Daya beda Uji Homogenitas

t 2 = varians total, n = banyaknya butir soal. Kriteria pengujian reliabilitas soal tes yaitu jika r r tabel , maka item tes reliabel. Harga r 11 yang diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan product momen. Dalam penelitian ini, agar lebih tepat dibuat batasan berdasarkan Arikunto 2013 sebagai berikut. Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas Reliabilitas Keterangan Sangat tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat rendah

c. Daya beda

Daya pembeda adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan peserta didik yang pandai berkemampuan tinggi dengan peserta didik yang kurang pandai berkemampuan rendah. Menurut Arikunto 2013, soal dikatakan baik apabila daya pembeda soal semakin besar. Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi D. Rumus yang digunakan untuk menentukan indeks diskriminan pada butir soal uraian adalah � � keterangan: D = daya beda soal, JA = banyaknya peserta didik kelompok atas, JB = banyaknya peserta didik kelompok bawah, BA = total nilai pada butir soal dari peserta didik kelompok atas, 11 BB = total nilai pada butir soal dari peserta didik kelompok bawah, PA = proporsi jawaban benar dari peserta didik kelompok atas, PB = proporsi jawaban benar dari peserta didik kelompok bawah. Klasifikasi daya beda D menurut Arikunto 2013 sebagai berikut. 0,00 - 0,20 : daya beda jelek. 0,21 - 0,40 : daya beda cukup. 0,41 - 0,70 : daya beda baik. 0,71 - 1,00 : daya beda baik sekali. Apabila nilai D negatif maka soal termasuk kriteria yang tidak baik. Jadi semua butir soal yang mempunyai nilai D negatif sebaiknya dibuang saja.

d. Tingkat kesukaran soal

Ditinjau dari segi tingkat kesukaran, soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah juga tidak terlalu sukar Arikunto, 2013. Bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal tersebut antara 0,00 sampai dengan 1,00. Indeks kesukaran ini menunjukkan tingkat kesukaran soal. Rumus untuk menghitung tingkat kesukaran soal adalah � � � � � � � � � �� � � � � Klasifikasi indeks kesukaran soal menurut Arikunto 2013 sebagai berikut. 1 Soal dengan TK = 0,00 sampai 0,30 adalah soal sukar 2 Soal dengan TK = 0,31 sampai 0,70 adalah soal sedang 3 Soal dengan TK = 0,71 sampai 1,00 adalah soal mudah

3.7.3 Analisis Data Akhir

Setelah semua perlakuan berakhir kemudian diberi tes. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran kemudian dianalisis untuk mengetahui apakah hasilnya sesuai dengan hipotesis yang diharapkan. a. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui data akhir kelas sampel berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas akan berpengaruh terhadap uji hipotesis yang digunakan, statistik parametrik atau statistik non parametrik. Adapun rumus yang digunakan adalah rumus Chi-Kuadrat. Hipotesis yang digunakan sebagai berikut. H : data akhir sampel berdistribusi normal. H 1 : data akhir sampel berdistribusi tidak normal. Langkah-langkah pengujian maupun rumus yang digunakan sama dengan langkah-langkah maupun rumus yang digunakan pada uji normalitas data awal. Kriteria pengujian, jika � � , maka data akhir sampel berdistribusi normal. Selain menggunakan perhitungan manual, peneliti juga berbantuan SPSS untuk menghitung uji normalitas. Langkah-langkah pengujian normalitas berbantuan SPSS adalah sebagai berikut. 1. Klik menu Analyze - Descriptive Statistics - Explore..., kemudian masukkan variabel pertama ke kotak Dependent List dan variabel kedua ke kotak Factor List .

2. Klik Plots dan berikan centang pada Normality plots with tests kemudian klik Continue

. 3. klik OK. Kriteria pengujian normalitas berbantuan SPSS adalah apabila sig 5, maka diterima yang artinya berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki varians yang sama atau tidak, jika kedua kelompok mempunyai varians yang sama maka dikatakan kedua kelompok homogen. Hipotesisnya sebagai berikut. : varians homogen. : varians tidak homogen. Adapun rumus yang digunakan menurut Sudjana 2005: 250 sebagai berikut. Kriteria pengujiannya adalah � diterima jika dengan taraf nyata 5, � , dan � . Selain menggunakan perhitungan manual, peneliti juga berbantuan SPSS untuk menghitung uji homogenitas. Langkah-langkah pengujian homogenitas berbantuan SPSS adalah sebagai berikut.

1. klik menu Analyze – Compare Means – Independent Sample T Test,

kemudian masukkan variabel pertama kedalam kotak Test Variables dan variabel kedua di kotak Grouping Variable. 2. klik button Define Groups dan masukkan angka 1 pada Group 1 dan angka 2 pada Group 2, kemudian klik Continue. 3. klik Option dan masukkan tingkat kepercayaan yang diinginkan, dalam hal ini yang digunakan adalah tingkat kepercayaan 95, selanjutnya klik Continue.

4. klik OK.

Kriteria pengujian homogenitas berbantuan SPSS adalah apabila sig 5, maka diterima yang artinya varian sama homogen.

c. Uji Hipotesis 1

Dokumen yang terkait

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA KELAS VIII PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL VAK BERBANTUAN POHON MATEMATIS

5 39 662

PEMBELAJARAN MODEL TABA BERBANTUAN GSP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS VII MATERI SEGIEMPAT

3 47 516

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREATE, AND SHARE (SSCS) BERBANTUAN KARTU MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA KELAS VIII

0 40 387

KEEFEKTIFAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN CRH BERBANTUAN KARTU MASALAH DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN DISPOSISI MATEMATIK SISWA SMP KELAS VII

0 11 367

PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DALAM PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN OPEN ENDED PROBLEM DAN PEMBELAJARAN LANGSUNG DI KELAS VIII SMP.

0 5 45

Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Berpikir Kritis Matematis Siswa Kelas VIII melalui Pembelajaran Berbasis Masalah.

0 1 8

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN AUTOGRAPH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP :Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMPN 16 Bandung:.

3 14 52

PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PBL BERBANTUAN WEB UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH DAN BERPIKIR KREATIF SISWA TENTANG LINGKUNGAN.

0 0 30

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MATEMATIS SISWA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN PROGRAM CABRI 3D.

0 0 48

Peningkatan kemampuan pemecahan masalah, berpikir kreatif dan self-confidence siswa melalui model pembelajaran berbasis masalah

2 6 16