Morfologi kerusakan hati Hati

Ketidakseimbangan sitokin berperan dalam patogenesis dari patogen penyakit infeksi yang berbeda dan penyakit inflamasi. TNF bersama sitokin lainnya, mempunyai peran utama di dalam proses ini Jimena Cuenca, 2001 dan Ifor, 2008.

2.4.5 Morfologi kerusakan hati

Perubahan struktur terjadi pada kerusakan hati dapat berupa: 1. Inflamasi hepatitis, yaitu jejas pada hati karena masuknya sel radang akut atau kronik. Reaksi granuloma dapat dicetuskan oleh organisme benda asing, atau obat-obatan akibat langsung toksin; serta 2. Degenerasi dan penimbunan intraseluler. Sel adalah unit terkecil yang menunjukkan semua sifat dari sebuah kehidupan. Aktifitasnya memerlukan energi dari luar untuk proses pertumbuhan, perbaikan dan reproduksi. Ketika sel mengalami stres fisiologis atau rangsangan patologis, sel bisa beradaptasi mencapai kondisi baru dan mempertahankan kelangsungan hidup. Namun bila kemampuan adaptif sel berlebihan, sel akan mengalami jejas. Dalam batas tertentu bersifat reversibel dan kembali ke kondisi semula. Stres yang berat atau menetap menyebabkan jejas ireversibel dan menyebabkan kematian sel Cotran et al., 2003. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.10 Skema gambaran sel normal Robbins et al., 2007. Dengan kerusakan sel yang terus menerus, menyebabkan jejas yang ireversibel, sel tidak dapat kembali ke kondisi semula dan menyebabkan kematian. Ada dua jenis kematian sel yaitu, nekrosis dan apoptosis dimana keduanya berbeda dalam morfologi, mekanisme, fisiologi dan kaitannya dengan penyakit. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.11 Sel nekrosis dan apoptosis Robbins et al., 2007. Penyebab dari kerusakan sel bisa disebabkan karena adanya trauma fisik yang mengakibatkan kerusakan gen tunggal dapat menyebabkan kerusakan enzim sebagai dasar dari suatu penyakit metabolik tertentu. Penyebab kerusakan sel dapat di kategorikan sebagai berikut: deprivasi oksigen, infeksi, reaksi imun, defek genetik, ketidakseimbangan nutrisi, obat-obatan dan bahan kimia. Respon seluler terhadap rangsangan tergantung pada jenis cedera, durasi, dan beratnya. Dengan demikian, racun dosis rendah atau durasi iskemia yang singkat dapat menyebabkan jejas sel reversibel, sedangkan dosis toksin yang lebih besar atau interval iskemia yang lebih panjang dapat menyebabkan jejas sel ireversibel dan menyebabkan kematian Robbins et al., 2007. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.12 Jejas sel ireversibel dan reversibel Robbins et al., 2007. 2.5 Radikal Bebas Radikal bebas adalah atom atau molekul yang memiliki elektron tidak berpasangan pada lapisan luarnya. Radikal bebas dapat merusak semua bagian sel induk. Radikal bebas juga menggangu produksi normal Deoxi Nuclei Acid DNA, merusak lipid pada membran sel lapisan lipid pada dinding sel, mempengaruhi pembuluh darah, dan memproduksi prostasiklin. Bagian dari radikal bebas yang terpenting dalam tubuh adalah radikal bebas derivat oksigen yang disebut kelompok oksigen reaktif Reactive Oxygen SpeciesROS, termasuk di dalamnya adalah triplet 3O 2 , singlet 1 O 2 , anion superoksida O 2 - , radikal hidroksil OH, peroksinitrit ONOO-, asam hipoklorit HOCl, hydrogen peroksida H 2 O 2 , radikal alkoxyl RO-, peroksida lipid LOOH, dan radikal peroksil ROO- Marks, 2000; Arief, 2009. Reactive oxygen species ROS dapat bereaksi dan dapat menyebabkan kerusakan pada banyak molekul di dalam sel termasuk dalam sel hati, tempat Universitas Sumatera Utara dimana semua zat toksik di metabolisme Devlin, 2002. Reactive oxygen species ROS selain dapat merusak membran sel juga merusak komponen intrasel termasuk asam nukleat, protein, dan lemak. DNA mitokondria tidak tahan terhadap serangan radikal bebas sehingga membran mitokondria rusak. Peroksidasi lipid selanjutnya mengubah DNA mitokondria dan mengganggu kestabilan membran sel, propagasi siklus stres oksidatif secara besar-besaran yang diikuti dengan peradangan. Peningkatan level oksidatif digambarkan dengan megamitokondria dan steatohepatitis non-alkoholik Day, 2004. Menurut Mohssen 2001, radikal bebas dapat menyebabkan stres oksidatif yang ditandai dengan kerusakan membran sel dan protein, termasuk enzim, akibat gangguan pada permeabilitas membran dan fungsi membran itu sendiri. Peningkatan radikal bebas akibat zat toksik akan mengaktifkan tumor necrosis factor TNF- α yang berperan terhadap nekrosis dan inflamasi hati. Radikal bebas terbentuk dari proses metabolik dalam tubuh ataupun dari sumber luar yang lain seperti melalui reaksi enzimatik dan non-enzimatik. Terbentuknya radikal bebas melalui reaksi enzimatik melibatkan rantai respirasi dalam proses fagositosis, sintesis prostaglandin dan sistem sitokrom p450 enzim yang berfungsi sebagai katalis oksidator pada lintasan metabolisme steroid, asam lemak, obat, racun dan karsinogen, sedangkan radikal bebas yang diproduksi secara reaksi non-enzimatik melibatkan proses radiasi ionisasi yaitu apabila tubuh terpapar dengan sumber radiasi, kerusakan dapat terjadi pada jaringan yang mengandung lebih banyak oksigen sehingga akan terbentuk radikal bebas. Oleh karena radikal bebas tidak mempunyai pasangan elektron, maka radikal bebas Universitas Sumatera Utara tersebut akan bebas didalam tubuh dan berusaha untuk mencapai kestabilan dengan menyerang molekul yang terdekat untuk mencari pasangan elektron sehingga akan merusak bentuk molekul tersebut. Akibat dari aktivitas radikal bebas ini maka sel-sel makromolekul seperti protein, karbohidrat, lemak dan asam nukleat akan hancur Barawijaya, 2006.

