5 Membuat kisi-kisi soal
Soal yang dibuat disesuaikan dengan kisi-kisi soal. Hal ini bertujuan agar melihat proses di setiap indikatornya. Adapun kisi-kisi soal pemecahan
masalah dapat dilihat di lampiran 8. Intrumen tes uraian terlebih dahulu diperiksa dengan berbagai uji validitas
yang meliputi validitas logis, validitas empiris, dan analisis perangkat tes pemecahan masalah.
3.4.4.1. Validitas Isi
Menurut Arikunto 2007: 66, validitas isi bagi sebuah instrumen menunjuk suatu kondisi sebuah instrumen yang disusun berdasarkan isi materi pelajaran yang
dievaluasi, sedangkan validitas konstruksi menunjuk suatu kondisi sebuah instrumen yang disusun berdasarkan konstruksi, aspek-aspek kejiwaan yang
seharusnya dievaluasi. Validitas pada aspek ini dilaksanakan dengan membuat instrumen berdasarkan kisi-kisi soal yang telah disusun kemudian mengajukan
instrumen tersebut untuk dinilai kevalidannya kepada dua orang validator ahli. Validator dalam penelitian ini adalah kedua dosen pembimbing dan guru
matematika. Berikut validator yang telah memberi saran dan perbaikan dalam penyusunan tes pemecahan masalah.
Tabel 3.4 Daftar Nama Validator Instrumen Tes Pemecahan Masalah
No Nama Validator
Jabatan
1 Drs. Mohammad Asikin, M.Pd.
Dosen Pendidikan Matematika Unnes 2
Dra. Endang Retno Winarti, M.Pd. Dosen Pendidikan Matematika Unnes 3
Sulastri, S.Pd. Guru Matematika SMP N 22 Semarang
3.4.4.2. Analisis Perangkat Tes Uraian
Menurut Arikunto 2007: 2006, analisis perangkat tes bertujuan untuk mengadakan identifikasi soal-soal yang baik, kurang baik, dan soal yang jelek,
sehingga diperoleh informasi yang akan digunakan untuk menyempurnakan soal- soal untuk kepentingan lebih lanjut. Analisis perangkat tes dilakukan terhadap hasil
uji coba instrumen. Adapun analisis perangkat tes meliputi validitas butir soal, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan analisis daya pembeda.
3.4.4.2.1. Validitas Butir Soal
Validitas soal ditentukan dengan menggunakan rumus korelasi product moment dengan mengkorelasikan jumlah skor butir dengan skor total.
2 2
2 2
y y
n x
x n
y x
xy n
r
xy
Keterangan : r
xy
= koefisien korelasi product moment n
= banyaknya peserta tes x
= skor butir y
= skor total Hasil perhitungan kemudian dikonsultasikan dengan harga kritik r product
moment dengan signifikansi 5, apabila r
xy
r
Tabel
maka butir soal itu valid. Arikunto, 2007: 72
Perhitungan dilakukan dengan bantuan program Microsoft Excel untuk memperoleh nilai r
xy
. Secara lengkap hasil perhitungan tersaji di Tabel 3.5
Tabel 3.5 Hasil Analisis Validitas Soal Uji Coba
Butir r
hitung
r
Tabel
Keputusan
1 0.301
0.355
Tidak Valid
2 0.390
Valid
3 0.698
Valid
4 0.469
Valid
5 0.415
Valid
6 0.477
Valid
7 0.527
Valid
8 0.531
Valid
9 0.512
Valid
10 0.481
Valid
11 0.430
Valid
12 0.039
Tidak Valid
3.4.4.2.2. Reliabilitas
Seperangkat tes dikatakan reliabel apabila tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Reliabilitas soal uraian ditentukan dengan menggunakan rumus
Alpha.
2 2
11
1 1
t b
n n
r
Keterangan : r
11
= reliabilitas yang dicari n
= banyaknya butir soal
2 b
= jumlah varian skor tiap-tiap butir
2 t
= varians total Kriteria pengujian reliabilitas tes yaitu setelah didapatkan r
11
kemudian diinterpretasikan dengan kriteria. Menurut Guilford sebagaimana dikutip
Russefendi 2005: 160, penggolongan kriteria r
11
dapat dilihat di Tabel 3.6.
Tabel 3.6 Kriteria Penggolongan r
11
Rentang Nilai r
11
Keterangan
0,00 – 0,20
Kecil 0,20
– 0,40 Rendah
0,40 – 0,70
Sedang 0,70
– 0,90 Tinggi
0,90 – 1,00
Sangat Tinggi Dari hasil perhitungan dengan bantuan aplikasi Microsoft Excel diperoleh
r
11
= 0.61 sehingga diperoleh kesimpulan bahwa soal uji coba merupakan soal yang mempunyai nilai reliabel yang sedang.
