Siswa Tipe Gaya Belajar Auditorial

meminimalisir kesalahan meraka adalah 1 menggunakan simbol-simbol dalam memberikan konsep misalnya titik atau gambar, 2 menggunakan salinan kata kunci yang dibagikan ke siswa yang selanjutnya siswa mendefinisikan dengan bahasa sendiri, 3 menggunakan gambar dan tabel sebagai media pembelajaran, dan 4 menggunakan setiap gambartulisanbenda di dalam kelas sebagai sumber belajar. Sementara itu, kegiatan siswa dalam meminimalisir kesalahannya antara lain 1 memperbanyak membaca buku, 2 menulis kembali materi menggunakan bahasa sendiri, dan 3 menandai materi penting dengan pensilbolpoin warna yang berbeda.

4.2.2. Siswa Tipe Gaya Belajar Auditorial

Berdasarkan gambar 4.53 diperoleh data bahwa terdapat 16 siswa yang merupakan siswa tipe gaya belajar auditoral. Dalam penelitian terdapat 3 siswa yang mewakili dari 16 siswa tipe gaya auditorial. Ketiga siswa tersebut adalah G23, G11, dan G20 . Berdasarkan Tabel 4.64 dapat dilihat bahwa siswa bergaya belajar auditorial tidak melakukan kesalahan utama di langkah comprehension. Hal ini dikarenakan siswa bergaya belajar auditorial sebenarnya mampu memahami masalah di dalam soal namun lebih menyukai melalui penjelasan secara lisan. Dilihat dari hasil pekerjaannya, siswa bergaya bergaya belajar auditorial seringkali menulis secara singkat namun saat dikonfirmasi di wawancara sebenarnya dapat dijelaskan secara benar. Hal ini sesuai dengan De Porter Hernacky 2008: 117 yang mengatakan siswa bergaya belajar auditorial mempunyai masalah yang berkaitan dengan hal visual misalnya menulis namun hebat dalam berbicara. . Berdasarkan hasil analisis data, siswa tipe gaya belajar auditorial cenderung melakukan kesalahan utama di langkah transformation dan process skill. Subjek G23 cenderung melakukan kesalahan process skill, subjek G20 cenderung melakukan kesalahan transformation, dan subjek G11 cenderung melakukan keduanya. Kesalahan yang dilakukan G23 terlihat di nomor 3, 4, dan 5. Kesalahan terindikasi dari kesalahan proses perhitungan bentuk aljabar dan persamaan linear satu variabel. Penyebab kesalahan ini adalah materi prasyarat yang kurang matang. Selanjutnya kesalahan yang dilakukan G20 terlihat di nomor 1, 2, 3, dan 6. Kesalahan terindikasi dari subjek G20 yang hanya hafal rumus namun tidak paham penggunaannya sehingga strategi yang digunakan hanya bersifat kontekstual. Misalnya soal yang menanyakan luas maka G20 hanya rumus luas saja tanpa memanfaatkan informasi yang lain. Penyebab kesalahan ini adalah kurang dipahaminya materi perbandingan dan konsep hubungan antara luas dan keliling segiempat. Subjek terakhir yaitu G11 melakukan kesalahan-kesalahanya di semua nomor dengan rincian nomor 1, 3, dan 6 adalah kesalahan transformasi sedangkan 2, 4, dan 5 adalah kesalahan process skill. Sama halnya dengan kedua subjek lainnya, G11 juga mempunyai kelemahan di materi prasyarat. Dalam penelitian ini diperoleh temuan fakta lain yaitu siswa bergaya belajar auditorial ada yang baru melakukan di langkah encoding. Subjek G23 melakukan kesalahan encoding di nomor 1 dan 2. Hal ini disebabkan G23 salah dalam menentukan satuan yang tepat. Subjek G23 menganggap bahwa satuan keliling adalah cm 2 . Saran dan solusi untuk meminimalisir kesalahan tersebut dapat berasal guru maupun siswa itu sendiri. Kegiatan-kegiatan yang disarankan kepada guru untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep dan materi sehingga dapat meminimalisir kesalahan meraka adalah 1 memvariasikan vokal saat memberikan penjelasan seperti intonasi, volume suara, ataupun kecepatannya, 2 menggunakan pengulangan-pengulangan konsep yang sudah diberikan, 3 membentuk suatu kelompok tutor sebaya, dan 4 menyelingi pembelajaran dengan musik. Sementara itu, kegiatan siswa dalam meminimalisir kesalahannya antara lain berdiskusi dengan teman yang lebih paham dan mendengarkan video pembelajaran.

4.2.3. Siswa Tipe Gaya Belajar Kinestetik

Dokumen yang terkait

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP KELAS VII DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF DALAM MATERI SEGIEMPAT

32 118 304

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL BARISAN DAN DERET DITINJAU DARI KOMUNIKASI MATEMATIKA Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Materi Barisan dan Deret Ditinjau dari Komunikasi Matematika pada Kelas IX di SMP Muhammadiyah 2 Kar

1 16 18

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI BARISAN DAN DERET DITINJAU DARI KOMUNIKASI Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Materi Barisan dan Deret Ditinjau dari Komunikasi Matematika pada Kelas IX di SMP Muhammadiyah 2 Kartasu

0 3 14

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL BENTUK ALJABAR KELAS VII SMP Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Bentuk Aljabar Kelas VII SMP.

1 4 19

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL BENTUK ALJABAR KELAS VII SMP Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Bentuk Aljabar Kelas VII SMP.

0 1 17

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA KONTEKSTUAL PADA MATERI SEGIEMPAT BERDASARKAN ANALISIS NEWMAN DITINJAU DARI PERBEDAAN GENDER (Studi Kasus pada Siswa Kelas VII SMPN 20 Surakarta).

0 1 18

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA KONTEKSTUAL PADA MATERI SEGIEMPAT BERDASARKAN ANALISIS NEWMAN DITINJAU DARI PERBEDAAN GENDER (Studi Kasus pada Siswa Kelas VII SMPN 20 Surakarta) | Siswandi | 9169 19493 1 SM

0 0 11

ANALISIS BERPIKIR KONSEPTUAL DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI ALJABAR DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS VII MTS NEGERI BANDUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 11

MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERI SEGIEMPAT DITINJAU DARI GAYA BELAJAR

0 0 16

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - ANALISIS KESALAHAN SISWA BERDASARKAN NEWMAN ERROR ANALYSIS (NEA) KELAS VII SMP NEGERI 1 SUMBANG DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERI SEGIEMPAT DITINJAU DARI GAYA BELAJAR - repository perpustakaan

0 0 7