Manfaat TUJUAN DAN MANFAAT a. Tujuan
Proses pembuatan bandrek sama dengan pembuatan wedang jahe. Namun dalam penyajiannya kadang ditambahkan kelapa dalam bentuk serutan
Untari, 2005. Kelapa serut inilah yang menjadi khas bandrek parahiyangan. Minuman tradisional berbasis jahe lainya adalah sarabba dan bajigur.
Sarabba merupakan minuman khas yang berasal dari Makasar Sulawesi Selatan, sedangkan bajigur lebih dikenal di Jawa Barat. Perbedaan dua
minuman ini dengan bandrek dan wedang jahe adalah terdapat bahan tambahan santan dalam proses pembuatannya.
Sarabba dan bajigur terbuat dari campuran gula jawa, jahe dan santan. Sekilas jika melihat bahan-bahannya, sarabba serupa dengan bajigur. Namun
terdapat perbedaan dalam perbandingan jumlah santan dan jahe yang ditambahkan. Jumlah jahe yang ditambahkan pada bajigur umumnya lebih
sedikit dibandingkan sarabba. Jika perbandingan jahe dan santan pada bajigur adalah 1 : 3, maka perbandingan jahe dan santan pada sarabba adalah
sebaliknya 3 : 1. Bajigur biasanya diberi tambahan kopi bubuk sebagai citarasa khas bajigur lainnya selain santan Untari, 2005. Perbedaaan
perbandingan jumlah komposisi yang ditambahkan pada kedua minuman ini dapat berpengaruh pada rasa dan aroma dari minuman-minuman tersebut.
Rasa dan aroma jahe lebih terasa pada sarabba. Hal inilah yang menjadi ciri khas dari sarabba. Seperti halnya bandrek, sarabba juga sering
ditambahkan beberapa bahan lain seperti lada halus, kayu manis, pandan dan putih telur ayam kampung. Rasa minuman ini pedas dan hangat di tubuh.
Konon, Sarabba bermanfaat untuk menyegarkan dan menghangatkan badan serta melancarkan peredaran darah http:www.resto.co.id.
Proses pembuatan sarabba dan bajigur adalah santan dipanaskan, lalu dimasukkan bahan-bahan lainnya, seperti gula jawa, jahe dan pandan, lalu
disaring . Didaerah asalnya, sarabba dan bajigur biasa dikonsumsi disore hari
pada saat hujan turun. Wilayah Jepara Jawa Tengah juga memiliki minuman
seperti sarabba yang dikenal dengan nama adon-adon coro http:id.wikipedia.org.
Jakarta sebagai ibukota negara Indonesia tidak kalah saing dengan wilayah Indonesia lainnya. Suku Betawi yang merupakan penduduk asli
Jakarta juga memiliki minuman tradisional khas yang berbasis jahe, yaitu bir pletok. Walaupun mengandung kata bir, akan tetapi biasanya bir pletok tidak
mengandung alkohol. Menurut Widowati 2004, bir pletok bukan minuman fermentasi dan tidak mengandung alkohol. Produk ini terbuat dari rimpang
dan rempah alami. Selain jahe, rempah lain yang digunakan adalah kayu manis, sereh, cengkeh, kayu secang, bunga dan biji pala serta cabe jawa
http:id.wikipedia.orgwikiBir_pletok. Bir pletok biasanya menggunakan air, garam dan gula pasir sebagai bahan tambahan.
Proses pembuatan bir pletok adalah merebus air hingga mendidih, kemudian dimasukkan rempah-rempah yang telah dimemarkan, lalu dimasak
sampai beraroma lalu saring. Gula pasir dan garam dimasukkan ke dalam rebusan rempah yang telah disaring. lalu dipanaskan kembali dengan api kecil
selama 15 menit,lalu diangkat. Hidangkan panas atau dingin. Inilah yang menjadi keistimewaan bir pletok, yaitu bisa disajikan hangat maupun dingin.
Apabila kita meminum bir pletok pertama-tama akan terasa pedas, akan tetapi selanjutnya badan akan terasa hangat pengaruh dari ramuan yang terdapat
didalamnya. Selain minuman-minuman yang tersebut diatas, ada juga jenis minuman
tradisional berbasis jahe lainnya, yaitu sekoteng, ronde dan serbat. Tiga minuman ini tidak kalah terkenalnya dengan minuman-minuman yang sudah
disebutkan sebelumnya. Serbat lebih mirip dengan bandrek dan wedang jahe, hanya saja bahan tambahan yang digunakan adalah gula pasir, kapulaga, adas
manis, dan asam Jawa. Sekoteng dan ronde manggunakan bahan-bahan seperti yang digunakan pada pembuatan bandrek dan wedang jahe, hanya
dalam penyajiannya ditambahkan pengisi. Bahan pengisi yang biasanya digunakan pada sekoteng adalah kacang tanah sangrai, kacang hijau, roti tawar
dan pacar cina, sedangkan dalam ronde menggunakan tepung ketan yang dibentuk bulatan kecil sebagai ciri khasnya. Dalam hal ini wedang jahe dan
bandrek berfungsi sebagai kuah.