PENGUJIAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS KUESIONER

Gambar 4. Pie chart persentase responden berdasarkan jenis pekerjaan Hasil survei konsumen terhadap MTJ berdasarkan tingkat pengeluaran responden Gambar 5 dapat diketahui bahwa secara umum responden yang mengkonsumsi MTJ adalah responden dengan tingkat pengeluaran kurang dari Rp. 500.000 32.5 dan antara Rp. 500.000 - Rp.1000.000 32.5. Hal ini dapat terjadi karena persentase responden yang tidak bekerja lebih tinggi dibandingkan persentase responden yang memiliki pekerjaan Gambar 4. Krisnadi 2003 melakukan penelitian mengenai preferensi terhadap minuman suplemen. Hasil penelitian Krisnadi menunjukkan bahwa tingkat pengeluaran berkorelasi dengan jenis pekerjaan responden. Kesimpulan ini didapat setelah Krisnadi mendapatkan bahwa responden dengan tingkat pengeluaran kurang dari Rp. 250.000 terendah adalah responden dengan persentase tertinggi 54.54 dan responden yang tidak bekerja memiliki persentase tertinggi 35.45. Hasil penelitian ini memperkuat pernyataan Krisnadi tersebut, bahwa tingkat pengeluaran berkorelasi dengan jenis pekerjaan responden. Berdasarkan Gambar 5 dapat juga diketahui bahwa responden dengan tingkat pengeluaran antara Rp.1.500.001 – Rp. 2.000.000 perbulan sebanyak enam orang 15, responden dengan tingkat pengeluaran lebih dari Rp. 2.000.000 per bulan sebanyak lima orang 12,5, dan responden dengan tingkat pengeluaran antara Rp. 1.000.001 – Rp.1.500.000 per bulan berjumlah tiga orang 7,5. Rp. 500.000 32 Rp. 500.000- 1 000 000 Rp 1.000.001- 1.500.000 8 Rp 1.500.001- 2.000.000 15 Rp 2.000.000 13 Gambar 5. Pie chart persentase responden berdasarkan tingkat pengeluaran

b. Analisis Preferensi Awal Minuman Tradisional Berbasis Jahe MTJ

Analisis preferensi awal MTJ dilakukan untuk mendapatkan MTJ terpilih. MTJ terpilih adalah MTJ yang memiliki peluang terbesar berdasarkan masing-masing kategori pemilihan. Kategori pemilihan MTJ adalah berdasarkan frekuensi minum MTJ dalam satu minggu, jumlah MTJ yang diminum dalam setiap konsumsi, pmbagian etnis, dan jenis kelamin. Frekuensi responden dalam megkonsumsi bir pletok, bajigur, dan sarabba adalah kurang dari satu kali dalam seminggu, sedangkan frekuensi responden dalam mengkonsumsi bandrek, sekoteng dan wedang jahe adalah kurang dari tiga kali dalam seminggu. Hal ini dapat dilihat dari jumlah responden tertinggi yang memilih satu kategori frekuensi untuk masing-masing MTJ Gambar 6. Hasil ini menunjukkan bahwa frekuensi minum MTJ bajigur, bir pletok dan sarabba masih lebih rendah dibandingkan dengan frekuensi minum MTJ bandrek, sekoteng dan wedang jahe. Keadaan frekuensi seperti ini membuat MTJ bajigur, bir pletok dan sarabba masih perlu dikembangkan lagi, sehingga diharapkan frekuensi minum MTJ bajigur, bir pletok dan sarabba dapat meninggkat atau setidaknya menyamai frekuensi minum MTJ bandrek, sekoteng dan wedang jahe. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 ba jig ur an dr ek pl et ok ra bb a ko ten g g ja he Ju m lah R e sp o n d en sangat jarang satu kali jarang 3 kali cukup 3 kali sering 4-6 kali sangat sering 6 kali