunakan larutan alkohol absolut, alkohol
96, alkohol 80, dan alkohol 70 masing-masing selama 4 menit, kemudian dicuci dibawah air mengalir selama 5 menit. Masukkan slide ke dalam mesin
pengering merk PT. Link Dako Epitope Retrieval, kemudian diatur set up Preheat 65
o
C, running time 98
o
C selama 15 menit, tunggu sampai ± 1 jam, setelah slide kering, dengan menggunakan spidol pap pen, preparat yang ada di slide dilingkari
agar pada saat penetesan antibodi atau cairan lainnya tidak keluar melewati batas lingkaran pap pen tadi. Segera masukkan slide kedalam larutan Tris Buffered
Saline TBS pH 7,4 selama 5 menit, kemudian dilakukan blocking dengan peroxidase, selama 5-10 menit, kemudian kembali dicuci dalam larutan Tris
Buffered Saline TBS pH 7,4 selama 5 menit blocking kembali dengan Normal horse serum NSH 3, selama 15 menit, cuci dalam larutan Tris Buffered Saline
TBS pH 7,4 selama 5 menit. Setelah itu barulah diinkubasi dengan antibodi TNF-
α NBP1-67821 pAb, dengan besar unit 0.05 mg, masing-masing selama 1 jam. Cuci kembali kedalam larutan Tris Buffered Saline TBS pH 7,4 atau Tween
20 selama 5 menit, kemudian simpan kedalam rak slide dengan merk Dako Real Envision RabbitMouse selama 30 menit. Setelah itu slide kembali dicuci dalam
larutan Tris Buffered Saline TBS pH 7,4 atau Tween 20 selama 5-10 menit. Kemudian slide ditetesi dengan kromogen Diamino Benzidin DAB + Substrat
Chromogen solution dengan pengenceran 20µL DAB : 1000 µL substrat dapat
Universitas Sumatera Utara
bertahan 5 hari di suhu 2-8
o
C setelah di-mix selama 5 menit, di cuci kembali dengan air mengalir dan dilakukan pewarnaan dengan Hematoksilin masing-
masing selama 10 menit. Cuci di bawah air mengalir selama 5 menit, celupkan slide preparat kedalam lithium carbonat 5 dalam aqua selama 2 menit, cuci
dengan air mengalir dan kembali dilakukan proses pengeringan cairan sebelumnya dengan proses dehidrasi menggunakan alkohol 80, alkohol 96, alkohol
Absolut masing-masing selama 5 menit, kemudian clearing dengan larutan Xylol 1, Xylol 2, Xylol 3 masing-masing selama 5 menit, kemudian mounting dan tutup
slide preparat dengan cover glass, dan preparat siap dilihat atau dinilai.
3.11 Analisis Data
Semua data dipresentasikan dalam bentuk rata-rata simpang baku rata- rata ± SD. Dilakukan uji normalitas dan homogenitas data. Jika data berdistribusi
normal dan homogen dilakukan uji ANOVA. Bila terdapat perbedaan nyata dilanjutkan dengan uji Post Hoc analisa Benferroni taraf 5 untuk melihat
perbedaan antara kelompok kontrol dari masing-masing perlakuan. Jika distribusi data tidak normal dan tidak homogen dilakukan transformasi data. Kemudian diuji
lagi normalitas dan homogenitas data. Apabila masih tidak normal distribusinya dan data tidak homogen maka dilanjutkan dengan uji Mann Whitney untuk
membandingkan antara dua kelompok perlakuan kontrol vs perlakuan. Pada kelompok data lebih dari dua kelompok maka dilakukan uji Friedman. Analisis
data dilakukan dengan menggunakan sistem komputerisasi. Dalam penelitian ini, hanya rata-rata perbedaan p
≤ 0.05 yang dianggap bermakna signifikan.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapatkan hasil pemeriksaan AST, ALT, kerusakan hati makroskopis, nekrosis sentrilobular dan
tampilan TNF- α dengan pewarnaan imunohistokimia.
4.1.1 Hasil pemeriksaan kadar Serum Aspartate Transaminase AST
Pada gambar 4.1 dapat dilihat hasil pengukuran data AST setelah perlakuan pemberian MSG dan ekstrak etanol kulit manggis.
Gambar 4.1 Kadar Serum Aspartate Transaminase AST mencit Mus musculus L.. Huruf kecil menunjukkan perbedaan pada masing-masing
kelompok perlakuan P0 s.d. P3 adalah berbeda secara bermakna
a,b
p0,05. P0 = kontrol, P1 = MSG, P2 = MSG + Ekstrak etanol kulit manggis, P3 = MSG + Vitamin E.
Kadar serum AST yang tertinggi terdapat pada kelompok P1 yang hanya mendapatkan MSG selama 21 hari 491,60 ± 141,58 mgdL, sedangkan kadar
serum AST terendah terdapat pada kelompok P3 172,20 ± 32,75 mgdL yang
a b
a a
Universitas Sumatera Utara