Jenis Penelitian Desain Penelitian

46

BAB 3 METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian. Hal ini dikarenakan di dalam metode penelitian dijelaskan mengenai urutan penelitian yang akan dilakukan yaitu berhubungan dengan teknik dan prosedur penelitian. Dalam bab ini akan dijabarkan tentang jenis penelitian, desain penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampel penelitian, metode dan alat pengumpulan data, Penyusunan instrumen, validitas dan reliabilitas data, dan teknik analisis data.

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental eksperimen. Menurut Azwar 1997:9-10 Penelitian eksperimental adalah: penelitian yang dilakukan untuk meneliti kemungkinan adanya hubungan sebab akibat di antara variabel-variabel dengan cara menghadapkan kelompok eksperimen dengan beberapa macam kondisi perlakuan dan membandingkan akibat hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak dikenai perlakuan. Sedangkan menurut Arikunto 2006:3 penelitian eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat hubungan kausal antara dua faktor yang “sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang bisa mengganggu”. Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan sehingga diperoleh informasi mengenai efek variabel satu dengan variabel yang lain. Dalam penelitian ini, 47 Perlakuan yang akan diberikan berupa pemberian layanan konseling kelompok bagi siswa terkait dengan peminimalan perilaku konsumtif siswa sehingga dapat diketahui pengaruh dari layanan konseling kelompok dalam memimalkan perilaku konsumtif siswa.

