2. Perlawanan terhadap penjajahan Belanda a. Perlawanan Sultan Agung
Usaha yang dilakukan oleh Kerajaan Mataram untuk menyatukan seluruh Pulau Jawa mengalami hambatan karena munculnya VOC di Batavia. Bahkan VOC juga
berusaha untuk menguasai seluruh Pulau Jawa guna memonopoli perdagangan. Oleh karena itu, Sultan Agung berusaha untuk mengusir VOC dari Batavia, serangan yang
dilakukan Kerajaan Mataram berlangsung pada tanggal 26 Agustus 1628 di bawah pimpinan Bahurekso. Serangan ini mengalami kegagalan karena taktik membendung
sungai ciliwung gagal dilaksanakan. Serangan berikutnya dilakukan pada tanggal 17 Juli 1629 dengan cara mengepung Kota Batavia. Usaha ini pun gagal karena VOC
telah mengetahui rencana serangan tersebut.
b. Perlawanan Sultan Hasanudin
Latar belakang terjadinya perlawanan oleh Sultan Hasanudin terhadap dominasi para pedagang Belandadibawah VOC di Makasar antara lain:
1 Belanda menganggap Makasar sebagai pelabuhan gelap; 2 Belanda mengadakan blokade terhadap Makasar;
3 Hitu dan kambelo meminta bantuan Makasar; 4 Aru Palaka dimanfaatkan oleh Belanda;
5 Sultan Hasanudin menolak monpoli perdagangan oleh belanda; Usaha-usaha yang dilakukan Sultan Hasanudin dalam usahanya melawan
monopoli VOC antara lain:
1 Makasar menjalin kerjasama dengan Maluku yang memiliki musuh sama yaitu VOC;
2 Makasar secara sembunyi-sembunyi mengirimkan pasukanya ke Maluku; 3 Makasar berusaha menjual rempah-rempah kepada pedagang selain Belanda;
pada tahun 1667 Sultan Hasanudin dipaksa untuk menandatangani Perjanjian Bongaya
, yang isinya: 1 VOC memperoleh monopoli perdagangan di Makasar;
2 VOC boleh mendirikan benteng di Makasar; 3 Hasanudin harus melepas daerah jajahanya;
4 Aru Palaka diakui sebagai Raja Bone;
c. Perlawan Sultan Ageng Tirtayasa
Kerajaan Banten merupakan sebuah kerajaan yang mengembangkan pelabuhan bebas, sehingga perdagangan di Banten berkembang pesat. Kondisi ini mengakibatkan
kondisi VOC terancam. Oleh karena itu, VOC berusaha menghancurkan banten. Kesempatan untuk menghancurkan Banten terbuka setelah terjadi perselisihan antara
Sultan Ageng Tirtayasa dengan putera mahkota yaitu Sultan Haji. Karena dekat dengan pedagang Belanda Sultan Haji kurang disegani oleh rakyat Banten.
Kedudukan Sultan Haji yang lemah memaksanya untuk bergabung dengan VOC guna menghadapi pihak Sultan Ageng Tirtayasa. Dengan bantuan VOC, akhirnya Sultan
Ageng Tirtayasa dapat dikalahkan. Selanjutnya Sultan Haji dipaksa oleh Belanda untuk menandatangani perjanjian yang salah satunya isinya menyatakan bahwa
VOC memegang hak monopoli di Banten. Sejak saat itu Kerajaan Banten dibawah kekuasaan Belanda.
d. Perlawanan Sultan Badarudin