37
2.1.7 Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan perilaku siswa akibat kegiatan belajar. Hal ini sama dengan pendapatnya Purwanto 2014: 44, hasil belajar seringkali
digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Selain itu, hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar Sudjana, 2009: 22. Menurut Susanto 2013: 5, hasil belajar yaitu perubahan-
perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Sistem pendidikan
nasional rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar menurut Suprijono 2012: 22-
3, yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor.
1 Ranah Kognitif
Kemampuan yang menimbulkan perubahan perilaku dalam ranah kognitif yang dibuat oleh para ahli psikologi dan pendidikan yang sering digunakan
adalah menurut Bloom. Bloom membagi dan menyusun tingkat hasil belajar kognitif mulai dari yang paling rendah dan sederhana yaitu hafalan sampai
yang tertinggi dan kompleks yaitu evaluasi. Enam tingkatan tersebut adalah hafalan C1, pemahaman C2, penerapan C3, analisis C4, sintesis C5,
dan evaluasi C6 Purwanto, 2014: 50. 2
Ranah Afektif Menurut Popham 1995 dalam Narwanti dan Somadi 2012: 131, ranah
afektif menentukan keberhasilan belajar seseorang. Sesuai dengan pendapat
38 Narwanti dan Somadi 2012: 131, bahwa pelaksanaan penilaian ranah afektif
dapat dilakukan selama proses pembelajaran yaitu melalui pengamatan, observasi langsung, atau melalui daftar Checklist yang diisi oleh siswa itu
sendiri. Pembagian tingkat hasil belajar ranah afektif ada lima yaitu, penerimaan A1, jawaban atau reaksi A2, penilaian A3, organisasi A4,
dan internalisasi A5. 3
Ranah Psikomotor Ranah psikomotor merupakan suatu penilaian untuk mengetahui sejauh mana
keterampilan siswa dalam melakukan sesuatu berdasarkan hasil belajar. Proses penilaian pada ranah psikomotor menurut Narwanti dan Somadi
2012: 134, dapat mencakup persiapan, proses, dan produk yang penilaiannya dapat dilakukan pada saat proses, atau pada waktu berakhirnya
praktik dengan cara melakukan tes kepada siswa. Berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Klasifikasi hasil belajar
ranah psikomotor menjadi tujuh menurut Bloom 1964 dalam Widoyoko 2014: 46, meliputi: persepsi P1, kesiapan P2, respon terpimpin P3,
mekanisme P4, respon tampak yang kompleks P5, penyesuaian P6, serta penciptaan P7.
Ketiga ranah tersebut di atas menjadi objek penilaian hasil belajar. Berdasarkan ketiga ranah tersebut, ranah kognitif paling banyak dinilai oleh para
guru di sekolah karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pengajaran. Namun demikian, dalam menyampaikan bahan
pembelajaran berisi ranah kognitif, afektif dan psikomotor harus tetap menjadi
39 bagian integral dari bahan tersebut, dan harus tampak dalam proses belajar dan
hasil belajar yang akan dicapai oleh siswa. Oleh karena itu, penilaian terhadap tiga ranah tersebut penting untuk dilakukan. Maka dalam merumuskan tujuan
pengajaran dan menyusun alat-alat penilaian baik tes maupun non tes harus dibuat secara matang oleh guru dengan baik.
Terkait pemaparan sebelumnya tentang hasil belajar, dapat disimpulkan hasil belajar yang dijadikan oleh guru sebagai bukti keberhasilan dalam suatu
proses pembelajaran yang telah diajarkan kepada siswa mencakup tiga aspek belajar yaitu kognitif, afektif, dan psikomotoris.
2.1.8 Ilmu Pengetahuan Sosial Sekolah Dasar