23
antara lain saat siswa turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya, dan terlibat dalam pemecahan masalah. Siswa yang aktif tidak segan bertanya kepada siswa lain
atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapi, serta berusaha mencari berbagai informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah. Saat
melakukan diskusi kelompok, siswa juga mampu bekerja sama dan melaksanakan tugas kelompok sesuai petunjuk guru. Dengan selalu melatih kemampuan dirinya,
siswa aktif juga akan mampu menerapkan dan menggunakan apa yang diperolehnya untuk menyelesaikan masalah atau persoalan yang dihadapinya dalam kehidupan
sehari-hari. Berdasarkan berbagai uraian di atas, dapat disimpulkan aktivitas belajar
merupakan seluruh aktivitas siswa dalam proses belajar, mulai dari kegiatan fisik sampai kegiatan psikis. Kegiatan fisik berupa keterampilan-keterampilan dasar seperti
mengobservasi, mengklasifikasi, memprediksi, mengukur, menyimpulkan, dan mengkomunikasikan. Sedangkan kegiatan psikis berupa keterampilan terintegrasi
seperti saat melakukan diskusi kelompok, terus melatih kemampuan diri, dan menerapkan kemampuannya untuk menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan
sehari-hari.
2.2.3 Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh siswa setelah mengalami kegiatan pembelajaran. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku
24
tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh siswa. Oleh karena itu, apabila siswa mempelajari pengetahuan tentang konsep, maka perubahan perilaku yang
diperoleh ialah berupa penguasaan konsep. Dalam pembelajaran, perubahan perilaku yang harus dicapai oleh peserta didik setelah melaksanakan kegiatan belajar
dirumuskan dalam tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran merupakan deskripsi tentang perubahan perilaku yang diinginkan atau deskripsi produk yang menunjukkan
bahwa belajar telah terjadi Gerlach dan Ely, 1980 dalam Rifai 2007: 85. Hasil belajar siswa juga dapat dilihat dari tiga aspek, yakni secara kuantitatif,
institusional, dan kualitatif Syah 1997: 91-92 dalam Bundu 2006: 17. Aspek kuantitatif menekankan pada pengisian dan pengembangan kemampuan kognitif
dengan fakta-fakta yang berarti. Aspek institusional atau kelembagaan, menekankan pada ukuran seberapa baik perolehan belajar siswa yang dinyatakan dalam angka-
angka. Sedangkan aspek kualitatif, menekankan pada seberapa baik pamahaman dan penafsiran siswa terhadap lingkungan di sekitarnya sehingga dapat memecahkan
masalah yang dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari. Horward Kingsley 1957 membagi tiga macam hasil belajar, yakni
keterampilan dan kebiasaan; pengetahuan dan pengertian; serta sikap dan cita-cita. Masing-masing jenis hasil belajar dapat diisi dengan bahan yang telah ditetapkan
dalam kurikulum. Sedangkan Gagne 1973 membagi lima kategori hasil belajar, yakni informasi verbal, keterampilan intelektual, strategi kognitif, sikap, dan
keterampilan motorik. Dalam sistem pendidikan nasional, rumusan tujuan pendidikan baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil
25
belajar dari Benyamin Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, afektif, dan psikomotor Sudjana 2009: 22-23.
Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis,
dan evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah
psikomotor berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotor, yakni gerakan refleks, keterampilan gerakan
dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif. Ketiga ranah tersebut menjadi
objek penilaian hasil belajar. Di antara ketiga ranah itu, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para
siswa dalam menguasai isi bahan pembelajaran. Berdasarkan definisi dan uraian-uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar merupakan tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan
proses kognitif. Hasil belajar menunjukkan tingkat penguasaan yang dicapai oleh siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan pembelajaran
yang ditetapkan. Melalui penilaian hasil belajar dapat dilihat perubahan tingkah laku yang dapat diamati sesudah mengikuti kegiatan belajar dalam bentuk pengetahuan
dan keterampilan. Hasil belajar dapat diukur dengan angka-angka, tetapi mungkin juga hanya dapat diamati melalui perubahan tingkah laku. Oleh karena itu, hasil
26
belajar perlu dirumuskan dengan jelas sehingga dapat dievaluasi apakah tujuan yang diharapkan sudah tercapai atau belum. Misalnya melalui media audio visual siswa
dapat mengidentifikasi unsur cerita.
2.2.4 Karakteristik Siswa SD