Dimana: Jv = fluksi volume Lm
2
.jam A = luas permukaan membran m
2
t = waktu jam V = volume permeat L
Pengukuran fluksi dilakukan dengan menggunakan metode penyaringan silang crossflow filtration. Proses filtrasi dilakukan pada suhu ruang. Proses
pengukuran dilakukan dengan mengontrol suhu umpan, permeat, rentetat, tekanan transmembran, dan laju alir. Larutan umpan yang digunakan adalah
larutan aquadest, dekstran, dan BSA. Proses pengukuran fluksi dilakukan setelah pompa stabil. Untuk
menstabilkan pompa dialirkan air selama 15-30 menit. Setelah pompa stabil, pengukuran fluksi dilakukan setiap 10 menit volume permeat yang mengalir
dicatat sampai mendapatkan volume konstan.
11. Pengukuran rejeksi Mulder, 1996.
Umpan yang akan disaring terlebih dahulu diukur konsentrasinya dengan menggunakan spektrofotometer. Selanjutnya umpan dialirkan melewati membran
dan permeat ditampung pada alat pengukur saat akan menetes dan ditunggu hingga stabil. Selanjutnya diukur konsentrasi larutan permeat dengan
menggunakan spektrofotometer. Penentuan rejeksi dapat dilakukan dengan persamaan:
R = C umpan – C permeat x 100
C umpan Dimana:
R : persentasi rejeksi C umpan : konsentrasi senyawa dalam umpan
C permeat : konsentrasi senyawa dalam permeat
12. Analisis kadar protein Metode Lowry
a. Pembuatan pereaksi. 1. Natrium karbonat 2 dalam larutan NaOH 0,1 N.
2. Tembaga sulfat 0,5 dalam larutan Na-K-Tartarat 1 dibuat saat digunakan.
3. Campuran 50 mL pereaksi lt dengan 1 mL pereaksi 2, stabil 1 hari 4. Pereaksi Folin Ciocalteau pereaksi Folin, biasa tersedia secara komersial.
Sebelum digunakan, tambahkan air 1:1 5. Larutan protein standar 0,25 mgmL larutan Bovine serum Albumin
b. Pembuatan Kurva Standar. 1. masukkan ke dalam tabung reaksi: 0 blanko; 0,1; 0,2; 0,4; 0,6;, 0,8 dan 1
mL protein standar. Tambahkan air sampai volume total masing-masing 4 mL. Ke dalam masing-masing tabung reaksi ditambahkan 5,5 mL pereaksi
3, campur merata dan biarkan selama 10-15 menit pada suhu kamar. 2. Tambahkan 0,5 mL pereaksi 4 ke dalam masing-masing tabung reaksi,
kocok merata dengan cepat sesudah penambahan. 3. Biarkan selama kurang lebih 30 menit samapi warna biru terbentuk.
4. ukur absorbansinya pada panjang gelombang 650 nm dengan spektrofotometer.
5. Buatlah kurva standar yang menunjukkan hubungan antara absorbansi dan konsentrasi
c. Penempatan Sampel. Sampel sejumlah 0,1
– 1,0 mL dipipet secara tepat. Kemudian dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang diperlakukan seperti penetapan standar.
13. Analisis konsentrasi dekstran Apriyantono et al., 1989
Sebanyak 1 mL filtrat contoh dekstran direaksikan dengan larutan fenol 5 dan H
2
SO
4
pekat dengan perbandingan volume larutan dekstran:larutan fenol 5: H
2
SO
4
pekat adalah 1:1:5. Campuran larutan ini dikocok dan ditunggu hingga dingin. Kemudian diukur adsorpsinya dengan
menggunakan spektrofotometer. Konsentrasi dektran dalam larutan dihitung berdasarkan kurva standar dekstran. Pengukuran konsentrasi dekstran
dilakukan terhadap larutan umpan dan permeat.
14. Molecular Weight Cut Off MWC membran Mahendran et al., 2004