Profil Responden Uji Penerimaan dan Preferensi Konsumen

Gambar 18. Pie chart persentase responden bajigur berdasarkan pekerjaan Gambar 19. Pie chart persentase responden bajigur yang tidak bekerja berdasarkan jenis kelamin Hasil survei konsumen terhadap bajigur berdasarkan tingkat pengeluaran responden dapat diketahui bahwa secara umum responden yang mengkonsumsi bajigur adalah responden yang pengeluaran rata-rata perbulannya adalah kurang dari Rp.500000, yaitu sebanyak 29 orang 29. Selanjutnya adalah sesuai dengan urutan persentase tertinggi, yaitu pengeluaran Rp.1000001-1500000 perbulan sebanyak 23 orang 23, .pengeluaran Rp. 500001-1000000 perbulan sebanyak 20 orang 20, pengeluaran Rp. 1500001 - 2000000 perbulan sebanyak 19 orang 19, dan pengeluaran lebih dari Rp.2000000 perbulan sebanyak 9 orang 9. Berdasarkan hasil penelitian Krisnadi 2003, tingkat pengeluaran responden berkaitan erat dengan tingkat pekerjaan. Hal ini diperkuat dengan hasil penelitian uji penerimaan dan preferensi bajigur. Hasil penelitian uji penerimaan dan preferensi bajigur ini menunjukkan bahwa jumlah responden bajigur yang pengeluarannya kurang dari Rp. 500. 000 berada pada peringkat tertinggi. Hal ini dapat disebabkan oleh tingginya responden bajigur yang tidak bekerja dibandingkan konsumen bajigur yang bekerja. laki-laki 29 perempuan 71 Hasil survei persentase responden bajigur berdasarkan pengeluaran rata-rata per bulan dapat dilihat pada Gambar 20. Gambar 20. Pie chart persentase responden bajigur berdasarkan pengeluaran rata-rata per bulan Sebagian besar responden frekuensi minum bajigurnya adalah kurang dari 1 kali dalam seminggu. Hal ini dapat dilihat dari hasil survei terhadap 100 orang responden yang menjawab kurang dari satu kali dalam seminggu meminum bajigur adalah 64 orang 64. Sisanya adalah 32 orang 32 menjawab kurang dari 3 kali dalam seminggu dan 4 orang 4 menjawab tiga kali dalam seminggu. Jumlah responden yang menyatakan frekuensi kurang dari satu kali dalam satu minggu lebih tinggi dibandingkan kategori frekuensi lainnya. Hal ini dapat disebabkan oleh sulitnya responden menemukan penjual bajigur, sehingga mereka minum bajigur hanya ketika ada penjual bajigur keliling. Hal ini juga didukung oleh hasil survei terhadap tempat membeli bajigur. Hasil survei menunjukkan bahwa 94 responden 94 menjawab penjual keliling sebagai tempat mereka membeli bajigur. Menurut informasi responden, tidak setiap hari penjual bajigur keliling tersebut ada. Sisanya adalah membeli di swalayan sebanyak 4 responden 4 dan yang membeli di warung sebanyak 2 responden 2. Hasil survei konsumen terhadap frekuensi meminum dan tempat membeli bajigur dapat dilihat pada Gambar 21 dan 22. 500000 29 500001- 1000000 20 1000001- 1500000 23 1500001- 2000000 9 2000000 19 1 kali 64 3 kali 32 3 kali 4 4-6 kali 6 kali Gambar 21. Pie chart persentase responden bajigur berdasarkan frekuensi meminum bajigur per minggu Jumlah responden meminum bajigur rata-rata adalah kurang dari 250 ml. Hal ini dapat dilihat dari Gambar 23, dimana jumlah responden yang meminum bajigur kurang dari 250 ml berjumlah 69 responden 69. Sisanya meminum bajigur diantara 250-300 ml sebanyak 29 orang 29 dan diantara 301-350 ml sebanyak 2 orang 2. Jumlah responden yang menyatakan meminum bajigur kurang dari 250 ml lebih tinggi dibandingkan dengan jumlah responden yang meminum bajigur antara 250- 300 ml dan 300-350 ml. Gambar 22. Pie chart persentase responden bajigur berdasarkan tempat membeli bajigur penjual keliling 94 tempat lainnya pasar Warung 2 Swalayan 4 250 ml 69 250-300 ml 29 301-350 ml 2 350 ml 96 4 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Ya Tidak p e rs en ta se Gambar 23. Pie chart persentase responden bajigur berdasarkan jumlah bajigur yang diminum Berdasarkan hasil survei dapat juga diketahui penerimaan konsumen terhadap produk MTJ formula optimum. Sebanyak 96 responden 96 dapat menerima MTJ formula optimum, sedangkan sisanya sebanyak 4 responden 4 tidak dapat menerima. Melalui wawancara langsung, alasan 4 responden tersebut tidak dapat menerima adalah karena faktor rasa. Responden sudah terbiasa dan menyukai bajigur yang sudah mereka konsumsi sebelumnya. Persentase penerimaan konsumen terhadap produk MTJ formula optimum dapat dilihat pada Gambar 24. Gambar 24. Diagram batang persentase penerimaan responden terhadap produk MTJ formula optimum

