5 mempraktikan keterampilan, mengajukan pertanyaan, dan bahkan
mendorong siswa untuk mengajar satu sama lain. Strategi pembelajaran aktif yang paling sederhana sudah dapat memberikan
variasi pembelajaran yang membuat siswa lebih tertarik mengikuti pembelajaran. Salah satu caranya agar belajar menjadi lebih bermakna yaitu meninjau kembali
apa yang telah dipelajari. Silberman 2014: 249 menyatakan bahwa materi yang telah dibahas oleh siswa cenderung lima kali lebih melekat di dalam pikiran.
Karena pembahasan kembali memungkinkan siswa untuk memikirkan kembali informasi tersebut dan menemukan cara untuk menyimpannya dalam otak.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik menerapkan model pembelajaran yang nantinya untuk mengetahui dampak bagi aktivitas dan hasil
belajar siswa. Untuk memahami masalah tersebut, pengkajian dilakukan melalui kegiatan Penelitian Tindakan Kelas PTK khususnya dengan menerapkan model
pembelajaran Index Card Match. Judul penelitian ini yaitu “Peningkatan Hasil
Belajar Tokoh Pandhawa menggunakan Model Index Card Match pada Siswa Kelas III Sekolah Dasar Negeri 1 Sijeruk Kabupaten Kendal”.
1.2 Permasalahan
Melalui pengamatan pada proses pembelajaran di SD Negeri 1 Sijeruk khususnya kelas III, guru masih menggunakan metode konvensional serta suasana
kelas kurang kondusif. Berdasarkan data hasil wawancara guru kelas III pada materi mengapresiasikan sastra Jawa khususnya wayang kurang berhasil. Hal
tersebut terbukti dari nilai hasil belajar siswa yang rata-rata dibawah KKM serta kurangnya motivasi dan minat belajar dari siswa. Siswa mengalami kesulitan
6 dalam mengidentifikasi wayang tokoh Pandhawa seperti halnya, dalam
membedakan antar tokoh Pandhwa, menyebutkan ciri-ciri wayang tokoh Pandhawa, menyeritakan sejarah wayang tokoh Pandhawa. Siswa sering kali
masih terbolak balik antara ciri khusus Nakula dan Sadewa. Siswa juga kurang tertarik dengan cerita pewayangan karena, cerita pewayangan mereka anggap
kuno dan kurang menarik. Diperlukannya variasi dalam pembelajaran agar siswa lebih tertarik dan
termotivasi dalam proses belajar. Karena dari 27 siswa terdapat 18 siswa yang mendapat nilai di atas KKM yang telah ditentukan yakni 65. Artinya terdapat
66,7 dari keseluruhan jumlah siswa yang tuntas belajar dari materi tersebut. Sedangkan pembelajaran dikatakan berhasil apabila persentasenya 75 siswa
yang sudah tuntas belajar, namun ini hanya terdapat 66,7 dari jumlah siswa yang sudah tuntas belajar dalam materi tersebut.
1.3 Identifikasi Masalah
Berdasarkan permasalahan yang terjadi, dapat diidentifikasi beberapa masalah yang mempengaruhi aktivitas dan hasil belajar siswa SD Negeri 1 Sijeruk
kendal, Kabupaten Kendal. Permasalahan itu antara lain berasal dari faktor internal dari dalam siswa dan faktor eksternal dari luar siswa. Selain itu dalam
pembelajaran bahasa Jawa khususnya materi wayang tokoh Pandhawa siswa masih mengalami kesulitan dan hasil belajarnya rata-rata di bawah nilai
ketuntasan.
7 Faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar siswa menurut Rifa‟i dan
Anni 2011: 80 yaitu mencakup kondisi fisik, kondisi psikis dan kondisi sosial. Sedangkan siswa kelas III di SD Negeri 1 Sijeruk Kabupaten Kendal beberapa
orang siswa ada yang mengalami daya tangkap dan penguasaan materi pelajaran rendah, motivasi belajar siswa serta minat belajar siswa rendah. Siswa yang daya
tangkap dan penguasaan materi pelajaran rendah sering kali mengganggu siswa yang daya tangkap dan penguasaan materi tinggi dengan mengajak mengobrol.
Selain itu guru kurang memperhatikan siswa yang daya tangkap dan penguasaan materi pelajaran rendah, sehingga siswa tersebut membuat kegaduhan di kelas
agar diperhatikan guru. Hal tersebut sangat mengganggu bagi siswa yang tingkat daya tangkap dan penguasaan materi, motivasi belajar, dan minat belajar yang
tinggi. Faktor eksternal yang mempengaruhi belajar siswa kelas III SD Negeri 1
Sijeruk Kabupaten Kendal yaitu faktor keluarga, masyarakat, dan lingkungan tempat tinggal siswa. Dalam proses belajar dukungan dari orang tua siswa sangat
dibutuhkan, dengan begitu siswa akan sadar betapa pentingnya pendidikan bagi kehidupannya kelak. Namun dari pihak keluarga sendiri pun belum sadar akan
pentingnya pendidikan dan mengesampingkan pendidikan bagi anak-anaknya. Selain itu lingkungan tempat tinggal juga mempengaruhi kelancaran pelaksanaan
pendidikan. Keadaan ekonomi, insfrastruktur dan pendidikan rata-rata di lingkungan sekolah tidak terlalu maju dibanding dengan lingkungan perkotaan.
Hasil wawancara dengan guru kelas III SD Negeri 1 Sijeruk, dari 27 orang tua siswa sebanyak 81,48 jenjang pendidikannya masih SD sampai SMA.
8 Sisanya sebanyak 18,52 dari 27 orang tua siswa sudah mengenyam pendidikan
sampai bangku kuliah. Faktor tersebut sangat mempengarui kualitas pendidikan anak-anak. Dengan adanya hal tersebut motivasi dan dukungan yang diberikan
orang tua kepada anaknya akan rendah. Faktor eksternal lainnya yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu tidak
adanya alat peraga yang mempermudah guru dalam menyampaikan materi dan siswa dalam menangkap materi pelajaran. Selain itu metode yang digunakan guru
pun masih menggunakan metode ceramah dan penugasan saja. Hal tersebut mengakibatkan siswa kurang tertarik dengan materi yang disampaikan oleh guru.
Suasan di dalam kelas pun masih terlihat membosankan, hal tersebut ditunjukkan dengan beberapa siswa tidak hadir dalam pembelajaran tanpa alasan. Antusias
siswa pun tidak terlihat misalnya, pada saat guru mengajukan pertanyaan siswa hanya terdiam dan kurang memperhatikan guru.
1.4 Pembatas Masalah