3.2 Desain Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian diperlukan desain penelitian yang akan mendukung pelaksanaan penelitian tersebut. Desain penelitian secara garis besar dikelompokkan menjadi dua, yaitu Pre-experimental Design dan True- experimental Design . Pre-experimental Design seringkali dipandang sebagai eksperimen yang bukan sebenarnya. Oleh karena itu sering disebut juga dengan istilah “quasi experiment” atau eksperimen pura-pura. Sedangkan True-experimental Design yaitu jenis eksperimen yang yang dianggap sudah baik karena sudah memenuhi persyaratan. Yang dimaksud memenuhi persyaratan dalam eksperimen adalah adanya kelompok kontrol yang tidak dikenai ekperimen tapi ikut mendapatkan pengamatan Arikunto 2002:77-79. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre- experimental design yang sering juga disebut quasi exsperiment atau eksperimen pura-pura. Kemudian pola yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pre-test and post-test one group design. Penelitian ini menggunakan pola pre-test and post-test karena dalam penelitian ini pengukuran dilakukan sebanyak dua kali, yaitu pengukuran pertama menggunakan angket perilaku konsumtif dilakukan untuk mengukur tingkat perilaku konsumtif siswa kelas VIII A dan D yang telah di pilih sebelum diberi layanan konseling kelompok pre-test dengan kode O 1 , kemudian subjek penelitian diberi treatment menggunakan layanan konseling 48 kelompok dengan kode X, setelah itu pengukuran yang kedua untuk pengukuran tingkat perilaku konsumtif siswa setelah diberi layanan konseling kelompok post- test dengan kode O 2 . Perbedaan antara O 1 dan O 2 diasumsikan sebagai efek dari treatment atau eksperimen. Adapun pola Pre-test and post-test one group design dapat digambarkan sebagai berikut : Pola : Keterangan : 1 0 : Pre-test X : Perlakuan Pemberian layanan konseling kelompok 2 0 : Post-test Didalam desain ini observasi dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum eksperimen dan sesudah eksperimen. Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen 1 0 disebut pre-test, dan observasi sesudah eksperimen 2 0 disebut post-test. Perbedaan antara 1 0 dan 2 0 yakni 2 0 - 1 0 diasumsikan merupakan efek dari treatment atau perlakuan Arikunto 2002:78. Untuk lebih jelasnya di bawah ini diberikan bagan desain penelitian yaitu Pre-experimental Pre-test and Post-test Design . Bagan 3.1 Pre-experimental Pre-test and Post-test Design 2 1 → Χ → Pre Test Treatment Konseling Kelompok Post Test 49 Langkah-langkah yang akan ditempuh dalam pelaksanaan penelitian ini meliputi : 1 Melaksanakan Try Out Tujuan try out dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrument yang akan digunakan dalam pre-test dan post-test. Try out akan diberikan kepada satu kelas siswa di luar kelompok sampel. 2 Memberikan Pre-test Tujuan dari pre-test dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku konsumtif siswa kelas VIII SMP Negeri 12 Semarang Tahun Ajaran 20102011 sebelum di berikan perlakuan. Pre-test ini diberikan kepada 10 orang dari siswa kelas VIII A dan VIII D SMP Negeri 12 Semarang yang sebelumnya telah di seleksi terlebih dahulu menggunakan angket. Setelah di beri pre test kemudian dari 10 siswa tersebut dijadikan satu kelompok yang akan di berikan perlakuan berupa layanan konseling kelompok. 3 Treatment perlakuan Perlakuan atau treatment yang diberikan peneliti dalam rangka meminimalkan perilaku konsumtif siswa yaitu berupa layanan konseling kelompok. Tujuan perlakuan atau treatment dalam penelitian ini adalah untuk meminimalkan perilaku konsumtif siswa. Agar layanan konseling kelompok ini dapat meminimalkan perilaku konsumtif siswa maka peneliti dalam penyelenggaraan layanan konseling kelompok diselenggarakan secara tertib dan teratur pada saat perencanaan dan pelaksanaannya serta memperhatikan adanya operasionalisasi layanan, dinamika kelompok yang diterapkan. 50 Frekuensi dan lamanya pemberian layanan konseling kelompok rencananya akan dilaksanakan sebanyak 10 kali dengan durasi kurang lebih 45 menit. Banyaknya waktu penyelenggaraan layanan konseling kelompok ini tergantung pada keperluan dan kesempatan yang tersedia. 4 Post-test Post-test diberikan kepada 10 siswa yang menjadi anggota konseling kelompok dan telah mendapatkan treatment. Tujuan post-test dalam penelitian ini antara lain : a Mengetahui tingkat keberhasilan treatment yang telah dilakukan. b Mengetahui peminimalan perilaku konsumtif siswa kelas VIII SMP Negeri 12 Semarang setelah diberi treatment berupa layanan konseling kelompok. Agar pelaksanaan konseling kelompok pada penelitian ini efektif, maka langkah-langkah yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut: 1. Persiapan a. Mencari anggota kelompok b. Menentukan jumlah anggota kelompok c. Menentukan frekuensi dan lamanya pertemuan kelompok d. Menentukan tempat pertemuan 2. Pelaksanaan Treatment a. Tahap Permulaan 1 Menjelaskan pengertian dan tujuan kegiatan konseling kelompok 2 Menjelaskan cara-cara dan asas-asas kegiatan konseling kelompok 3 Saling memperkenalkan diri 51 4 Pengungkapan harapan-harapan 5 Mengadakan permainan pengakraban b. Tahap Transisi 1 Menjelaskan kegiatan yang akan ditempuh selanjutnya 2 Menanyakan dan mengamati apakah para anggota sudah siap menjalani kegiatan selanjutnya 3 Membahas suasana yang terjadi 4 Meningkatkan kemampuan keikutsertaan anggota. c. Tahap Kegiatan 1 Masing-masing anggota mengemukakan masalah 2 Menetapkan masalah yang akan dibahas terlebih dahulu 3 Membahas masing-masing masalah secara mendalam dan tuntas 4 Kegiatan selingan jika diperlukan d. Tahap Pengakhiran 1 Menjelaskan bahwa kegiatan akan segera diakhiri 2 Pemimpin dan anggota kelompok mengemukakan kesan-kesan dan hasil kegiatan 3 Membahas kegiatan lanjutan 4 Mengemukakan pesan dan harapan Adapun rancangan pemberian layanan konseling kelompok dapat dilihat dalam tabel berikut: 52 Tabel 3.1 Rancangan Pemberian Layanan Konseling Kelompok No Kegiatan Materi Waktu 1. Pertemuan I Pada pertemuan I akan membahas permasalahan salah satu anggota kelompok. Permasalahan yang dibahas berdasarkan kesepakatan anggota kelompok ± 45 menit 2. Pertemuan II Pada pertemuan II akan membahas permasalahan anggota kelompok. Permasalahan yang dibahas sesuai kesepakatan anggota kelompok ± 45 menit 3. Pertemuan III Pada pertemuan III akan membahas permasalahan anggota kelompok. Permasalahan yang dibahas sesuai kesepakatan anggota kelompok ± 45 menit 4. Pertemuan IV Pada pertemuan IV akan membahas permasalahan anggota kelompok. Permasalahan yang dibahas sesuai kesepakatan anggota kelompok ± 45 menit 5. Pertemuan V Pada pertemuan V akan membahas permasalahan anggota kelompok. Permasalahan yang dibahas sesuai kesepakatan anggota kelompok ± 45 menit 6. Pertemuan VI Pada pertemuan VI akan membahas permasalahan anggota kelompok. Permasalahan yang dibahas sesuai kesepakatan anggota kelompok ± 45 menit 7. Pertemuan VII Pada pertemuan VII akan membahas permasalahan anggota kelompok. Permasalahan yang dibahas sesuai kesepakatan anggota kelompok ± 45 menit 8. Pertemuan VIII Pada pertemuan VIII akan membahas permasalahan anggota kelompok. Permasalahan yang dibahas sesuai kesepakatan anggota kelompok ± 45 menit 9. Pertemuan IX Pada pertemuan IX akan membahas permasalahan anggota kelompok. Permasalahan yang dibahas sesuai kesepakatan anggota kelompok ± 45 menit 10. Pertemuan X Pada pertemuan X akan membahas permasalahan anggota kelompok. Permasalahan yang dibahas sesuai kesepakatan anggota kelompok ± 45 menit 53 3. Evaluasi Mengadakan wawancara dengan anggota kelompok satu persatu secara bergiliran untuk mengetahui dan lebih meyakinkan bahwa kegiatan konseling kelompok efektif dalam meminimalkan perilaku konsumtif siswa dan melakukan evaluasi petemuan secara tertulis mengenai pelaksanaan konseling kelompok dan peminimalan perilaku konsumtif siswa setelah mengikuti kegiatan konseling kelompok.