3.4.4.2.3.
Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran soal adalah peluan untuk menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasa dinyatakan dengan indeks Arifin,
2013, 134-135. Indeks biasa dinyatakatan dalam proporsi yang besarnya antara 0,00 sampai 1,00. Semakin besar indeks tingkat kesukaran berarti tingkat kesukaran
soal tersebut semakin mudah. Langkah –langkah menghitung tingkat kesukaran
soal bentuk uraian sebagai berikut. 1
Menghitung rata-rata skor untuk tiap butir soal dengan rumus =
ℎ ℎ
2 Menghitung tingkat kesukaran dengan rumus
� =
3 Membandingkan tingkat kesukaran dengan keriterian berikut
TK ≤ 0,30 : sukar
0,30 TK ≤ 0,70 : sedang TK 0,07
: mudah
4 Membuat penafsiran tingkat kesukaran dengan cara membandingkan
koefisien tingkat kesukaran poin b dengan kriteria poin c. Dari hasil perhitungan analisis soal berbantuan program Microsoft Excel
diperoleh data bahwa terdapat soal kategori mudah yaitu nomor 1, 4, 5, 6, 9 sedangkan soal yang termasuk kategori sedang yaitu nomor 2, 3, 6, 8, 10, dan 12.
Tidak terdapat soal kategori sulit pada soal ujicoba. Secara lengkap hasil analisis reliabilitas soal uji coba tipe tersaji di Tabel 3.7
Tabel 3.7 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Uji Coba
Butir Indeks TK
Keterangan
1 0.72
Mudah 2
0.44 Sedang
3 0.67
Sedang 4
0.72 Mudah
5 0.72
Mudah 6
0.64 Sedang
7 0.891
Mudah 8
0.603 Sedang
9 0.831
Mudah 10
0.588 Sedang
11 0.569
Sedang 12
0.509 Sedang
3.4.4.2.4. Daya Pembeda
Menurut Arifin 2013:133 daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara peserta didik yang berkemampuan tinggi dengan
yang berkemampuan rendah. Langkah-langkah menghitung daya pembeda untuk soal uraian adalah sebagai berikut.
1 Menghitung jumlah skor total tiap peserta didik
2 Mengurutkan hasil ujicoba dari skor tertinggi sampau terendah.
3 Menentukan kelompok atas dan bawah, yaitu kelompok atas sebanyak
27 dari jumlah peserta tes dan begitu juga dengan kelompok bawah.
4 Menentukan Daya Pembeda DP dengan rumus
� = ̅ − ̅
Keterangan: DP
: Daya pembeda ̅
: Rata-rata dari kelompok atas ̅
: Rata-rata dari kelompok bawah Skor maksimal
: Skor maksimal tiap butir soal 5
Membandingkan daya pembeda dengan kriteria berikut 0,40
≤ DP = Sangat Baik
0,30 ≤ DP≤0,39
= Baik 0,20
≤ DP≤0,29 = Cukup, soal perlu diperbaiki
DP ≤ 0,19
= Kurang baik, soal harus dibuang Dari hasil perhitungan berbantuan Microsoft Excel yang telah diujicobakan
diperoleh data bahwa terdapat soal yang mempunyai indeks daya pembeda ≥0,25
yaitu 3, 4, 5, 6, 8, 10,dan 11. Selanjutnya soal yang mempunyai indeks daya pembeda 0,20
≤ DP≤0,29 yaitu nomor 1, 2, 7, dan 9. Terakhir satu butir soal dengan indeks daya pembeda
DP ≤ 0,19 yaitu nomor 12. Perhitungan daya pembeda soal uji coba Tabel 3.8
Tabel 3.8 Hasil Analisis Daya Pembeda Soal Uji Coba
Butir Indeks DP
Keterangan
1 0,200
Cukup, Soal Diperbaiki 2
0,224 Cukup, Soal Diperbaiki
3 0,562
Sangat Baik 4
0,475 Sangat Baik
5 0,375
Baik 6
0,637 Sangat Baik
7 0.212
Cukup, Soal Diperbaiki
8 0.450
Sangat Baik 9
0.237 Cukup, Soal Diperbaiki
10 0.472
Sangat Baik 11
0.337 Baik
12 -0,008
Kurang Baik Dibuang
3.4.5. Kriteria Pemilihan Soal