13
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
1. Pengertian Belajar
Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat.Belajar
merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Trianto 2009:16 berpendapat bahwa belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada
individu yang terjadi melalui pengalaman dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir. Belajar
merupakan suatu proses dan bukan semata-mata hasil yang hendak dicapai. Proses itu sendiri berlangsung melalui serangkaian pengalaman sehingga terjadi
modifikasi tingkah laku seseorang atau terjadi penguatan pada tingkah laku yang dimiliki sebelumnya. Belajar bukan menghafal dan bukan pula mengingat. Belajar
adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk
seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya, daya
penerimaannya serta aspek yang ada pada individu. Belajar adalah proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai pengalaman.
Teori belajar yang diterapkan dalam pembelajaran IPS pada materi Sejarah dengan menggunakan model Two Stay Two Stray ini adalah teori belajar
konstruktivistik. Menurut Anita Lie 2010: 55 dukungan teori Konstruktivisme
sosial Vygotsky telah meletakan arti penting model pembelajaran kooperitif tersebut. Konstruktivisme sosial Vygotsky menekankan bahwa pengetahuan
dibangun dan dikonstruksi secara mutual. Peserta didik berada dalam konteks sosiohistoris. Keterlibatan dengan orang lain membuka kesempatan bagi mereka
mengevaluasi dan memperbaiki pemahaman.dengan cara ini, pengalaman dalam konteks sosial memberikan mekanisme penting untuk perkembangan peserta
didik. Menurut pandangan teori konstruktivistik diatas, belajar berarti
mengkonstruksi makna atas informasi dan masukan-masukan yang masuk ke dalam otak. Belajar yang berarti konstruktif ini sering digunakan untuk
menggambarkan jenis belajar yang terjadi selama penemuan ilmiah, invention, diplomasi, dan pemecahan masalah kreatif di dalam kehidupan sehari-hari. Belajar
yang bersifat konstruktif ini seperti halnya aktivitas belajar yang dilakukan oleh para ilmuwan, misalnya ketika ilmuwan mencari jawaban tentang alasan
terjadinya sesuatu, atau ketika ilmuwan berandai-andai. Untuk memperoleh jawaban tersebut, ilmuwan harus mengeksplorasi dan melakukan eksperimen yang
dilandasi oleh hasrat ingin tahu, kreativitas, kesabaran, dan kerja kelompok Rifa’i Anni, 2011:137.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar