Hal ini tentu sangat bertentangan sekali dengan masyarakat Indonesia terutama mereka yang telah lama memeluk agama Islam. Namun pengaruh demi pengaruh kian
menjadi-jadi sehingga perubahan sosial budaya tersebut tidak dapat ditolak. Agama Kristen Katolik yang di bawa oleh bangsa Portugis dan Agama Kristen Protestan
yang di bawa oleh bangsa Belanda akhirnya dianut pula oleh sebagian masyarakat Indonesia.
D. Dampak Kolonialisme dan Imperialisme Dalam Bidang Idiologi Terjadinya perubahan ideologi bangsa Indonesia diakibatkan karena masuknya
kolonialisme dan imperialisme Barat yang membawa banyak dampak buruk. Adapun nilai-nilai kebudayaan bangsa Indonesia yang telah dijunjung tinggi selama berabad-
abad, secara bertahap telah mengalami perubahan sesuai dengan keinginan kaum imperialis kolonialisme. Agama Kristen yang dianut oleh kaum imperialis Barat
sering kali dipaksakan kepada masyarakat terutama yang telah menganut agama lain. Selama pemerintahan bangsa Belanda di Indonesia, masyarakat pribumi berada di
kelas yang terendah di negerinya sendiri.
Dalam melestarikan kekuasaannya, pemerintah kolonial Belanda menerapkan politik pecah belah dan kuasai devide et impera. Mereka sama sekali tidak
menginginkan adanya persatuan dan kesatuan di kalangan rakyat bangsa Indonesia. Hingga pada akhirnya ketika bangsa Indonesia mulai terpecah belah, pemerintahan
kolonial benda dengan mudahnya menanamkan pengaruh-pengaruh kekuasaanya. Perlawanan rakyat dan kerajaan-kerajaan di Nusantara dalam menentang
kolonialisme dan imperialisme Barat
1. Perlawanan Terhadap Portugis
a. Perlawanan Demak
Demak melawan portugis di selat malaka pada tahubn 1512 dan 1513 di bawah pimpinan Adipati Unus atau pangeran Sabrang Lor, karena portugis dianggap telah
melakukan monopoli perdagangan. Penyerangan yang dilakukan oleh adipati Unus gagal, lalu dilanjutkan pada tahun 1551 dan 1574 oleh Ratu Kalinyamat. Perlawanan
ini juga mengalami kegagalan, sehingga portugis tetap melaksanakan monopoli perdagangan di Selat Malaka,.
b. Perlawanan kerajaan Aceh
Kerajaan Aceh menganggap bahwa keberadaan portugis yang memonopoli perdagangan di selat Malaka, telah menyebabkan perdagangan yang dilakukan oleh
Kerajaan Aceh di kawasan itu mengalami kemrosotan. Oleh karena itu, Kerajaan Aceh berusaha untuk mengusir portugis dengan mengadakan penyerangan ke Selat
Malaka dibawah pimpinan Alaydin Riwayat Sych pada Tahun 1537, 1539 dan 1547. Penyerangan tersebut mengalami kegagalan, sehingga potugis tetap mengadakan
monopoli perdagangan di Selat Malaka.
c. Perlawanan Fatahillah
Usaha yang dilakukan oleh portugis untuk memperluas monopoli perdagangan ialah dengan menguasai Sunda Kelapa yang merupakan pelabuhan tebesar di Jawa.
Langkah awal yang ditempuh portugis yaitu berusaha menjalin kerjasama dengan kerajaan Pajajaran. Usaha yang dilakukan portugis diketahui oleh Kerajaan Demak,
sehingga kerajaan demak pada pemerintahan Sultan Trenggono mengirim pasukan dibawah pimpinan Fatahillah untuk menyerang portugis di Sunda Kelapa. Serangan
tersebut mengalami keberhasilan sehingga portugis terusir dari Sunda Kelapa. Fatahillah akhirnya mengubah nama sunda kelapa menjadi Jayakarta. Kemenagan
pada tanggal 22 juni 1527 ini sekaligus di peringati sebagai hari berdirinya Jakarta. Akibat kekalahan yang dialami itu maka portugis gagal menguasai pulau Jawa.
d. Perlawanan Rakyat Ternate di bawah pimpinan Baabullah
Rakyat Ternate pada awalnya berhubungan baik dengan portugis. Hubungan persahabatan -persahabatan itu terjalin ketika portugis mengalami masalah dengan
Tidore yang menjalin hubungan dagang dengan Spanyol. Sikap yang ditunjukan rakyat Ternate terhadap portugis berubah setelah diketahui bahwa maksud portugis
yang sebenarnya ialah memononpoli perdagangan Ternate.
Pada tahun 1512 portugis tiba di Maluku dan mendirikan benteng Sao Paulo dengan alasan untuk melinduni Ternate dari serangan Tidore. Tindakan yang dilakukan
Portugis, akhirnya justru sangat merugikan Ternate. Rakyat Ternate pada tahun 1570 berusaha mengadakan perlawanan dibawah pimpinan Sultan Hairun. perlawanan ini
dipatahkan oleh portugis dengan cara membunuh sultan Hairun sebagai pimpinan perang di dalam benteng Sao Pao melalui suatu tipu daya yang sangat licik.
Perlawanan rakyat ternate diteruskan oleh anaknya yaitu Sultan Baabullah. Akhirnya perlawanan rakyat ternate ini berhasil mengusir portugis dari bumi Ternate pada
Tahun 1577.
2. Perlawanan terhadap penjajahan Belanda a. Perlawanan Sultan Agung