Distribusi frekuensi infeksi leher dalam berdasarkan umur dan jenis kelamin

leher dalam, dijumpai abses submandibula adalah ruang yang paling banyak terlibat, 23 penderita 29 Regiero et al., 2006. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan Khaled pada 56 penderita infeksi leher dalam, dijumpai ruang leher dalam yang paling banyak dijumpai adalah peritonsil yaitu 24 42,9 penderita Khaled Al- Novry Alsaid Loyfy, 2010. Abses submandibula lebih sering terjadi karena seperti diketahui penyebab abses submandibula bersumber dari infeksi gigi molar dua dan tiga, rongga mulut, wajah, faring. Mungkin juga kelanjutan infeksi dari ruang leher dalam lain Raharjo, 2008; Ballenger, 2009.

5.2. Distribusi frekuensi infeksi leher dalam berdasarkan umur dan jenis kelamin

Dari hasil penelitian ini didapatkan penderita infeksi leher dalam terbanyak adalah pada kelompok umur 20-30 tahun dan 50-60 tahun. Persentase terendah terdapat pada kelompok umur 0-10 tahun dan 10- 20 tahun. Menurut ruang yang terlibat pada abses peritonsil, retrofaring, parafaring kelompok umur yang terbanyak adalah pada kelompok umur 20-30 tahun. Sedangkan pada abses submandibula kelompok umur terbanyak adalah pada kelompok umur 50-60 tahun. Berdasarkan jenis kelamin, penderita infeksi leher dalam pada penelitian ini terdiri dari 25 62,5 penderita laki-laki dan 15 37,5 penderita perempuan. Pada penelitian ini penderita infeksi leher dalam lebih banyak dijumpai pada laki-laki dibandingkan dengan perempuan diduga karena beberapa faktor. Faktor-faktor yang kemungkinan menyebabbkan terjadinya infeksi leher dalam disini seperti banyaknya penderita laki-laki dengan riwayat merokok dan kurangnya kebersihan gigi dan mulut. Pada penelitian ini penderita infeksi leher dalam banyak terjadi pada kelompok umur 20-30 tahun, hal ini diduga karena faktor infeksi yang sering dijumpai pada usia ini. Sedangkan pada kelompok umur 50- 60 tahun, banyaknya penderita infeksi leher dalam diduga karena faktor- Universitas Sumatera Utara faktor adanya penyakit penyerta seperti diabetes mellitus, hipertensi dan gangguan sistem imun yang mungkin menjadi penyebab. Menurut penelitian Jun dan kawan-kawan yang dilakukan sejak Januari 1998 sampai Agustus 2007, dijumpai 56 penderita infeksi leher dalam, dengan usia rata-rata adalah 50 dan 53 tahun. Pada penelitian ini penderita infeksi leher dalam lebih banyak dijumpai pada laki-laki dibandingkan perempuan yaitu 43 penderita laki-laki dan 23 penderita perempuan Hasegawa et al., 2010. Pada penelitian yang dilakukan Shailesh dan kawan-kawan terhadap 298 kasus infeksi leher dalam, dijumpai 182 penderita laki-laki dan 116 penderita wanita dengan perbandingan 1,57:1. Usia penderita infeksi leher dalam dari 6 bulan-78 tahun dengan usia rata-rata 36,7 tahun R. Shailesh et al.,2013. Tidak banyak kepustakaan yang mencatat mengapa penderita laki- laki lebih tinggi prevalensinya dibandingkan wanita. Begitu juga dengan kelompok umur 20-30 tahun dan kelompok umur 50-60 tahun. Namun beberapa kasus diduga karena adanya faktor predisposisi seperti infeksi gigi, merokok, kebersihan rongga mulut, mungkin dapat diduga sebagai bahan pertimbangan. Sedangkan kemungkinan faktor predisposisi lainnya seperti penyakit DM, HIV diduga juga memperberat kemungkinan terjadinya infeksi leher dalam Raharjo SP, 2013.

5.3. Distribusi frekuensi infeksi leher dalam berdasarkan keluhan