1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai berikut. a. Bagi peneliti
1. Menambah wawasan peneliti tentang pelaksanaan model pembelajaran PQ4R berbantuan kartu masalah.
2. Mengidentifikasi kelemahan penyebab terhambatnya kemampuan berpikir kreatif peserta didik.
3. Mengetahui dan memahami bagaimana kemampuan berpikir kreatif peserta didik ketika diterapkan model pembelajaran PQ4R berbantuan kartu
masalah. b. Bagi guru
1. Membantu tugas guru dalam meningkatkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik selama proses pembelajaran di kelas secara efektif dan efisien.
2. Memberikan masukan bagi guru, yaitu cara untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif peserta didik.
3. Mempermudah guru dalam melaksanakan pembelajaran. c. Bagi peserta didik
1. Membantu peserta didik untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif yang dipelajari.
2. Membangun kemampuan secara mandiri. 3. Meningkatkan motivasi dan daya tarik peserta didik terhadap mata pelajaran
matematika.
d. Bagi sekolah 1. Membantu memperlancar proses belajar mengajar.
2. Memberikan masukan terkait model pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum untuk meningkatkan kemampuan berpikir kreatif.
1.5 Batasan Istilah
Untuk menghindari adanya penafsiran yang berbeda serta mewujudkan pandangan dan pengertian yang berhubungan dengan judul skripsi yang penulis
ajukan, maka perlu ditegaskan istilah-istilah sebagai berikut.
1.5.1 Model Pembelajaran PQ4R
PQ4R dikembangkan oleh Thomas dan Robinson pada tahun 1972. PQ4R merupakan kependekan dari Preview, Question, Read, Reflect, Recite, dan Review.
PQ4R merupakan bagian dari model-model pembelajaran inovatif berorientasi pada teori konstruktivisme.
Pembelajaran dengan model PQ4R dilaksanakan dalam pembagian kelompok diskusi. Penggunaan metode diskusi pada penerapan PQ4R menurut
Septyarini 2015 dapat menjadikan suasana kelas menjadi lebih hidup dan kesimpulan hasil diskusi mudah dipahami peserta didik karena mengikuti proses
berpikir sebelum sampai pada kesimpulan. Langkah-langkah model pembelajaran PQ4R yaitu 1 Preview, langkah ini dimaksudkan agar peserta didik membaca
selintas dengan cepat sebelum mulai membaca bahan bacaan peserta didik yang memuat tentang materi yang diajarkan; 2 Question, mengajukan pertanyaan-
pertanyaan kepada diri sendiri untuk setiap bab yang ada pada bahan bacaan peserta didik; 3 Read, membaca secara aktif untuk mencari jawaban atas dasar
pertanyaan-pertanyaan yang telah tersusun; 4 Reflect, pada langkah ini, peserta didik tidak hanya cukup mengingat atau menghafal, tetapi cobalah untuk
memahami informasi yang dibaca melalui diskusi secara berkelompok; 5 Recite, peserta didik menjawab pertanyaan yang telah disusun sebelumnya, peserta didik
dapat berdiskusi dengan temannya agar dapat saling bertukar pikiran mengenai bahan bacaan yang telah dibaca dan mempresentasikan hasil diskusi; 6 Review,
peserta didik diminta untuk membaca catatan singkat intisari bahan bacaan yang telah dibuat peserta didik, mengulang kembali seluruh isi bacaan bila perlu dan
sekali lagi jawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan.
1.5.2 Keefektifan Implementasi Model Pembelajaran PQ4R berbantuan Kartu Masalah
Keefektifan implementasi model pembelajaran Preview, Question, Read, Reflect, Recite, Review PQ4R berbantuan kartu masalah menggunakan indikator
sebagai berikut. a. implementasi model pembelajaran PQ4R berbantuan kartu masalah terhadap
kemampuan berpikir kreatif peserta didik tuntas berdasarkan kriteria ketuntasan yang ditetapkan secara klasikal,
b. model pembelajaran PQ4R berbantuan kartu masalah kelas eksperimen lebih baik daripada model ekpositori kelas kontrol,
c. terdapat peningkatan kemampuan berpikir kreatif antara sebelum dan sesudah memperoleh model pembelajaran PQ4R berbantuan kartu masalah.