3.3 Variabel Penelitian

Dokumen yang terkait

MENINGKATKAN KETRAMPILAN ETIKA PERGAULAN MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 3 DEMAK TAHUN AJARAN 2011 2012

0 13 238

MEREDUKSI PERILAKU PELECEHAN SEKSUAL SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 DELITUA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK T.A. 2013/2014.

0 4 29

MENGURANGI PERILAKU AGRESIF MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 SIABU KABUPATEN MANDAILING NATAL TAHUN AJARAN 2011/2012.

0 4 21

Upaya Meningkatkan Perilaku Berbudi Pekerti Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Pada Siswa Kelas VIII E SMP Negeri 1 Ungaran Tahun Ajaran 2011/2012.

0 0 1

(ABSTRAK) UPAYA MEMINIMALKAN PERILAKU KONSUMTIF MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 12 SEMARANG TAHUN AJARAN 2010/2011.

0 0 2

Peningkatan Perilaku Prososial Siswa Melalui Layanan Penguasaan Konten Dengan Menggunakan Permainan Pada Siswa Kelas VIII SMP Teuku Umar Semarang Tahun Ajaran 2009/2010.

0 0 1

Meningkatkan Penyesuaian Diri Siswa melalui Layanan Bimbingan Kelompok pada Siswa Kelas XI SMA N 1 Semarang Tahun Ajaran 2010/2011.

0 0 100

UPAYA MENINGKATKAN PERILAKU DISIPLIN SISWA MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK (Penelitian Pada Siswa Kelas 8 Di SMP N 11 Semarang Tahun Ajaran 2008/ 2009).

0 3 112

MENGURANGI PERILAKU KONSUMTIF MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK PADA SISWA KELAS VIIIA SMP N 3 MUNTILAN TAHUN AJARAN 2014/2015.

4 3 178

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN DIRI MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK PERMAINAN ULARTANGGA PADA SISWA KELAS VIII E DI SMP NEGERI 3 SEMARANG TAHUN AJARAN 2015 2016. -

2 9 59