88
Ketuntasan belajar klasikal juga terjadi peningkatan. Ketuntasan belajar klasikal dapat dilihat pada diagram 4.2.
Diagram 4.1. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I
Diagram 4.2 menunjukkan persentase siswa yang tuntas dan siswa yang tidak tuntas belajar. Siswa yang tuntas belajar yaitu 16 siswa atau 72,73 siswa. Siswa
yang tidak tuntas belajar karena mendapatkan nilai kurang dari 67 sebanyak 6 siswa atau 27,27 siswa.
4.1.1.2 Deskripsi Observasi Proses Pembelajaran
Observasi dalam proses pembalajaran meliputi observasi aktivitas belajar siswa dan aktivitas guru dari awal sampai akhir pembelajaran. Untuk mendapatkan
data mengenai aktivitas siswa, maka digunakan teknik nontes yakni melalui observasi. Aspek-aspek yang diamati meliputi: 1 siswa berdoa dan mengucapkan
salam, 2 siswa aktif menjawab pertanyaan guru pada apersepsi, 3 siswa memperhatikan penjelasan guru tentang tujuan pembelajaran, 4 siswa
memperhatikan penjelasan guru tentang materi pembelajaran, 5 kemauan siswa
72.73 27.27
Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I
Tuntas Tidak tuntas
89
berdiskusi, 6 kerjasama siswa dalam kelompok, 7 keberanian siswa dalam mengemukakan pendapattanggapan, 8 siswa menyimpulkan materi, 9
kemampuan siswa mengerjakan soal evaluasi, 10 siswa mengucapkan salam. Ringkasan hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I dapat dibaca pada tabel 4.3
sedangkan data selengkapnya dapat dibaca pada lampiran 11, 12, dan 13 Tabel 4.3. Ringkasan Data hasil Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I
No Rentang Skor
Frekuensi Jumlah Skor Persentase
Keaktifan Siswa
1 31-40 8
258 36
x
100 = 71,59
2 21-30 14
372 64 3 11-20
4 1-10 Jumlah 22
630 100
Kriteria Tinggi
Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa siswa secara klasikal mendapat skor sebanyak 630 dan persentase keaktifan siswa sebesar 71,59 dengan kriteria
tinggi. Siswa yang mendapat skor dengan rentang 31-40 yaitu sebanyak 8 dari 22 siswa atau sebesar 36 siswa. Siswa yang mendapat skor dengan rentang 21-30 yaitu
sebanyak 14 siswa atau sebesar 64 siswa. Siswa yang mendapat skor dengan rentang 11-20 yaitu sebanyak 0 siswa atau sebesar 0 siswa. Siswa yang mendapat
skor dengan rentang 1-10 yaitu sebanyak 0 siswa atau sebesar 0 siswa. Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menyimak
dongeng pada siklus I belum berhasil. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil pengamatan aktivitas belajar siswa pada siklus I belum mencapai kriteria yang ditentukan.
90
Persentase keaktifan siswa pada siklus I yakni sebesar 71,59 belum mencapai kriteria keaktifan siswa yang ditentukan yakni minimal 75.
Selain melakukan observasi terhadap aktivitas belajar siswa, observasi juga dilakukan terhadap performansi guru. Observasi aktivitas guru pada siklus I mulai
dari awal sampai akhir pembelajaran pada pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Observasi yang dilakukan difokuskan pada kompetensi guru dalam menyusun RPP,
kompetensi guru dalam melaksanakan pembelajaran dan kompetensi guru dalam kepribadian dan sosial. Ringkasan hasil observasi performansi guru pada siklus I
dapat dibaca pada tabel 4.4 sedangkan data selengkapnya dapat dibaca pada lampiran 14, 15, dan 16.
Tabel 4.4. Hasil Performansi Guru Siklus I
Pertemuan APKG Skor
Nilai Nilai Akhir
1 Kemampuan
guru dalam menyusun RPP
26 81,25
79 Kemampuan
guru dalam melaksanakan
pembelajaran 31 77,5
Kemampuan guru dalam
kepribadian dan sosial
31 77.5
2 Kemampuan
guru dalam menyusun RPP
27 84.375 83,25
Kemampuan guru dalam
melaksanakan pembelajaran
34 85 Kemampuan 31 77.5
91
guru dalam kepribadian dan
sosial
Rata-rata 13
, 81
2 25
, 83
79 =
+ Kategori AB
Berdasarkan tabel 4.4 diketahui aktivitas peneliti dari pertemuan pertama ke pertemuan kedua mengalami peningkatan 79 menjadi 83,25 dan nilai akhir
performansi guru pada siklus I adalah 81,13 dengan kategori AB. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari hasil observasi pada kemampuan guru menyusun RPP
yaitu dari 81,25 menjadi 84,375. Sedangkan pada kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran memperoleh nilai 77,5 meningkat menjadi 85. Namun
pada kompetensi kepribadian dan sosial guru baik pertemuan pertama maupun pertemuan kedua nilai yang diperoleh tetap yaitu 77,5. Hal ini dikarenakan untuk
menilai kepribadian seseorang tidak semudah yang dibayangkan. Terkadang sesuatu yang dilihat bisa saja tidak sesuai dengan karakter orang tersebut, sehingga perlu
kehati-hatian dalam melakukan penilaian terhadap kompetensi kepribadian dan sosial.
4.1.1.3 Refleksi