BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan design case series dari data sekunder di Departemen THT-KL FK. USU SMF THT-KL
RSUP. H. Adam Malik Medan.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Departemen THT-KL FK. USU SMF THT- KL RSUP. H. Adam Malik Medan sejak bulan Januari 2006 - Desember
2012
3.3. Populasi Dan Sampel
3.3.1. Populasi Seluruh data penderita dengan diagnosis infeksi leher dalam yang
datang ke Departemen THT-KL FK. USU SMF THT-KL RSUP. H. Adam Malik Medan
3.3.2. Sampel Penelitian Sampel penelitian adalah seluruh populasi dari penderita infeksi
leher dalam total sampling yang datang ke Departemen THT-KL FK. USU SMF THT-KL RSUP. H. Adam Malik Medan sejak Januari 2006
sampai dengan Desember 2012.
3.4. Variabel Penelitian
Variabel yang diteliti adalah umur, jenis kelamin, keluhan, etiologi, ruang yang terlibat, pola kuman, penyakit penyerta, komplikasi, terapi, dan
hasil terapi.
3.5. Definisi Operasional
3.5.1. Infeksi leher dalam merupakan infeksi leher pada ruang potensial diantara fasia leher dalam sebagai akibat penjalaran
Universitas Sumatera Utara
infeksi dari berbagai sumber seperti gigi, mulut, tenggorok, sinus paranasal, telinga tengah dan leher.
3.5.2. Abses peritonsil adalah kumpulan nanah yang terbentuk dalam ruang peritonsil, diantara kapsul fibrous dari tonsil dengan
muskulus konstriktor faringeal superior, biasanya pada bagian kutub atas. Abses peritonsil merupakan abses yang biasanya
merupakan lanjutan dari infeksi tonsil. Kuman sering sama dengan penyebab tonsilitis. Gejala berupa demam, nyeri tenggorok, nyeri
menelan, hipersalivasi, nyeri telinga dan suara bergumam. Pada pemeriksaan fisik didapatkan arkus faring tidak simetris,
pembengkakan di daerah peritonsil, uvula terdorong ke sisi yang sehat, dan trismus. Tonsil hiperemis, dan kadang terdapat
detritus. Abses ini dapat meluas ke daerah parafaring. Untuk memastikan diagnosis dapat dilakukan pungsi aspirasi dari tempat
yang paling fluktuatif. 3.5.3. Abses retrofaring adalah terkumpulnya nanah di ruang retrofaring
yang merupakan salah satu daerah potensial di leher dalam. Pada
umumnya sumber infeksi saluran nafas atas yang menyebabkan limfadenitis retrofaring, trauma dinding belakang faring oleh benda
asing tulang ikan dan tindakan medis dan tuberkulosis vertebra servikalis bagian atas. Gejala klinis berupa demam, nyeri
tenggorok, pergerakan leher terbatas, sesak nafas, odinofagi maupun disfagi. Pada pemeriksaan didapatkan pembengkakan
dinding posterior faring. Aspirasi pus berfungsi sebagai diagnostik dan terapi. Pemeriksaan penunjang berupa foto rontgen jaringan
lunak leher sisi lateral. 3.5.4. Abses parafaring adalah kumpulan nanah yang terbentuk di
dalam ruang parafaring. Abses parafaring dapat terjadi secara langsung, akibat tusukan jarum saat melakukan tonsilektomi.
Cara lainnya penyebaran infeksi faring, tonsil, adenoid, gigi, parotis, atau kelenjar limfatik. Pada banyak kasus abses
parafaring merupakan perluasan dari infeksi leher dalam yang
Universitas Sumatera Utara
berdekatan seperti; abses peritonsil, abses submandibula, abses retrofaring maupun mastikator. Gejala abses parafaring berupa
demam, trismus, nyeri tenggorok, odinofagi dan disfagia. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pembengkakan di daerah parafaring,
pendorongan dinding lateral faring ke medial, dan angulus mandibula tidak teraba. Diagnosis dapat ditegakkan dengan
anamnesis dan pemeriksaan penunjang berupa foto rontgen jaringan lunak leher sisi lateral atau CT Scan.
3.5.5. Abses submandibula adalah terbentuknya abses pada ruang potensial di regio submandibula yang disertai dengan nyeri
tenggorok, demam dan terbatasnya gerakan membuka mulut
.
Abses submandibula terjadi karena adanya infeksi yang bersumber dari gigi, dasar mulut, faring, kelenjar limfe
submandibula. Mungkin juga kelanjutan infeksi dari ruang leher dalam lain. Pada pemeriksaan fisik didapatkan pembengkakan di
daerah submandibula, fluktuatif, lidah terangkat ke atas dan terdorong ke belakang, angulus mandibula dapat diraba. Pada
aspirasi didapatkan pus. 3.5.6. Umur adalah usia yang dihitung dalam tahun dan menurut ulang
tahun terakhir sesuai dengan yang tertulis di rekam medis, dikelompokkan atas:
1. 0 - 10 tahun 2. 10 - 20 tahun
3. 20 - 30 tahun 4. 30 - 40 tahun
5. 40 - 50 tahun 6. 50 - 60 tahun
7. 60 tahun 3.5.7. Jenis kelamin yaitu ciri biologis yang membedakan orang yang
satu dengan lainnya, terdiri atas • Laki-laki
• Perempuan.
Universitas Sumatera Utara
3.5.8. Keluhan adalah keadaan atau kondisi yang menyebabkan penderita datang berobat dan bukti subjektif dari penyakit
penderita sesuai dengan yang tertulis di rekam medis, dikelompokkan menjadi:
• Pembengkakan dileher • Nyeri leher
• Sulit menelan • Sakit menelan
• Demam • Trismus
• Nyeri tenggorok.
3.5.9. Etiologi adalah faktor yang memungkinkan sebagai penyebab terjadinya penyakitfaktor yang mempermudah terjadinya penyakit
sesuai dengan yang tertulis di rekam medis, dikelompokkan menjadi:
• infeksi gigi • Tonsilitis
• Tb.paru • Faringitis
• Tidak jelas.
3.5.10. Pola kuman adalah jenis kuman yang paling sering terdapat pada pembiakan kuman dari sekret yang terbentuk dalam ruang
potensial leher, yang dikelompokkan menjadi: • Klebsiella ozaenae
• Staphylococcus aureus • Klebsiella pneumonia
• Pseudomonas Aeruginosa • Clostridium perfringens
• Escherictia coli • Streptoccus viridans
• Streptococus α-haemolytikus
Universitas Sumatera Utara
• Streptococus β-haemolytikus • Tidak dijumpai pertumbuhan kuman
• Tidak dilakukan pemeriksaan
3.5.11. Penyakit penyerta adalah faktor yang terjadi secara bersamaan dan dapat memperberat terjadinya penyakit, dikelompokkan
menjadi: • Diabetes mellitus
• Tb.paru • Hipertensi
• Tanpa penyakit penyerta.
3.5.12. Komplikasi adalah proses patologis lain yang disebabkan oleh penyakit penderita, dikelompokkan menjadi:
• Sumbatan jalan nafas • Sepsis
• Tanpa komplikasi.
3.5.13. Terapi adalah pengobatan dan tindakan yang dilakukan untuk penyembuhan penyakit, dikelompokkan menjadi:
3.5.14. Hasil terapi adalah keberhasilan yang didapatkan dari pengobatan dan tindakan untuk penyembuhan penyakit, dikelompokkan
menjadi: • Sembuh
• Meninggal.
3.6. Teknik Pengumpulan Data