Distribusi frekuensi infeksi leher dalam berdasarkan penyakit penyerta Distribusi frekuensi infeksi leher dalam berdasarkan komplikasi

5.6. Distribusi frekuensi infeksi leher dalam berdasarkan penyakit penyerta

Dari hasil penelitian ini didapatkan yang terbanyak adalah tanpa penyakit penyerta yaitu 34 penderita atau 85. Pada penelitian ini tanpa penyakit penyerta lebih banyak dijumpai, namun penyakit diabetes mellitus merupakan penyakit penyakit penyerta terbanyak yang dijumpai yaitu 5 12,5 penderita. Penyakit diabetes mellitus merupakan faktor yang dapat memperberat keadaan dan menyulitkan dalam proses penyembuhan infeksi leher dalam. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Meher dan kawan-kawan pada 54 kasus infeksi leher dalam dijumpai penyakit penyerta yang paling banyak adalah diabetes mellitus yaitu 8 penderita dan HIV 1 penderita Meher et al., 2005. Pada penelitian yang dilakukan Lin dan kawan-kawan pada 131 kasus infeksi leher dalam dijumpai 40 penderita dengan penyakit penyerta diabetes mellitus Lin et al., 2006. .

5.7. Distribusi frekuensi infeksi leher dalam berdasarkan komplikasi

Dari hasil penelitian ini didapatkan yang terbanyak adalah tanpa komplikasi yaitu 34 85 penderita, sepsis dijumpai pada 4 10 penderita, sumbatan jalan nafas dijumpai pada 2 5 penderita. Pada penelitian ini mungkin telah menunjukkan bahwa penggunaan antibiotik yang tepat dan cepat pada kasus-kasus infeksi sudah sangat baik. Selain itu mungkin juga disebabkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang infeksi daerah leher sudah meningkat sehingga komplikasi sedikit dijumpai. Komplikasi sepsis terjadi pada infeksi leher dalam yang datang terlambat dan dengan kondisi yang sulit untuk dilakukan penanganan. Selain itu adanya faktor- faktor yang memperberat seperti adanya penyakit menyertai seperti diabetes mellitus yang berakibat kematian. Sedangkan pada komplikasi sumbatan jalan nafas, telah dilakukan tindakan trakeostomi dalam penanganannya. Universitas Sumatera Utara Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Raharjo Sutji pada 42 penderita infeksi leher dalam di Makasar, dimana tanpa komplikasi dijumpai 27 64,3 penderita Raharjo SP, 2013. Komplikasi infeksi leher dalam sudah jarang terjadi, hal ini mungkin disebabkan penggunaan antibiotik yang tepat sesuai dengan infeksi leher dalam yang biasanya sering berasal dari daerah faring, tonsil dan gigi. Komplikasi dapat terjadi bila diagnosis terlambat ditegakkan, adanya faktor predisposisi seperti diabetes mellitus, penyakit imunokompromise dan lain- lainnya Raharjo SP, 2013.

5.8 Distribusi frekuensi infeksi leher dalam berdasarkan terapi