Metode angket lembar pengamatan Metode tes

3.5.2 Metode observasi

Sugiyono 2013: 203 mengemukakan teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan untuk penelitian yang berkaitan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam. Metode ini digunakan sebagai data pendukung penelitian untuk memperoleh data pengelolaan pembelajaran oleh guru selama pembelajaran.

3.5.3 Metode wawancara

Wawancara adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk mendapatkan jawaban dari responden dengan cara tanya-jawab sepihak Arikunto, 2013. Wawancara pada penelitian ini dilakukan secara terstruktur dan dilakukan melalui tatap muka. Metode wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data tentang kemampuan berpikir kreatif peserta didik. Langkah- langkah wawancara yaitu 1 menetapkan kepada siapa wawancara itu akan dilakukan subjek penelitian, 2 menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi bahan pembicaraan, 3 mengawali atau membuka alur wawancara, 4 melangsungkan alur wawancara, 5 mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya, 6 menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan, 7 mengidentifikasikan tindak lanjut hasil wawancara yang telah diperoleh.

3.5.4 Metode angket lembar pengamatan

Menurut Sugiyono 2013: 199, kuesioner angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Metode angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui kualitas pembelajaran dan kemampuan berpikir kreatif peserta didik terhadap model pembelajaran PQ4R berbantuan kartu masalah.

3.5.5 Metode tes

Metode tes digunakan untuk memperoleh data tentang berpikir kreatif peserta didik sebelum dan sesudah dikenai perlakuan. Sebelum dimulai pembelajaran, kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi tes awal atau pre-test untuk mengukur kondisi awal kemampuan berpikir kreatif peserta didik. Selanjutnya kelas eksperimen diberi perlakuan pembelajaran dengan model PQ4R berbantuan kartu masalah dan kelas kontrol diberi perlakuan pembelajaran dengan pembelajaran ekspositori. Setelah selesai pembelajaran, kelas eksperimen dan kelas kontrol diberi tes lagi sebagai post-test untuk mengukur kondisi akhir kemampuan berpikir kreatif peserta didik. Langkah-langkah dalam penyusunan tes sebagai berikut. 1 Menentukan tujuan mengadakan tes. 2 Mengadakan pembatasan terhadap bahan yang akan ditentukan. 3 Menentukan alokasi waktu pengerjaan soal. 4 Menentukan jumlah butir soal. 5 Membuat kisi-kisi soal tes. 6 Menulis butir soal uji coba. 7 Membuat kunci jawaban dan pedoman penskoran. 8 Mengujicobakan instrumen. 9 Menganalisis hasil uji coba yaitu validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan taraf kesukaran tiap butir soal. 10 Memilih butir soal yang memenuhi kriteria valid, reliabel, dan mempunyai daya pembeda yang signifikan. Berdasarkan uraian di atas, teknik pengumpulan data ditunjukkan pada Tabel 3.2 berikut. Tabel 3.2 Teknik Pengumpulan Data No Aspek Kemampuan Berpikir Kreatif Teknik Pengumpulan Data Metode 1 Kelancaran dokumentasi, tes, wawancara, angket kuantitatif, kualitatif 2 Keluwesan dokumentasi, tes, wawancara, angket kuantitatif, kualitatif 3 Keaslian dokumentasi, tes, wawancara, angket kuantitatif, kualitatif 4 Elaborasi dokumentasi, tes, wawancara, angket kuantitatif, kualitatif

3.6 Instrumen Penelitian

Dokumen yang terkait

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA KELAS VIII PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL VAK BERBANTUAN POHON MATEMATIS

5 39 662

PEMBELAJARAN MODEL TABA BERBANTUAN GSP UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA KELAS VII MATERI SEGIEMPAT

3 47 516

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREATE, AND SHARE (SSCS) BERBANTUAN KARTU MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA KELAS VIII

0 40 387

KEEFEKTIFAN IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN CRH BERBANTUAN KARTU MASALAH DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN DISPOSISI MATEMATIK SISWA SMP KELAS VII

0 11 367

PERBEDAAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DALAM PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN OPEN ENDED PROBLEM DAN PEMBELAJARAN LANGSUNG DI KELAS VIII SMP.

0 5 45

Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah dan Berpikir Kritis Matematis Siswa Kelas VIII melalui Pembelajaran Berbasis Masalah.

0 1 8

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN AUTOGRAPH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA SMP :Penelitian Kuasi Eksperimen terhadap Siswa Kelas VIII SMPN 16 Bandung:.

3 14 52

PEMBELAJARAN DENGAN MODEL PBL BERBANTUAN WEB UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMECAHKAN MASALAH DAN BERPIKIR KREATIF SISWA TENTANG LINGKUNGAN.

0 0 30

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN KREATIF MATEMATIS SISWA MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN PROGRAM CABRI 3D.

0 0 48

Peningkatan kemampuan pemecahan masalah, berpikir kreatif dan self-confidence siswa melalui model pembelajaran berbasis masalah

2 6 16