jaringan ikat longgar terutama yang dekat dengan palatum mole yang menjelaskan mengapa mayoritas abses peritonsil berlokasi di pole
posterior dari tonsil Ballenger, 1997. Ruang mastikator dibentuk oleh lapisan superfisial dari fascia
servikalis profunda dan membungkus masseter dibagian lateral dan m. pterigoid di medial. Ruang mastikator berhubungan langsung dengan
ruang temporal di bagian superior di bawah zigoma Raharjo SP,2013. Ruang temporal dibatasi di lateral oleh lapisan superfisial fasia
servikalis yang melekat ke zigoma dan temporal ridge serta batas medialnya adalah periosteum tulang temporal. Ruang ini dibagi menjadi
ruang superfisial dan profunda oleh m. Temporalis Bailey, 2006. Ruang parotid, selain berisi kelenjar parotis juga kelenjar limfe
parotis, n. fasialis dan vena fasialis posterior. Lapisan pembungkus memiliki bagian paling lemah di permukaan supero-medial menyebabkan
adanya hubungan langsung ruangan ini dengan ruang parafaring Ballenger, 1997; Surarso, 2011.
• Ruang infrahioid Ruang potensial yang ada di bawah tulang hioid adalah ruang
visceral anterior. Area ini dibungkus oleh lapisan media dari fasia servikalis profunda dan mengandung kelenjar tiroid, esofagus dan trakea.
Ruang potensial ini mulai dari kartilago tiroid hingga ke anterior dari mediastinum superior dan arkus aorta Ballenger, 1997; Surarso, 2011
2.13. Kekerapan
Lee dan kawan-kawan 2007 melaporkan 158 kasus infeksi leher dalam dari tahun 1995-2004. Ditemukan 89 penderita laki-laki dan 69
penderita perempuan. Usia penderita mulai dari 1-89 tahun dengan nilai umur rata-rata 35,4 tahun.
Yang dan kawan-kawan 2008 pada 100 kasus infeksi leher dalam yang dilakukan April 2001 sampai Oktober 2006 mendapatkan
perbandingan laki-laki dan perempuan 3:2. Usia 1-88 tahun dengan nilai rata-rata usia 49,2 tahun. Lokasi abses lebih dari satu ruang potensial
Universitas Sumatera Utara
29, abses submandibula 35, parafaring 20, mastikator 13, peritonsil 9, sublingual 7, parotis 3, infra hyoid 26, retrofaring 13,
dan ruang karotis 11. Di bagian THT-KL Rumah Sakit dr. M. Djamil Padang Oktober
2009- September 2010 didapatkan 33 penderita infeksi leher dalam, abses peritonsil 11 penderita, abses submandibula 9 penderita, abses
parafaring 6 penderita, abses retrofaring 4 penderita, abses mastikator 3 penderita, abses pretrakea 1 penderita.
2.14. Kerangka konsep
Etiologi Umur
Jenis Kelamin Infeksi Leher Dalam
Peritonsil Retrofaring
Parafaring Submandibula
Keluhan Utama Gejala Klinis
Lokasi Mikrobiologi
Radiologi
Penatalaksanaan Komplikasi
Tanpa Komplikasi
Penatalaksanaan
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan design case series dari data sekunder di Departemen THT-KL FK. USU SMF THT-KL
RSUP. H. Adam Malik Medan.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Departemen THT-KL FK. USU SMF THT- KL RSUP. H. Adam Malik Medan sejak bulan Januari 2006 - Desember
2012
3.3. Populasi Dan Sampel
3.3.1. Populasi Seluruh data penderita dengan diagnosis infeksi leher dalam yang
datang ke Departemen THT-KL FK. USU SMF THT-KL RSUP. H. Adam Malik Medan
3.3.2. Sampel Penelitian Sampel penelitian adalah seluruh populasi dari penderita infeksi
leher dalam total sampling yang datang ke Departemen THT-KL FK. USU SMF THT-KL RSUP. H. Adam Malik Medan sejak Januari 2006
sampai dengan Desember 2012.
3.4. Variabel Penelitian