Waktu det C gmL
Solvent 3
2.5 2
1.5 1
t
1
152.67 120.63
85.43 53.78
32.50 11.97
t
2
152.00 128.13
92.87 55.06
30.90 12.15
t
3
152.34 130.00
83.38 54.64
32.20 12.01
t
4
152.21 127.50
84.52 53.98
31.67 12.08
t
5
152.14 123.02
89.11 54.87
31.45 11.86
t
rata-rata
152.27 125.86
87.06 54.47
31.74 12.01
Vis. Relatif 12.67454636 10.47577826 7.246712169 4.533544198 2.642250708
Vis. Spesifik 11.67454636 9.475778259 6.246712169 3.533544198 1.642250708
C 0.0300960
0.0250800 0.0200640
0.0150480 0.0100320
Vis. Reduksi 387.91023
377.82210 311.33932
234.81820 163.70123
Vis. Intrinsik 58.549
Mv 130221
V is k o s itas In trin s ik D ia s etat
y = 11791x + 58.549 R
2
= 0.9552 0.000
50.000 100.000
150.000 200.000
250.000 300.000
350.000 400.000
450.000
0.000 0.005
0.010 0.015
0.020 0.025
0.030 0.035
K o n se n tra si L a ru ta n V
ii s
k o
s it
a s
R e
d u
k s
i
7. Penetapan bobot molekul selulosa asetat relatif.
Penetapan bobot molekul menggunakan data viskositas intrinsik dengan persamaan Mark dan Houwink Sakurada:
[η] = K Mv
a
Sehingga: Mv = [
η]K
1a
Keterangan: Mv
= Bobot molekul relatif [
η] = Viskositas intrinsik
Pelarut = aseton
K 35
o
C = 0,001333 mLg; a = 0.616 K 20
o
C = 0,00238 mLg; a = 1 Interpolasi untuk suhu 25
o
C didapat: K 25
o
C = 0,00203 mLg; a = 0,872 Nilai K dan a sesuai dari jenis pelarut dan suhu viskometer yang
digunakan, sehingga didapat bobot molekul selulosa asetat adalah 130221.
8 . Pengukuran ketebalan membran.
Pengukuran dilakukan dengan cara mengukur tebal membran di lima titik yang berbeda. Hasil yang terbaca pada alat pengukur ketebalan dengan merk
Heidenhain dirata-rata dan dinyatakan sebagai tebal membran.
9. Pengukuran kuat tarik membran ASTM D 3967-92.
Kuat tarik membran diuji dengan menggunakan tensometer. Membran dengan ketebalan ± 2 mm terlebih dahulu dipreparasi dengan ukuran 0,5 cm x 5
cm berada dalam keadaan kering. Pengujian dilakukan dengan menjepit membran yang telah dipreparasi tersebut pada kedua ujungnya. Kondisi awal alat yang
dibutuhkan adalah load 0,0 dan stroke 0, kemudian alat dijalankan dengan kecepatan regangan 10 mmmenit. Pengunci batang penyempit dilepaskan dan
motor dihidupkan untuk mengayun beban. Data yang dimasukkan adalah tebal dan lebar membran yang diukur. Besarnya gaya yang diperlukan untuk
memutuskan membran dapat dibaca dari grafik yang dihasilkan secara otomatis . dengan satuan kgf.
10. Pengukuran fluksi air, dekstran dan bovin serum albumin - BSA Scott dan Hughes, 1996.
Fluksi adalah jumlah volume permeat yang diperoleh pada operasi membran per satuan luas permukaan membran dan per satuan waktu. Fluksi volume dapat
dinyatakan sebagai berikut: V
Jv = ———
A . t
Dimana: Jv = fluksi volume Lm
2
.jam A = luas permukaan membran m
2
t = waktu jam V = volume permeat L
Pengukuran fluksi dilakukan dengan menggunakan metode penyaringan silang crossflow filtration. Proses filtrasi dilakukan pada suhu ruang. Proses
pengukuran dilakukan dengan mengontrol suhu umpan, permeat, rentetat, tekanan transmembran, dan laju alir. Larutan umpan yang digunakan adalah
larutan aquadest, dekstran, dan BSA. Proses pengukuran fluksi dilakukan setelah pompa stabil. Untuk
menstabilkan pompa dialirkan air selama 15-30 menit. Setelah pompa stabil, pengukuran fluksi dilakukan setiap 10 menit volume permeat yang mengalir
dicatat sampai mendapatkan volume konstan.
11. Pengukuran rejeksi Mulder, 1996.