b. Analisis multiatribut Fishbein

Tabel 17 menerangkan hasil skor evaluasi e i terhadap masing- masing atribut bajigur pada tahap uji penerimaan dan preferensi konsumen. Skor evaluasi dinilai tanpa memperhatikan merek produk. Berdasarkan Tabel 17 dapat diketahui bahwa terdapat dua macam atribut, yaitu atribut internal dan eksternal produk. Atribut internal adalah aroma, rasa manis, rasa pedas jahe dan warna, sedangkan atribut eksternal adalah mudah didapat dan disajikan panas. Berdasarkan data skor evaluasi e i dapat diketahui bahwa semua skor atribut bernilai positif. Hal ini menunjukkan bahwa semua atribut tersebut dianggap penting oleh konsumen sebagai faktor yang dipertimbangkan dalam memilih bajigur. Tabel 17. Skor Evaluasi e i terhadap masing-masing atribut bajigur pada tahap uji penerimaan dan preferensi konsumen No. Atribut Bajigur Rata-rata skor evaluasi e i 1 Aroma 1.07 2 Rasa Manis 1 3 Rasa Pedas jahe 0.72 4 Warna 1.06 5 Mudah di dapat 0.64 6 Disajikan Panas 1.3 Berdasarkan Tabel 17 dapat juga diketahui bahwa atribut eksternal disajikan panas memperoleh skor tertinggi, kemudian diikuti oleh atribut internal aroma. Hal ini menunjukkan bahwa konsumen akan mempertimbangkan atribut disajikan panas dan aroma sebagai atribut penting dalam memilih minuman bajigur. Hasil skor evaluasi ini berbeda dengan hasil skor evaluasi pada tahap penentuan jenis MTJ, dimana atribut penting dalam bajigur adalah rasa pedas jahe dan disajikan panas. Hal ini dapat terjadi karena perbedaan responden yang digunakan dalam tahap preferensi MTJ dan tahap uji penerimaan dan preferensi bajigur. Pada tahap preferensi MTJ responden yang berpeluang dipilih adalah responden yang pernah mengkonsumsi salah satu MTJ di Indonesia, sedangkan pada tahap uji penerimaan dan preferensi bajigur responden yang berpeluang dipilih adalah responden yang pernah mengkonsumsi bajigur. Artinya pada tahap uji penerimaan dan preferensi bajigur, responden sudah lebih khusus, yaitu diarahkan pada salah satu jenis MTJ yang ada di Indonesia bajigur. Skor keyakinan b i adalah nilai yang mengukur kepercayaan konsumen terhadap atribut yang dimiliki oleh masing-masing merek produk. Skor ini dihasilkan dari uji organoleptik terhadap atribut internal terkait langsung dengan produk bajigur. Pada saat penyajiannya, dua jenis MTJ MTJ formula optimum dan bajigur komersil yang dinilai sama-sama dalam keadaan panas. Hal ini berhubungan dengan hasil uji Fishbein pada Tabel 5. hasil uji Fishbein pada Tabel 5 menunjukkan bahwa atribut panas menjadi atribut yang penting bagi responden dalam memilih bajigur. Tabel 18. Skor keyakinan b i terhadap masing-masing atribut MTJ Atribut Jenis MTJ MTJ formula optimum Bajigur Komersil Aroma 0.93 0.54 Rasa manis 0.81 0.34 Rasa pedas jahe 0.79 0.13 Warna 1.01 0.23 Berdasarkan skor keyakinan b i , pada Tabel 18, dapat diketahui bahwa mutu atribut MTJ formula optimum lebih baik dibandingkan bajigur komersil. Hal ini dapat dilihat dari skor keyakinan setiap atribut pada MTJ formula optimum jauh lebih tinggi dibandingkan dengan skor keyakinan bajigur komersil. Skor untuk sikap responden A terhadap produk MTJ dapat diketahui setelah didapatkan skor evaluasi e i dan skor keyakinan b i produk bajigur. Skor sikap A dapat dilihat pada Tabel 19, sedangkan perhitungan selengkapnya pada Lampiran 9. Tabel 19. Skor sikap A Responden terhadap produk MTJ Atribut Jenis MTJ A MTJ formula optimum B Bajigur komersil Aroma 0.99 0.58 Rasa manis 0.81 0.34 Rasa pedas jahe 0.57 0.09 Warna 1.07 0.24 Total 3.44 1.25 Tabel 19. menunjukkan hasil analisis skor sikap A multiatribut Fishbein. Jumlah skor sikap masing-masing atribut suatu produk akan menghasilkan skor sikap total. Menurut Schiffman 1994, semakin tinggi skor sikap total dari suatu produk, maka semakin tinggi kesukaan konsumen terhadap produk tersebut. Berdasarkan Tabel 19, skor sikap total MTJ formula optimum 3.44 lebih besar dari bajigur komersil 1.25. Hal ini berarti responden lebih menyukai produk MTJ formula optimum dibandingkan dengan bajigur komersil. Hasil skor sikap total Fishbein tahap ini sesuai dengan prediksi skor atribut respon pada tahap optimasi formulasi dengan DX7. Hasil DX7 pada tahap optimasi formulasi menunjukkan bahwa MTJ formula optimum diprediksikan akan menghasilkan skor optimum dalam penilaian responden terhadap masing- masing atributrespon. Langkah akhir dalam analisis multiatribut Fishbein adalah penentuan skala penilaian produk. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui penilaian konsumen terhadap masing-masing produk berada dalam skala yang mana. Skala yang dimaksudkan adalah skala sangat tidak disukai, tidak disukai, biasa, disukai atau sangat disukai. Pembagian skor skala tersebut berdasarkan skor sikap A maksimum dari masing-masing atribut. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 20, sedangkan perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 10.