18
akan membelanjakan uangnya tanpa memikirkan nilai guna dari barang tersebut namun berdasarkan keinginan semata untuk mencapai kepuasan dan tidak
berdasar kebutuhan.
2.2.2 Terbentuknya Perilaku Konsumtif
Perilaku konsumtif terbentuk dikarenakan konsumtif itu sendiri sudah menjadi bagian dari proses gaya hidup. Sedangkan perilaku konsumtif itu muncul
terutama setelah adanya masa industrialisasi dimana barang-barang di produksi secara massal sehingga membutuhkan konsumen yang lebih luas. Media, baik
elektronik maupun massa dalam hal ini menempati posisi strategis dalam membentuk perilaku konsumtif, yaitu sebagai medium yang menarik minat
konsumen dalam membeli barang. Media dalam menampilkan iklan mempunyai pengaruh yang hebat dalam
membentuk perilaku konsumtif. Iklan mampu membuat anak dan orang tua sebagai konsumen seakan-akan sangat membutuhkan produk tersebut. Padahal
bisa jadi produk tersebut kurang penting bahkan bisa jadi tidak diperlukan.
Artinya iklan tersebut mampu membuat sesuatu yang sebenarnya tidak perlu, menjadi perlu dan mendesak. Iklan mampu memiliki pengaruh kepada masyarakat
bahwa produk dari iklan tersebut sangat dibutuhkan oleh anak-anak. Pada iklan
ditanamkan sifat konsumtif sejak dini pada anak-anak. Sehingga menjadi keluhan umum bagi orang tua ketika anaknya banyak menuntut ini dan itu. Dampaknya
jelas, orang tua memberikan uang belanja yang lebih pada anak
.
Selain itu terbentuknya perilaku konsumtif yaitu karena pengaruh dunia konsumsi, menurut Subinarto dalam wwwepaper.kompas.com dunia konsumsi
19
mengajarkan hidup adalah untuk membeli dan memiliki aneka barang meski barang-barang itu belum tentu di butuhkan. Dengan pemahaman tersebut, prinsip
dasar para pelaku konsumtif adalah ”saya ada karena apa yang saya miliki dan saya pakai”. Dengan demikian, eksistensi seseorang itu ditentukan dari apa yang
dimilikinya.
2.2.3 Karakteristik Perilaku Konsumtif
Karakteristik pada masa remaja merupakan kondisi psikis yang sangat labil sehingga mudah di pengaruhi. Keinginan dan kebutuhan untuk diakui dalam
kelompok menjadikan mereka harus selalu mengikuti segala atribut yang sedang digemari oleh kebanyakan teman dalam kelompknya. Berpenampilan dan bergaya
yang sama telah menjadi sebuah keharusan bagi mereka sehinnga para remaja ini mudah sekali dijadikan target pemasaran produk industri yang akhirnya menarik
mereka pada perilaku konsumtif. Perilaku konsumtif pada remaja ini sudah tidak lagi di dasarkan pada
faktor kebutuhan, hal tersebut bisa dilihat dari karakteristik perilaku konsumtif mereka. Ciri-ciri perilaku konsumtif remaja dapat dilihat dari ciri-ciri pembeli
remaja Seperti yang di ungkapkan oleh Mangkunegara 1988:62 bahwa ciri-ciri pembeli remaja adalah:
1 Remaja amat mudah terpengaruh oleh rayuan penjual
2 Mudah terbujuk iklan, terutama pada kerapian kertas bungkus apalagi jika
dihiasi dengan warna-warna yang menarik 3
Tidak berpikir hemat. 4
Kurang realistis, romantis, dan mudah terbujuk impulsif.
20
Sedangkan yang di ungkapkan oleh Assauri 1997:137 bahwa ”ciri-ciri perilaku konsumtif ditandai dengan”:
1 Pembeli ingin tampak berbeda dengan orang lain.
Pembeli melakukan kegiatan membeli barang dengan maksud untuk menunjukkan dirinya berbeda dengan lainnya. Remaja dalam memakai atau
menggunakan suatu barang selalu ingin lebih dari yang dimiliki orang lain. 2
Kebanggaan diri Pembeli biasanya akan mersaa bangga apabila ia dapat memilki barang
yang berbeda dari orang laian, terlebih lagi apabila barang tersebut jauh lebih bagus dan lebih daripada milik orang lain.
3 Ikut-ikutan
Pembeli pada umumnya melakukan tindakan pembelian yang berlebihan hanya untuk meniru orang lain dan mengikuti trend mode yang sedang
beredar dan bukan untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. 4
Menarik perhatian orang lain Pembelian terhadap suatu barang dilakukan karena seseorang ingin menarik
perhatian orang lain dengan menggunakan barang yang sedang populer saat itu karena remaja cenderung suka menjadi perhatian orang lain.
Ciri-ciri tersebut di atas telah cukup menggambarkan bahwa faktor kenginan merupakan dasar bagi mereka melakukan tindakan tersebut. Selain itu,
perilaku ini sama sekali tidak menunjukkan faktor kebutuhan di dalamnya. Para remaja tampak jelas berperilaku konsumtif untuk menunjang harga diri dalam
pergaulan semata tanpa memandang kebutuhan sebenarnya. Telah dijelaskan pada bahasan sebelumnya, bahwa karakteristik atau ciri-
ciri remaja yang berperilaku konsumtif merupakan dasar yang penting untuk mengenali dan mengkaji lebih jauh mengenai perilaku konsumtif. Hal itu di
karenakan dengan mempelajari dan memahami karakteristik remaja yang berperilaku konsumtif maka akan dapat diketahui faktor penyebab mereka
berperilaku konsumtif.
21
2.2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif