Gambar 2.1. Garcinia Mangostana L Budidaya pertanian, 2010.
Menurut Raffi Paramawati, salah satu obat herbal yang mempunyai sifat anti-inflamasi yang tinggi adalah manggis, yang terdapat di bagian kulitnya dan
dapat dikonsumsi dengan cara diminum seperti teh atau dibuat jus Sitiatava, 2011.
2.1.2 Kandungan kimia ekstrak kulit manggis
Xanthones adalah senyawa organik dengan rumus molekul C
13
H
8
O
2
. Strukturnya berbentuk cincin segi enam dengan ikatan karbon. Xanthones juga
digunakan dalam penyusunan xanthydrol, yang digunakan dalam penentuan kadar urea dalam darah, anti-kanker, pengendalian diabetes, dan mencegah oksidasi
kolesterol darah Low Density Lipoprotein LDL serta mengurangi kerusakan jaringan dari radikal bebas dalam peradangan. Sampai saat ini, telah dikenal
terdapat lebih dari 40 unsur xanthones dalam buah manggis yang berperan sebagai anti-oksidan Jung et al., 2006.
Universitas Sumatera Utara
Xanthones merupakan bahan kimia alami yang tergolong dalam senyawa polyhenolic. Kulit manggis mengandung bahan: 3-
isomangostein, α-mangostin, garcinone A, garcinone B. garcinone C, garcinone D, garcinone E, maclurin dan
mangostenol Paramawati., 2010. Xanthones atau 9H-xanthen-9 Dibenzo- γ-
pirone merupakan salah satu bahan dasar dari oksigenheterocycles yang perannya penting di dalam kimia obat Pinto, 2005.
Ho et al. 2002 menyatakan bahwa senyawa xanthones yang diisolasi dari kulit buah manggis dan paling aktif didalam farmakologi adalah garcinone E yang
memiliki efek yang paling toksik terhadap sel di dalam proses karsinogenesis, seperti keganasan pada organ hati, lambung dan paru. Kemudian Jung et al.
2006, berhasil mengidentifikasi kandungan ekstrak xanthones yang terlarut di dalam diklorometana, berupa dua xanthones yang sudah teroksidasi yaitu 8-
hidroksikudraksanton G, dan mangostingon7-metoksi-23-metil-2-butenil-8-3- metil-2-okso-3-butenil-1,3,6 trihidroksiksanton dan 12 xanthones lainnya yaitu:
1. Kudraksanton G, 8-deoksigartanin; 2. Garsimangostin; 3. Garsinon; 4. Garsinon-E; 5. Gartanin; 8. 1-isomangostin; 9. Alfamangostin; 10.
Gamma-mangostin; 11. Mangostinon smeathxanthon A; dan 12. Tovofillin A. Akhir-akhir ini, tanaman obat telah dikenal diberbagai Negara industri di
seluruh dunia dan telah dikembangkan secara pesat dari pengobatan rumah dan ramuan menjadi produk farmasi. Kurangnya penstandaran dan pengendalian mutu
untuk tanaman obat ini sampai saat ini masih menjadi masalah, dan masih dibutuhkan penentuan fitokimia produk herbal yang bertujuan untuk memastikan
kehandalan farmakologis dan kemungkinan efek samping yang ditimbulkan oleh
Universitas Sumatera Utara
senyawa aktif, serta untuk meningkatkan kualitas kontrol produk Liang et al., 2004.
High Performance Liquid Chromathography HPLC merupakan salah satu metode pengontrolan kualitas produk untuk menganalisis obat-obatan herbal
yang bersifat akurat, tepat dan tidak dibatasi oleh stabilitas senyawa lainnya Jandera et al., 2005; Holcapek et al., 2005; Klejdus et al., 2007; Hellstrom dan
Mattila, 2008; dan Lee et al., 2008 Struktur kimia dari kandungan ekstrak kulit manggis terdapat pada
gambar berikut di bawah ini Gambar 2.2.
Gambar 2.2. Struktur kimia Garcinia Mangostana Linn Jung et al., 2006.
Salah satu fungsi utama xanthone sebagai anti-oksidan adalah dapat mencegah dan penanganan terhadap kanker yang mematikan Sitiavata, 2011.
Xanthones merupakan senyawa polifenol alami yang terdapat di dalam tanaman, dan telah di sintesis secara luas dan memiliki efek anti-oksidan Mahabusarakam
et al., 2000; dan Chang et al., 1994.
Universitas Sumatera Utara
2.2 Monosodium Glutamate