Model Pembelajaran PQ4R

Model pembelajaran adalah suatu tindakan pembelajaran dengan mengikuti pola atau langkah-langkah pembelajaran tertentu sintaks yang harus diterapkan guru agar kompetensi atau tujuan belajar yang diharapkan akan tercapai dengan cepat, efektif, dan efisien Suyitno, 2011. Setiap model pembelajaran mengarahkan para guru merancang pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Setiap model pembelajaran juga memiliki tahap-tahap sintaks yang harus dilakukan oleh peserta didik dengan bimbingan guru. Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi perancang pengajar dan para guru dalam melaksanakan pembelajaran. Trianto 2014 mengemukakan bahwa model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus antara lain: 1 rasional teoritis logis yang disusun oleh pencipta atau pengembangannya, 2 landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana peserta didik belajar atau tujuan pembelajaran yang akan dicapai, 3 tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan berhasil, dan 4 lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat dicapai.

2.1.3 Model Pembelajaran PQ4R

PQ4R merupakan bagian dari model-model pembelajaran inovatif berorientasi pada teori kontruktivisme. Teori pembelajaran konstruktivisme merupakan teori pembelajaran kognitif yang memiliki konsep peserta didik harus menemukan sendiri dan mentrnsformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu sudah tidak sesuai lagi Trianto, 2007: 26. Pembelajaran dengan model PQ4R dilaksanakan dalam pembagian kelompok diskusi. Penggunaan metode diskusi pada penerapan PQ4R menurut Septyarini 2015 dapat menjadikan suasana kelas menjadi lebih hidup dan kesimpulan hasil diskusi mudah dipahami peserta didik karena mengikuti proses berpikir sebelum sampai pada kesimpulan. Langkah-langkah model pembelajaran PQ4R sebagai berikut. a Preview, langkah ini dimaksudkan agar peserta didik membaca selintas dengan cepat sebelum mulai membaca bahan bacaan peserta didik yang memuat tentang materi yang diajarkan. b Question, mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada diri sendiri untuk setiap bab yang ada pada bahan bacaan peserta didik. c Read, membaca secara aktif untuk mencari jawaban atas dasar pertanyaan- pertanyaan yang telah tersusun. d Reflect, pada langkah ini, peserta didik tidak hanya cukup mengingat atau menghafal, tetapi cobalah untuk memahami informasi yang dibaca melalui diskusi kelompok. e Recite, peserta didik menjawab pertanyaan yang telah disusun sebelumnya, peserta didik dapat berdiskusi dengan temannya agar dapat saling bertukar pikiran mengenai bahan bacaan yang telah dibaca dan mempresentasikan hasil diskusi. f Review, peserta didik diminta untuk membaca catatan singkat intisari bahan bacaan yang telah dibuat peserta didik, mengulang kembali seluruh isi bacaan bila perlu dan sekali lagi jawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Jika langkah-langkah pada PQ4R ini dikaitkan dengan pembelajaran, maka dapat disimpulkan bahwa melalui langkah preview dan question peserta didik akan meninjau dan menghubungkan antara pengalaman dan pengetahuan yang mereka telah miliki dengan topik yang mereka sedang pelajari. Pada langkah read dan reflect peserta didik akan berusaha untuk mempelajari dan memahami topik yang dibahas sehingga memperoleh pengetahuan baru dan memformulasikan pengetahuan itu untuk dirinya sendiri melalui diskusi kelompok. Selanjutnya pada langkah recite, pengetahuan yang telah terbentuk perlu dimantapkan kembali melalui suatu latihan sehingga pengetahuan tersebut menjadi permanen dalam ingatan peserta didik dan mempresentasikan hasil diskusi. Disadari bahwa setiap peserta didik memiliki perbedaan dan keterbatasan, baik pengalaman, pengetahuan awal, dan kecepatan belajar sehingga hal ini berdampak pada kecepatan pemahaman dan penguasaan materi ajar. Sehubungan dengan itu, setiap peserta didik diberi kesempatan untuk mereview topik yang telah dipelajari tahap review. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa penggunaan model PQ4R sangat mendukung implementasi dalam pembelajaran matematika. Kelebihan model PQ4R sebagai berikut. 1 Sangat tepat digunakan untuk pengajaran pengetahuan yang bersifat deklaratif. 2 Dapat membantu peserta didik yang daya ingatannya lemah untuk menghafal konsep-konsep pelajaran. 3 Mampu membantu peserta didik dalam meningkatkan keterampilan proses bertanya dan mengomunikasikan pengetahuannya. 4 Cocok untuk kelas besar dan kecil. 5 Mudah digunakan ketika peserta didik harus mempelajari materi yang bersifat menguji pengetahuan kognitif. 6 Cocok untuk memulai pembelajaran sehingga peserta didik akan terfokus perhatiannya pada istilah dan konsep yang akan dikembangkan dan yang berhubungan dengan mata pelajaran untuk kemudian dikembangkan menjadi konsep atau bagan pemikiran yang lebih ringkas. 7 Memungkinkan peserta didik belajar lebih aktif. Sedangkan kekurangan model PQ4R antara lain: 1 tidak tepat diterapkan pada pengajaran pengetahuan yang bersifat prosedural, 2 tidak efektif dilaksanakan pada kelas dengan jumlah peserta didik yang telalu besar, 3 tidak bisa digunakan pada setiap materi pelajaran, 4 memerlukan waktu yang panjang, dan 5 menuntut para guru untuk lebih menguasai materi lebih luas lagi dari standar yang telah ditetapkan.

2.1.4 Kemampuan Berpikir Kreatif

Dokumen yang terkait

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA KELAS VIII PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL VAK BERBANTUAN POHON MATEMATIS

5 39 662

PEMBELAJARAN MODEL TABA BERBANTUAN GSP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS VII MATERI SEGIEMPAT

3 47 516

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREATE, AND SHARE (SSCS) BERBANTUAN KARTU MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA KELAS VIII

0 40 387

KEEFEKTIFAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN CRH BERBANTUAN KARTU MASALAH DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN DISPOSISI MATEMATIK SISWA SMP KELAS VII

0 11 367

PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DALAM PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN OPEN ENDED PROBLEM DAN PEMBELAJARAN LANGSUNG DI KELAS VIII SMP.

0 5 45

Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Berpikir Kritis Matematis Siswa Kelas VIII melalui Pembelajaran Berbasis Masalah.

0 1 8

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN AUTOGRAPH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP :Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMPN 16 Bandung:.

3 14 52

PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PBL BERBANTUAN WEB UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH DAN BERPIKIR KREATIF SISWA TENTANG LINGKUNGAN.

0 0 30

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MATEMATIS SISWA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN PROGRAM CABRI 3D.

0 0 48

Peningkatan kemampuan pemecahan masalah, berpikir kreatif dan self-confidence siswa melalui model pembelajaran berbasis masalah

2 6 16