2.6 Kerangka Konsep

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia X Mangostana L.) Terhadap Nilai Spf Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenson Dan Oktil Metoksisinamat

4 100 106

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Hitung Leukosit dan diferensiasi Leukosit Tikus (Rattus noevegicus L.) Jantan Setelah Dipapari Kebisingan

0 58 58

Pengaruh Pemberian Ekstrak N-Heksan Buah Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) Terhadap Gambaran Histologis Limpa Mencit (Mus musculus L.) Strain DDW

1 107 58

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana.L) Terhadap Perubahan Makroskopis, Mikroskopis dan Tampilan Immunohistokimia Antioksidan Copper Zinc Superoxide Dismutase (Cu Zn SOD) Pada Ginjal Mencit Jantan (Mus Musculus.L) Stra

3 48 107

Pengaruh Pemberian Ekstrak N-Heksan Buah Andaliman (Zanthoxylum acanthopodium DC.) Terhadap Perkembangan Struktur Kraniofacial Fetus Mencit (Mus musculus L.) Strain DDW

2 104 74

Pengaruh Pemberian Monosodium Glutamate Terhadap Histologi Endometrium Mencit (Mus Musculus L)

6 78 96

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Fungsi Hati, Jumlah Eritrosit dan Kadar Hemoglobin Tikus (Rattus norvegicus) yang Dipapari dengan Karbon Tetraklorida (CCl4)

3 53 59

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA.L) TERHADAP PERUBAHAN MAKROSKOPIS, MIKROSKOPIS PADA GINJAL MENCIT JANTAN (MUS MUSCULUS.L) STRAIN DDW YANG DI PAPARI MONOSODIUM GLUTAMATE (MSG) DIBANDINGKAN DENGAN VITAMIN E.

0 2 12

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL KULIT MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA L) TERHADAP PERUBAHAN KADAR ENZIM ALT, AST HATI MENCIT JANTAN (MUS MUSCULUS L) STRAIN DDW SETELAH DIBERI MONOSODIUM GLUTAMATE (MSG) DIBANDINGKAN DENGAN VITAMIN E.

0 4 12

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL KULIT MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA L) TERHADAP PERUBAHAN MAKROSKOPIK HATI MENCIT JANTAN (MUS MUSCULUS L) STRAIN DDW SETELAH DIBERI MONOSODIUM GLUTAMATE (MSG)

0 0 8