OPTIMASI FORMULASI MTJ, METODE MIXTURE DESIGN
Aroma Linier 0.65 2 0.33 1.74 0.2436
Tidak signifikan
R.pedas Sp.kubik 4.13 6 0.69
8.96 0.0499 Signifikan R.manis Kuadratik
8.22 5 1.64
22.60 0.0049 Signifikan Hasil ANOVA untuk respon skor warna pada selang kepercayaan 95
ditunjukkan pada Tabel 12. Berdasarkan hasil ANOVA dapat diketahui bahwa secara terpisah linier mixture komponen A gula merah, komponen B jahe
emprit dan komponen C kopi memberikan pengaruh yang nyata terhadap skor warna. Interaksi AB gula merah dan jahe emprit dan BC jahe emprit
dan kopi tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap skor warna, sedangkan interaksi AC gula merah dan kopi memberikan pengaruh yang
nyata terhadap skor warna. Tabel 12. Hasil ANOVA untuk respon skor warna
Komponen Nilai probf
Linier mixture 0.03
AB 0.41 AC 0.07
BC 0.50
Hasil ANOVA untuk respon skor rasa pedas jahe pada selang kepercayaan 95 ditunjukkan pada Tabel 13. Berdasarkan hasil ANOVA
dapat diketahui bahwa secara terpisah linier mixture komponen A gula merah, komponen B jahe emprit dan komponen C kopi memberikan
pengaruh yang nyata terhadap skor rasa pedas jahe. Interaksi AC gula merah dan kopi, BC jahe emprit dan kopi dan antar semua komponen
Keterangan : A = gula merah
B = jahe emprit C = kopi
ABC memberikan pengaruh yang nyata terhadap skor rasa pedas jahe, sedangkan interaksi AB gula merah dan jahe emprit tidak memberikan
pengaruh yang nyata terhadap skor rasa pedas jahe.
Tabel 13. Hasil ANOVA untuk respon skor rasa pedas jahe
Komponen Nilai probf
Linier mixture 0.04
AB 0.29 AC 0.02
BC 0.03 ABC 0.03
Keterangan : A = gula merah
B = jahe emprit C = kopi
Linier mixture – A atau B atau C
Hasil ANOVA untuk respon skor rasa manis pada selang kepercayaan 95 ditunjukkan pada Tabel 14. Berdasarkan hasil ANOVA dapat diketahui
bahwa secara terpisah linier mixture komponen A gula merah, komponen B jahe emprit dan komponen C kopi memberikan pengaruh yang nyata
terhadap skor rasa manis. Interaksi AB gula merah dan jahe emprit tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap skor rasa manis, sedangkan
interaksi AC gula merah dan kopi dan BC jahe emprit dan kopi memberikan pengaruh yang nyata terhadap skor rasa manis.
Tabel 14. Hasil ANOVA untuk respon skor rasa manis
Komponen Nilai probf
Linier mixture 0.01
AB 0.49 AC 0.03
BC 0.09
Keterangan : A = gula merah
B = jahe emprit C = kopi
Linier mixture – A atau B atau C
Berdasarkan hasil ANOVA dapat diketahui bahwa interaksi komponen jahe emprit dan kopi dapat memberikan pengaruh yang nyata terhadap skor
rasa manis dan rasa pedas jahe, sedangkan terhadap skor warna komponen jahe emprit dan kopi tidak memberikan pengaruh yang nyata. Hasil yang
bertentangan antara skor rasa manis, pedas jahe dan warna ini terkait dengan jumlah komponen yang menyusunnya. Oleh karena itu, diperlukan adanya
prioritas penilaian dari ketiga atribut tersebut. Program DX7 memberi nama tingkat kepentingan ini sebagai importance. Tingkat kepentingan dalam
program DX7 dimulai dari positif 1 + sampai positif 5 +++++. Semakin tinggi tingkat kepentingan dari atribut atau respon yang diukur terhadap
produk, semakin banyak tanda positif +. Pada penelitian tahap preferensi MTJ didapatkan bahwa hasil skor evaluasi Fishbein menunjukkan rasa pedas
jahe sebagai atributrespon yang paling penting dibandingkan atributrespon lainnya warna dan rasa manis. Oleh karena itu, respon rasa pedas jahe
ditetapkan dengan tingkat kepentingan positif 4++++ , sedangkan rasa manis dan warna ditetapkan dengan tingkat kepentingan positif 3 +++.