1.5.3 Kemampuan Berpikir Kreatif
Pada penelitian ini, kemampuan berpikir kreatif dapat ditunjukkan peserta didik mampu memberikan beberapa alternatif jawaban pada soal terbuka yang
diberikan. Indikator kemampuan berpikir kreatif meliputi 1 kelancaran, 2 keluwesan, 3 keaslian, dan 4 elaborasi. Kemampuan berpikir kreatif
diketahui melalui indikator ketuntasan berdasarkan kriteria ketuntasan berpikir kreatif yang telah ditetapkan peneliti dan diukur dengan menggunakan indikator
Tingkat Kemampuan Berpikir Kreatif TKBK.
1.5.4 Kualitas Pembelajaran
Kualitas pembelajaran dapat diukur melalui tiga strategi pembelajaran, yakni 1 strategi pengorganisasian pembelajaran; 2 strategi penyampaian
pembelajaran; dan 3 strategi pengelolaan pembelajaran Uno, 2014. Kualitas pembelajaran dikatakan baik apabila pada aspek persiapan strategi
pengorganisasian pembelajaran,
pelaksanaan strategi
penyampaian pembelajaran dan evaluasi strategi pengelolaan pembelajaran minimal
memenuhi kriteria baik.
1.6. Sistematika Penulisan Skripsi
Secara garis besar, skripsi ini terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir.
a. Bagian Awal Bagian awal terdiri dari halaman judul, halaman persetujuan, halaman
pengesahan, motto dan persembahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar lampiran, dan daftar tabel.
b. Bagian Isi Bagian isi skripsi terdiri dari lima bab yaitu sebagai berikut.
Bab I : pendahuluan, berisi latar belakang masalah, permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, dan sistematika
penulisan skripsi. Bab II : landasan teori dan hipotesis, berisi landasan teori, kerangka berpikir,
dan hipotesis. Bab III : metode penelitian, berisi metode penentuan objek penelitian, metode
pengumpulan data, analisis uji coba instrumen, penentuan instrumen, dan metode analisis data.
Bab IV: hasil penelitian dan pembahasan, berisi hasil penelitian dan pembahasan.
Bab V : penutup, berisi simpulan dan saran dalam penelitian. c. Bagian Akhir
Bagian akhir skripsi, berisi daftar pustaka dan lampiran – lampiran.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
Teori-teori yang mendukung dalam penelitian ini sebagai berikut.
2.1.1 Teori Belajar 2.1.1.1 Teori Vygotsky
Teori Vygotsky mempunyai pandangan bahwa pengetahuan itu dipengaruhi situasi dan bersifat kolaboratif
Rifa’i, 2011. Teori Vygotsky mengartikan bahwa pengetahuan didistribusikan diantara orang dan lingkungan
yang mencakup obyek, alat, buku, dan komunitas tempat orang berinteraksi dengan orang lain sehingga dapat dikatakan fungsi kognitif berasal dari situasi
sosial. Vygotsky beranggapan bahwa pengetahuan tidak diperoleh anak secara mandiri
melainkan mendapat
bantuan dari
lingkungannya. Vygotsky
mengemukakan beberapa ide tentang Zone of Proximal Development ZPD. ZPD adalah serangkaian tugas yang terlalu sulit dikuasai anak secara mandiri, tetapi
dapat dipelajari dengan bantuan orang dewasa atau anak yang lebih mampu Rifa’i, 2011. Bantuan yang diberikan dari orang dewasa yang lebih ahli kepada
peserta didik dikenal dengan istilah scaffolding. Melalui scaffolding ini, orang yang lebih ahli guru akan memberikan tugas dan bimbingan sesuai dengan
kemampuan anak peserta didik secara bertahap. Bantuan tersebut dapat berupa petunjuk, peringatan, dorongan, menguraikan masalah ke dalam langkah-langkah
12