Kompaksi Tahap pembuatan selulosa diasetat SDA terdiri dari proses aktivasi,

Gambar 18. a. Bagian lapisan bawah membran SDA dengan penambahan PEG 4000 Da, rasio PEGSDA 20 pada koagulasi suhu 15 o C 10000x Gambar 18. b. Bagian lapisan bawah membran SDA dengan penambahan PEG 4000 Da, rasio PEGSDA 20 pada koagulasi suhu 50 o C 3500x Dapat dilihat dari Gambar 18. a, ukuran pori relatif kecil dan baru dapat dilihat pada perbesaran 10000x dari membran hasil koagulasi pada suhu 15 o C. Ukuran pori yang relatif kecil juga telah dihasilkan oleh Cai et al. 2007 pada penelitiannya terhadap pembuatan membran pada suhu koagulasi rendah. Hal ini disebabkan karena kontak antara DMF dengan air berkurang akibat proses diffusi yang terjadi lambat. Sebaliknya, kenaikan suhu koagulasi dapat mempercepat proses kecepatan diffusi DMF dan PEG terhadap air karena affinitas yang tinggi antara DMF dan air. Affinitas yang tinggi tersebut juga dapat memicu terbentuknya makrovoid. Pori yang terbentuk juga lebih besar dan sudah dapat dilihat pada perbesaran yaitu 3500x seperti telihat pada Gambar 18.b. Pori yang terbentuk mengarah pada pembentukan makrovoid sehingga perlu dicari suatu pemecahan untuk mengatasi keadaan ini. Menurut Mahendran et al. 2004, makrovoid dapat juga diatasi dengan penambahan pelarut pada bak koagulasi.

3.2.4. Kompaksi

Membran yang telah dihasilkan, terlebih dahulu dilakukan kompaksi. Kompaksi menggunakan tekanan transmembran TMP yang lebih tinggi dari TMP yang akan dioperasikan 1,2 bar, sehingga digunakan TMP 2 bar. Kompaksi dilakukan dengan mengalirkan air melewati membran dengan luas efektif 12,56 cm 2 hingga diperoleh fluks air konstan. Kompaksi untuk semua membran menunjukkan penurunan fluks sampai menit ke tigapuluh, seperti dapat dilihat pada Tabel 12 dan Tabel 13. Penurunan fluks air hingga mencapai suatu nilai yang mendekati konstan disebabkan oleh struktur pori membran menjadi lebih rapat karena terjadinya proses deformasi mekanik pada matriks membran akibat tekanan yang diberikan. Membran hasil kompaksi menjadi lebih kaku Mahendran et al., 2004. Tabel 12. Waktu kompaksi terhadap fluks air TMP 2 bar, suhu kamar dari membran dengan berbagai formulasi pada koagulasi suhu kamar Rasio PEG vs SA Berat PEG MW Fluks Air Lm 2 .jam pada menit ke- 10 20 30 40 Murni SA 183 180 169 169 10 1450 Da 218 207 202 202 10 4000 Da 199 191 186 186 10 6000 Da 193 177 174 174 20 1450 Da 221 207 202 202 20 4000 Da 212 202 197 197 20 6000 Da 196 185 185 185 30 1450 Da 240 226 218 218 30 4000 Da 226 212 202 202 30 6000 Da 212 202 202 202 Tabel 13. Waktu kompaksi terhadap fluks air TMP 2 bar, suhu kamar dari membran dengan berbagai formulasi pada rasio PEGSDA 20. Berat PEG MW Suhu Koagulasi o C Fluks Air Lm 2 .jam pada menit ke- 10 20 30 40 Murni SA 15 188 174 169 169 30 183 180 169 169 50 221 207 207 207 1450 Da 15 207 196 191 191 30 221 207 202 202 50 234 218 218 218 Pada penelitian Radiman et al. 2002, waktu kompaksi terhadap membran Polisulfon pada TMP 2 kgcm 2 sekitar 2 bar dicapai ketika fluks konstan setelah 30-45 menit. Sementara itu waktu kompaksi selama 20 menit pada TMP 3 atm sekitar 3 bar telah dihasilkan oleh Piluharto 2003 terhadap membran selulosa berbasis selulosa mikrobial. Sedangkan Mahendran et al. 2004 memerlukan waktu kompaksi selama 4-5 jam pada TMP 414 kPa sekitar 4 bar terhadap membran komposit selulosa asetat-polietersulfon. Studi tentang kompaksi paling banyak dipakai untuk membran reverse osmosisRO karena tekanannya yang tinggi.

3.2.5. Fluks