Metode Penentuan Subjek Penelitian Keabsahan Data

5 Soal yang digunakan untuk mewakili indikator kelima adalah nomor 11 6 Soal yang digunakan untuk mewakili indikator keenam adalah nomor 6

3.5. Metode Penentuan Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIG SMP Negeri 22 Semarang yakni sejumlah 32 siswa. Penentuan subjek penelitian didasarkan pada hasil observasi dan masukan ahli guru matematika kelas VII. Hal ini sesuai dengan pendapat Moleong 2013: 224 yakni pada penelitian kualitatif tidak ada sampel acak, yang ada sampel bertujuan purposive sample. Instrumen gaya angket yang sudah valid akan dilakukan pendataan di kelas tersebut. Setelah mendapat data dari angket gaya belajar, peneliti menggolongkan siswa sesuai dengan tipe gaya belajarnya. Berdasarkan hasil angket di kelas VII G diperoleh 9 anak bergaya belajar tipe visual, 15 anak bergaya belajar tipe auditorial, dan 6 anak bergaya belajar tipe kinestetik. Selanjutnya, subjek diberikan tes pemecahan masalah dan hasil tersebut nantinya dianalisis berdasarkan prosedur kesalahan Newman. Setiap kelompok gaya belajar, data diurutkan dari nilai terbesar hingga nilai terkecil. Pengurutan ini hanya bertujuan melihat siswa mana saja mempunyai kesalahan yang banyak. Pemilihan sampel yang bertujuan inilah yang membuat peneliti mencari subjek dengan menentukan beberapa kriteria sendiri. Kriteria- kriteria tersebut yaitu 1 Subjek yang dipilih adalah yang mengerjakan semua soal jika tidak ada cari yang paling banyak mengerjakan soal 2 Subjek mempunyai kesalahan yang paling banyak dari soal-soal yang dikerjakannya. 3 Subjek yang mempunyai hasil pekerjaan unik seperti nilai secara keseluruhan bagus namun kesalahan masih terjadi. Setelah dilakukan proses pemilihan dengan kriteria diatas, terpilihlah sembilan subjek yang mewakili ketiga jenis gaya belajar. Daftar subjek penelitian disajikan dalam Tabel 3.12 sebagai berikut. Tabel 3.9 Subjek Penelitian No Tipe Gaya Belajar Subjek 1 Visual G12 G17 G05 2 Auditorial G23 G11 G20 3 Kinestetik G24 G01 G30

3.6. Data Penelitian

Menurut Lofland dalam Moleong 2013:157, sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata, tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Sumber data dalam penelitian ini berupa kata-kata dan tindakan yang diperoleh dari hasil kegiatan observasi selama proses belajar mengajar materi segiempat, angket gaya belajar, hasil tes siswa berupa dugaan kesalahan pada materi segiempat, dan hasil wawancara dengan dipilih beberapa siswi dari tiap jenis gaya belajar yang melakukan kesalahan prosedural Newman. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian. Data ini merupakan data tertulis dari angket gaya belajar, hasil pekerjaan peserta didik, dan hasil wawancara dengan peserta didik yang menjadi subjek penelitian. Untuk mendapatkan data penelitian, metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut.

3.6.1. Metode Observasi

Menurut Sudijono 2009: 76, observasi merupakan cara menghimpun bahan-bahan keterangan data yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaranpenelitian. Peneliti akan mengadakan observasi terhadap siswa dan guru dalam proses pembelajaran segiempat. Pengumpulan data melalui observasi dilakukan berdasarkan pedoman observasi. Pedoman observasi tidak perlu tidak dapat diuji validitas dan reliabilitasnya. Hal ini merujuk pada pendapat Danim Darwis 2003: 248 yang berpendapat alat pengumpul data berupa pedoman wawancara, pedoman observasi, format penjaring data dan sejenisnya tidak perlu diuji dan memang tidak dapat duji validitas dan reliabilitasnya. Dalam hal ini, peneliti hanya dituntut berpiir logis dan cermat agar alat semacam ini memenuhi syarat untuk menjawab permasalahan penelitian. Peneliti dalam penelitian ini berperan ganda yakni menjadi pemeran sekaligus pengamat karena peneliti memasuki latar belakang penelitian dan tidak menjadi anggota penuh dari komunitas latar penelitian tersebut.

3.6.2. Metode Angket

Menurut Sudijono 2009: 84, angket atau keusioner adalah alat untuk memperoleh data latar belakang peserta didik sebagai salah satu bahan dalam menganalisis tingkah laku dan proses belajar mereka. Menurut Sugiyono 2010: 199, metode angket kuesioner adalah cara pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertnyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk menjawabnya.Data-data yang dihimpun melalui kuesioner misalnya adalah data yang berkenaan dengan kesulitan-kesulitan dalam mengikuti pembelajaran ataupun sikap belajarnya terhadap suatu pelajaran tertentu. Penelitian yang akan dilakukan mengggunkan angket sebagai alat untuk mengumpulkan data mengenai gaya belajar. Jawaban-jawaban di angket nantinya akan menunjukkan gaya pelajar siswa.

