29
12 tahun kelas tinggi siswa lebih senang bacaan yang bersifat kritis seperti tentang perjalanan, riwayat para pahlawan, dan sebagainya. Perkembangan yang terjadi pada
siswa SD dapat pula dilihat dalam perkembangan penghayatan keagamaan.
Perkembangan ini dapat dikategorikan dalam perkembangan afektif.
Berdasarkan ciri-ciri perkembangan baik kognitif, bahasa dan afektif, maka dapat dibedakan secara ringkas karakteristik antara siswa SD pada kelas rendah dan
kelas tinggi. Ciri pada siswa kelas rendah yaitu belum mandiri, belum ada rasa tanggung jawab pribadi, penilaian terhadap dunia luar masih egosentris, dan
cenderung masih berpikir fiktif. Sedangkan ciri pada siswa kelas tinggi sudah mulai mandiri, sudah ada rasa tanggung jawab pribadi, penilaian terhadap dunia luar tidak
hanya dipandang dari dirinya sendiri tetapi juga dilihat dari diri orang lain, serta sudah menunjukkan sikap yang kritis dan rasional.
2.2.5 Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guna membangkitkan siswa untuk belajar. Pembelajaran berbeda dengan pengajaran, pada proses
pengajaran guru selalu berhadapan dengan siswa, sedangkan dalam pembelajaran siswa dalam belajar tidak harus dengan guru bisa dengan media atau bahan ajar.
Pembelajaran bahasa adalah proses memberi rangsangan belajar berbahasa kepada siswa dalam upaya siswa mencapai kemampuan berbahasa Santosa, 2008: 5.18.
Bahasa sendiri merupakan salah satu alat pergaulan dan komunikasi terdiri atas
30
simbol-simbol seperti huruf-huruf yang disusun menjadi kata-kata yang mengandung arti tertentu. Kata-kata kemudian disusun menjadi kalimat-kalimat yang mempunyai
pengertian dan makna yang jelas dan lengkap, utuh dan sempurna Sutarno, 2008: 74.
Dalam pembelajaran berbahasa di sekolah dasar dimulai dari kalimat-kalimat minim, kalimat inti, kalimat sederhana, kalimat tunggal di kelas rendah kemudian
meningkat mempelajari kalimat luas, kalimat majemuk, kalimat transformasi sampai anak merangkai kalimat menjadi sebuah wacana sederhana Santosa, 2008: 5.19.
Pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia dengan baik dan
benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil kesastraan manusia seutuhnya.
Menurut peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, pembelajaran Bahasa
Indonesia di Sekolah Dasar bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan yang meliputi: 1 berkomunikasi secara efektif dan efisien secara lisan maupun secara
tertulis, 2 menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara, 3 memahami Bahasa Indonesia dan menggunakannya
dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan, 4 menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual serta kematangan emosional dan sosial,
5 menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan
31
berbahasa, 6 menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia. Sedangkan ruang lingkup pembelajaran
Bahasa Indonesia di sekolah dasar mencakup kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspek berikut: 1 mendengarkan, 2 berbicara, 3
membaca, 4 menulis.
2.2.6 Keterampilan Menyimak