Pembuatan dan pengujian kuesioner

Tahap ini bertujuan untuk memformulasikan produk minuman tradisional berbasis jahe sesuai dengan hasil kuesioner pada tahap pertama preferensi MTJ. Produk MTJ yang akan di buat formulasinya adalah produk hasil uji kuesioner pada tahap pertama dengan memfokuskan pada rasa, aroma dan warna yang memiliki skor kesukaan tertinggi. Optimasi formulasi MTJ dilakukan dengan menggunakan metode Mixture Design MD. Pengolahan data MD menggunakan program Design Expert DX 7.0. Data yang diperlukan dalam pengolahan dengan DX 7.0 adalah variabel uji yang digunakan beserta kisaran taraf masing- masing variabel. Design Expert akan menghasilkan suatu disain percobaan yang nantinya dilakukan untuk mendapatkan respon. Respon yang digunakan dalam optimasi formulasi MTJ ini adalah respon hasil uji kesukaan. Proses selanjutnya adalah pengolahan data untuk mendapatkan formula optimum yang dapat diketahui melalui suatu persamaan multivariasi. Persamaan multivariasi tersebut dipetakan dalam suatu contour plot baik berupa gambar dua dimensi 2-D maupun tiga dimensi 3-D.

3. Pengujian MTJ Formula Optimum

3.1 Uji Fisiko-Kimia a. Analisa kadar air metode oven AOAC, 1995

Penetapan kadar air dilakukan dengan menggunakan oven. Cawan aluminium dikeringkan dalam oven selama 30 menit dengan suhu 100 sampai 105 o C. Cawan kemudian didinginkan dalam desikator selama 30 menit dan setelah dingin segera ditimbang. Sampel sebanyak 5 g dimasukkan ke dalam cawan dan ditimbang kemudian cawan yang berisi sampel dikeringkan dalam oven pada suhu 100 sampai 105 o C selama sekitar 6 jam sampai tercapai bobot konstan, cawan kemudian didinginkan dalam desikator sekitar 30 menit dan segera ditimbang. Perhitungan kadar air dilakukan dengan menggunakan rumus :

b. Analisa kadar abu, metode oven AOAC, 1995

Cawan porselin dikeringkan dalam tanur bersuhu 400-600 o C, kemudian didinginkan dalam desikator dan ditimbang. Sebanyak 3-5 g sampel ditimbang dan dimasukkan ke dalam cawan porselin. Selanjutnya sampel dipijarkan di atas nyala pembakar bunsen sampai tidak berasap lagi, selanjutnya dilakukan pengabuan di dalam tanur listrik pada suhu 400-600 o C selama 4-6 jam atau sampai terbentuk abu berwarna putih. Kemudian sampel didinginkan dalam desikator dan selanjutnya ditimbang. Perhitungan kadar abu dilakukan dengan menggunakan rumus :

c. Analisa kadar lemak, metode ekstraksi soxhlet AOAC, 1995

Labu lemak yang akan digunakan dikeringkan dalam oven bersuhu 100-110 o C, didinginkan, dalam desikator dan ditimbang. Sampel ditimbang sebanyak 5 g dibungkus dengan kertas saring dan dimasukkan ke dalam alat ekstraksi soxhlet, yang telah berisi pelarut heksana. Reflux dilakukan selama 6 jam dan pelarut heksana yang ada di dalam labu lemak didistilasi. Selanjutnya labu lemak yang berisi lemak hasil ekstraksi dipanaskan dalam oven pada suhu 100 C hingga bobotnya konstan, didinginkan dalam desikator, dan ditimbang. Perhitungan kadar lemak dilakukan dengan menggunakan rumus : bobot awal – bobot akhir bobot sampel Kadar air = x 100 bobot lemak g bobot sampel g Kadar lemak = x 100 bobot abu g bobot sampel g Kadar abu = x 100