3.6.3. Metode Tes

Tes merupakan suatu alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan Arikunto, 2007: 53. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes pemecahan masalah berbentuk uraian. Tes pemecahan masalah adalah tes yang dilakukan untuk menentukan secara tepat, jenis kesukaran yang dihadapi oleh peserta didik dalam suatu pelajaran tertentu. Dengan diketahuinya jenis-jenis kesukaran yang dihadapi oleh peserta didik itu maka lebih lanjut dapat dicarikan upaya pengobatan terapi yang tepat. Sudijono, 2009:70. Pada penelitian ini disusun sebuah tes pemecahan masalah berbentuk soal uraian sebanyak dua belas butir soal. Pemilihan dua belas butir ini dikhususkan karena telah mewakili tiap-tiap jenis segiempat yakni jajargenjang, persegi panjang, belah ketupat, persegi, trapesium, dan layang-layang.

3.6.4. Metode Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu Moleong, 2013: 186. Percakapan ini dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan tersebut. Wawancara yang akan dilakukan adalah wawancara berstruktur atau wawancara sistematis. Menurut Sudijono 2009:83 wawancara sistematik haruslah sudah dipersiapkan dengan matang sebelum mengadakan wawancara itu sendiri. Wawancara ini harus berpegang pada pedoman wawancara yang butir-butir itemnya terdiri dari hal-hal yang dipandang perlu guna mengungkap tingkah laku dan pola berpikirnya. Wawancara dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data secara langsung mengenai jenis-jenis kesalahan apa saja yang dilakukan siswa dalam mengerjakan soal segiempat berdasarkan prosedur kesalahan Newman. Wawancara dilakukan terhadap subjek penelitian yang diteliti lebih lanjut dengan perekaman pada tape recorder sehingga hasil wawancara menunjukkan keabsahan dan dapat terorganisir dengan baik untuk analisis selanjutnya. Perekaman dilakukan secara bergiliran, artinya wawancara dilakukan satu persatu secara bergantian sehingga peneliti lebih mudah menyimpulkan kesalahan setiap siswa dalam mengerjakan soal uraian segiempat.

3.7. Keabsahan Data

Validitas data perlu dilakukan untuk menguji keabsahan data. Penelitian ini menggunakan triangulasi dalam menguji validitasnya. Teknik triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu Moleong, 2013: 330. Triangulasi yang dilakukna pada tes ini ialah triangualsi metode yaitu membandingkan data tes dan wawancara. Jika data-data dari ketiganya berbeda dikorelasikan diperoleh pemahaman yang sama, maka data dianggap valid sehingga dapat ditarik kesimpulan mengenai data tersebut. Jika data tidak valid, peneliti boleh membuang data tersebut dan melakukan peneltian kembali ataupun data tidak valid tersebut dijadikan sebagai temuan dalam penelitian.

3.8. Analisis Data

Dokumen yang terkait

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMP KELAS VII DITINJAU DARI GAYA KOGNITIF DALAM MATERI SEGIEMPAT

32 118 304

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL BARISAN DAN DERET DITINJAU DARI KOMUNIKASI MATEMATIKA Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Materi Barisan dan Deret Ditinjau dari Komunikasi Matematika pada Kelas IX di SMP Muhammadiyah 2 Kar

1 16 18

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATERI BARISAN DAN DERET DITINJAU DARI KOMUNIKASI Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Materi Barisan dan Deret Ditinjau dari Komunikasi Matematika pada Kelas IX di SMP Muhammadiyah 2 Kartasu

0 3 14

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL BENTUK ALJABAR KELAS VII SMP Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Bentuk Aljabar Kelas VII SMP.

1 4 19

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL BENTUK ALJABAR KELAS VII SMP Analisis Kesalahan Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Bentuk Aljabar Kelas VII SMP.

0 1 17

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA KONTEKSTUAL PADA MATERI SEGIEMPAT BERDASARKAN ANALISIS NEWMAN DITINJAU DARI PERBEDAAN GENDER (Studi Kasus pada Siswa Kelas VII SMPN 20 Surakarta).

0 1 18

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA KONTEKSTUAL PADA MATERI SEGIEMPAT BERDASARKAN ANALISIS NEWMAN DITINJAU DARI PERBEDAAN GENDER (Studi Kasus pada Siswa Kelas VII SMPN 20 Surakarta) | Siswandi | 9169 19493 1 SM

0 0 11

ANALISIS BERPIKIR KONSEPTUAL DALAM MENYELESAIKAN MASALAH MATEMATIKA PADA MATERI ALJABAR DITINJAU DARI GAYA BELAJAR SISWA KELAS VII MTS NEGERI BANDUNG - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 0 11

MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERI SEGIEMPAT DITINJAU DARI GAYA BELAJAR

0 0 16

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - ANALISIS KESALAHAN SISWA BERDASARKAN NEWMAN ERROR ANALYSIS (NEA) KELAS VII SMP NEGERI 1 SUMBANG DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERI SEGIEMPAT DITINJAU DARI GAYA BELAJAR - repository perpustakaan

0 0 7