12
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini akan menguraikan tentang landasan teori yang akan digunakan dalam penelitian yang meliputi: 1 Penelitian Terdahulu, 2 Perilaku Konsumtif,
3 Layanan Koneling Kelompok, 4 Upaya Meminimalkan Perilaku Konsumtif Siswa Melalui Layanan Konseling Kelompok, 5 Hipotesis Penelitian
2.1 Penelitian Terdahulu
Adapun beberapa penelitian terdahulu yang dapat dijadikan rujukan untuk penelitian yang akan dilakukan peneliti antara lain sebagai berikut.
2.1.1 Penelitian terdahulu tentang perilaku konsumtif
2.1.1.1 Dahesihsari, R. 2007. Perilaku Konsumsi Telepon Seluler Di Kalangan
Mahasiswa: Sebuah Studi Pada Mahasiswa Unika Atma Jaya Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perilaku konsumsi telepon seluler di kalangan mahasiswa. Subyek dalam penelitian ini adalah
mahasiswa Unika Atma Jaya Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode survai yang mengggali beberapa karakteristik perilaku konsumsi pada mahasiswa.
Responden dalam penelitian ini sebanyak 70 mahasiswa. Hasil penelitian lebih dari 50 dari responden memiliki lebih dari satu
telepon seluler, bahkan 4 di dalamnya memiliki tiga telepon seluler. Telepon seluler merupakan produk yang umum dikonsumsi mahasiswa di lingkungan
Unika Atma Jaya Jakarta. Bahkan cukup jamak di temui di antara mereka yang
13
memiliki lebih dari sebuah telepon seluler. Masa kepemilikan telepon seluler mereka juga kebanyakan sudah lebih dari lima tahun, menandakan bahwa mereka
sudah mulai menggunakan telepon seluler di masa-masa awal mulai menyebarnya pemakaian telepon seluler di kalangan masyarakat luas di sekitar akhir tahun 1990
an dan di awal tahun 2000 an. Pola konsumsi berganti-ganti merk dan model telepon seluler juga cukup banyak di temukan. Tidak heran apabila segmen
mahasiswa sangat potensial menjadi salah satu fokus utama upaya pemasaran produk ini.
2.1.1.2 Aryani, G. 2006. Hubungan Konformitas Dan Perilaku Konsumtif Pada
Remaja Di SMA Negeri I Semarang Tahun Ajaran 20052006. Jurusan Psikologi. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Semarang.
Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara konformitas dan perilaku konsumtif pada remaja di SMA Negeri I Semarang tahun ajaran 20052006.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara konformitas dan perilaku konsumtif pada remaja di SMA Negeri I Semarang yang
ditunjukkan dengan perolehan koefisien korelasi sebesar 0,3113 dengan nilai r 0,558 p0,01. Siswa SMA N I Semarang yang menjadi subjek penelitian ini mempunyai
tingkat konformitas pada kategori sedang dengan perilaku konsumtif subjek penelitian juga tergolong sedang. Dari hasil penelitian ini disarankan bagi orang tua
dan guru diharapkan dapat lebih mengarahkan untuk berfikir dan bertindak yang rasional yang kegiatan tersebut dapat menimbulkan perilaku konsumtif. Atau juga
dengan memberikan pengertian bahwa segala yang dilakukan seseorang tidak harus sama dengan apa yang dilakukan orang lain.
Dalam penelitian ini, remaja lebih mengarahkan hidupnya pada pola hidup yang sederhana. Gaya hidup sederhana
14
memang harus ditanamkan oleh remaja, karena dapat menyebabkan puas dengan apa yang dimilikinya.
2.1.1.2 Al Faris, N. 2009. Mengatasi Perilaku Konsumtif Melalui Layanan Konseling Realita Studi Kasus pada Siswa Kelas XI IPS SMA N I Banjarnegara
Tahun Ajaran 20082009. Jurusan Bimbingan dan Konseling. Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Semarang
. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran perilaku
konsumtif siswa kelas XI IPS di SMA N I Banjarnegara sebelum dan sesudah mendapatkan layanan konseling Realita. Subyek penelitiannya adalah tiga siswa
yang memiliki kecenderungan berperilaku konsumtif yang tinggi. Jenis penelitian yang di gunakan adalah studi kasus. Instrumen yang di gunakan yaitu pedoman
wawancara dan observasi. Hasil penelitian yang di peroleh adalah klien MNK: penampilan klien
sudah tidak berlebihan lagi, kebiasaannya untuk membeli segala macam atribut yang sedang in telah berkurang, lebih cermat dalam mengelola keuangannya,
memiliki tabungan pribadi, manajemen keuangannya terkontrol, tidak lagi gemar memamerkan barang-barang yang baru dibelinya, mengurangi aktifitas berbelanja
bersama teman-temannya, dan yang pasti perilakunya lebih efektif, sesuai dengan norma, kebenaran serta lebih bertanggung jawab. Klien PTR: Penampilan klien
PTR sudah tidak berlebihan lagi, kebiasaannya menjadi lebih cermat dalam menggunakan uang serta membeli barang-barang yang di butuhkannya, PTR
sudah tidak lagi gemar memamerkan barang-barang yang di belinya. Klien RMD: ia tampak lebih bergaya dan berpenampilan lebih sederhana, ia juga tidak lagi
15
suka memamerkan barang-barang yang ia miliki, RMD juga sudah tidak merubah penampilan sesuai dengan gaya-gaya terbaru mengikuti gaya kebanyakan teman-
temannya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Konseling Realita dapat mengatasi perilaku konsumtif siswa.
2.1.2 Penelitian terdahulu tentang konseling kelompok