Uji Keefektifan Uji Hubungan

83 Pada analisis akhir secara statistik, jika data hasil belajar siswa kelompok eksperimen dan kontrol berdistribusi normal, maka analisis akhir menggunakan statistik parametris yang dalam hal ini menggunakan independent samples t-test yang dibantu program SPSS versi 20. Jika data yang diuji ternyata berdistribusi tidak normal maka analisis akhir hipotesis cukup menggunakan uji nonparametris yaitu uji U Mann Whitney. Uji U Mann Whitney digunakan sebagai alternatif pengganti dari uji Independent Samples T test jika data tidak berdistribusi normal. Untuk mengetahui apakah Ha dan Ho diterima atau ditolak yaitu dengan melihat nilai pada kolom Asymp. Sig. 2-tailed. Kriteria pengujian dua pihak yaitu jika signifikansi ≤ 0,05 maka Ho ditolak, sedangkan jika signifikansi 0,05 maka Ho diterima Besral, 2010: 56-7.

3.9.3.2 Uji Keefektifan

Analisis statistik untuk uji keefektifan hipotesis 3 dan 4 menggunakan uji pihak kanan. Uji pihak kanan digunakan untuk menguji kefektifan dari sebuah perlakuan karena hipotesis alternatif H a berbunyi “lebih baik” atau “efektif” Sugiyono, 2012: 102. Sementara itu, pengujian hipotesis secara statistik menggunakan uji pihak kanan. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan SPSS versi 20 untuk melakukan uji pihak kanan melalui one samples t test. Kriteria pengambilan keputusan jika -t tabel ≤ t hitung ≤t tabel , maka Ho diterima dan jika -t hitung -t tabel atau t hitung t tabel , maka Ho ditolak Priyatno, 2012a: 74.

3.9.3.3 Uji Hubungan

Sementara itu, untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara motivasi dan hasil belajar menggunakan analisis korelasi Product Moment 84 Pearson. Nilai koefisien korelasi berkisar antara 0 sampai 1 atau 0 sampai -1. Semakin mendekati 1 atau -1 berarti hubungan antara dua variabel semakin erat, sebaliknya nilai mendekati 0 berarti hubungan antara dua variabel semakin lemah Priyatno, 2012a: 103. Dalam penelitian ini, analisis korelasi menggunakan program SPSS versi 20. Sugiyono 2013: 242 menjelaskan tentang pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi sebagai berikut: Tabel 3.9 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 – 0,199 Sangat Rendah 0,20 – 0,399 Rendah 0,40 – 0,599 Sedang 0,60 – 0,799 Kuat 0,80 – 1,000 Sangat Kuat Selanjutnya, dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi sederhana Uji t untuk menguji apakah hubungan yang terjadi itu dapat berlaku untuk populasi dapat digeneralisasi atau tidak. Kriteria pengambilan keputusan, Ho diterima jika –t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel , sedangkan Ho ditolak jika –t hitung - t tabel atau t hitung t tabel . Jika berdasarkan signifikansi, Ho diterima jika signifikansi 0,05 dan Ho ditolak jika signifikansi ≤ 0,05 Priyatno, 2010: 20. Menurut Sugiyono 2013: 243, rumus uji signifikansi untuk hasil korelasi Product Moment Pearson ialah sebagai berikut: t hitung = Dimana: t= nilai t r = nilai koefisien korelasi n = jumlah sampel 141 BAB 5 PENUTUP Pada bagian ini akan dikemukakan mengenai simpulan dan saran dari hasil penelitian. Pada simpulan dibahas ringkasan hasil penelitian yang sesuai dengan rumusan masalah, tujuan penelitian serta hipotesis penelitian. Pada bagian saran berisi saran dari penulis untuk pihat yang membantu dalam penelitian dan penyusunan skripsi.

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dari penelitian yang berjudul “Keefektifan Model Scramble dalam Pembelajaran Materi Uang pada Siswa Kelas III SD Negeri 02 Mojo Kabupaten Pemalang”, dapat dikemukakan simpulan penelitian sebagai berikut: 1 Ada perbedaan motivasi belajar IPS siswa kelas III antara yang menerapkan model pembelajaran Scramble dan yang menerapkan pembelajaran konvensional µ 1 ≠ µ 2 . Hal ini dibuktikan dengan data hasil penghitungan dengan program SPSS versi 20 menggunakan independent samples t test menunjukkan bahwa diperoleh t hitung sebesar 3,890 dan nilai signifikansi sebesar 0,000. Nilai t hitung t tabel 3,890 2,008 dan nilai signifikansi kurang dari atau sama dengan 0,05 0,000 ≤ 0,05. 2 Ada perbedaan hasil belajar IPS siswa kelas III antara yang menerapkan model pembelajaran Scramble dan yang menerapkan pembelajaran konvensional µ 1 ≠ µ 2 . Hal ini dibuktikan dengan penghitungan program SPSS versi 20 menggunakan independent samples t test menunjukkan

Dokumen yang terkait

KEEFEKTIFAN MODEL WORD SQUARE DALAM PEMBELAJARAN IPS MATERI UANG TEMA PERMAINAN PADA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 1 PEPEDAN PURBALINGGA

2 24 268

KEEFEKTIFAN MODEL MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS III SD NEGERI PEKAUMAN 2 KOTA TEGAL

6 26 257

KEEFEKTIFAN MODEL POE DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI BENTUK ENERGI PADA SISWA KELAS III SD NEGERI PEKAUMAN 2 KOTA TEGAL

1 25 268

KEEFEKTIFAN MODEL PROBING PROMPTING DALAM PEMBELAJARAN SEJARAH UANG PADA SISWA KELAS III SD NEGERI KEPANDEAN 3 KABUPATEN TEGAL

5 63 236

MODEL PEMBELAJARAN SEPAK SILA MELALUI PERMAINAN CEK CEKAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 02 LODAYA KECAMATAN RANDUDONGKAL KABUPATEN PEMALANG

7 44 112

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL ROLE PLAYING PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 03 JEBED KABUPATEN PEMALANG

0 9 278

Model Pembelajaran Keseimbangan Dalam Penjasorkes Melalui Pendekatan Lingkungan Persawahan Pada Siswa Kelas III SD Negeri 01 Watukumpul Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang

0 13 120

KEEFEKTIFAN STRATEGI TRUE OR FALSE (ToF) DALAM PEMBELAJARAN IPS PADA SISWA KELAS III SDN JATINGARANG 03 KABUPATEN PEMALANG

0 12 258

Keefektifan Penggunaan Metode Role Playing pada Materi Menghargai Keputusan Bersama untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 02 Sungapan Kabupaten Pemalang

0 9 182

Model Pembelajaran Keseimbangan Gerak Dalam Penjasorkes Melalui Pendekatan Lingkungan Persawahan Pada Siswa Kelas III Di SD Negeri 02 Kalimas Kecamatan Randudongkal Kabupaten Pemalang Tahun Pelajaran 2010 2011

0 4 135