Tujuan dari optimasi adalah meminimumkan usaha yang diperlukan atau biaya operasional dan memaksimumkan hasil yang diinginkan Anonim,
2006. Fungsi tujuan optimasi yang digunakan pada program DX7 dikenal dengan nama desirability. Nilai ini besarnya nol sampai dengan satu, dimana
semakin mendekati satu artinya semakin tinggi kemungkinan mendapatkan nilai respon yang diinginkan Montgomery, 2002.
Respon yang diinginkan untuk atribut warna, rasa pedas dan rasa manis adalah semakin mendekati delapan yang artinya semakin menyukai produk.
Nilai respon delapan diperoleh dari nilai skala garis maksimum pada saat pengujian organoleptik. Oleh karena itu dalam penelitian ini fungsi tujuannya
memaksimumkan skor masing-masing respon sesuai dengan nilai kepentingan masing-masing.
Berdasarkan rancangan percobaan dan data hasil pengukuran skor warna, rasa manis dan pedas terhadap 10 formula bajigur, program DX7
merekomendasikan beberapa formula baru yang dinilai optimal. Tiga formula terbaik dari program DX7 dapat dilihat pada Tabel 15
Tabel 15. Tiga formula terbaik hasil DX7 Formula Gula
merah Jahe
Kopi Warna Rasa
pedas Rasa
manis Desirability
A 5.17165 5.84986
5.04647 0.668
B 4.43185 5.04858
4.45723 0.580
C 4.24455 3.98642
4.26831 0.521
keterangan : semua angka disamarkan
Berdasarkan Tabel 15 dapat diketahui bahwa formula 1 adalah formula yang menghasilkan desirability tertinggi, yaitu 0.668. Nilai desirability
menunjukkan bahwa nilai total dari ketiga fungsi tujuan skor warna, rasa manis dan pedas menunjukkan formula A yang paling optimum MTJ
formula optimum. Nilai desirability yang dihasilkan sangat dipengaruhi oleh kompleksitas komponen, kisaran yang digunakan dalam komponen dan target
yang ingin dicapai dalam memperoleh formula optimum. Kisaran komponen range yang digunakan dalam penelitian ini relatif tidak terlalu lebar dengan
target untuk mencapai tujuan yang diinginkan dimaksimumkan mendekati delapan. Oleh karena itulah nilai desirability yang dalam penelitian ini hanya
bisa mencapai 66.8 0.668. Nilai desirability formula optimum yang dihasilkan pada penelitian ini
tidak berbeda jauh dengan nilai desirability yang dihasilkan pada penelitian optimasi minuman isotonik madu. Hasil penelitian Hadi 2006, menunjukkan
bahwa nilai desirability formula optimum minuman isotonik madu adalah 0.623.
Design-Expert® Sof tware Desirability
Design points abov e predicted v alue 1
X1 = A: Gula merah X2 = B: Jahe
X3 = C: Kopi
A 11.000 B 5.000
C 2 000
0 260 0.368
0.475 0.583
0.690
D e
s ir
a b
il ity
Design-Expert® Sof tware Desirability
Design Points 1
X1 = A: Gula merah X2 = B: Jahe
X3 = C: Kopi
A: Gula merah 11.000
B: Jahe 2.000
C: Kopi -1.000
2.000 5.000
14.000
Desirability
0.338 0.338
0.402 0.466
0.530 0.594
2
2
X1 11.880
X2 5.000
X3 1.120
X1 13.000
X2 4.000
X3 1.000
Contour plot disajikan pada Gambar 13 dengan menggunakan model
prediksi untuk penerimaan skor warna, rasa pedas dan rasa manis produk. Ukuran-ukuran pada suatu garis contour merupakan kombinasi tiga komponen
yang menghasilkan nilai pencapaian desirability yang sama. Misalnya, titik sentral pada Gambar 12 memiliki ukuran sentral dengan kombinasi gula
merah, jahe dan kopi. Titik sentral tersebut berada pada garis contour dengan nilai desirability 0.466.
Gambar 13. Contour plot tingkat desirability terhadap penerimaan warna, rasa pedas dan rasa manis.
Gambar 14. 3D surface tingkat desirability terhadap penerimaan warna, rasa pedas dan rasa manis.