I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Hampir semua organisasi menghadapi suatu lingkungan yang sangat dinamis dan terus menerus berubah. Hal ini mengharuskan organisasi agar
dapat menyesuaikan diri. Kekuatan lingkungan seperti lingkungan politik, ekonomi, sosial budaya dan teknologi yang terus berkembang dengan cepat
membuat organisasi harus senantiasa siaga dan cepat tanggap untuk merespon dan mengantisipasi setiap perubahan dan perkembangan zaman yang terjadi.
Perubahan lingkungan politik tidak saja langsung mempengaruhi perusahaan, namun juga berimbas pada perubahan lingkungan ekonomi. Perubahan pada
aspek ekonomi, seperti pasar global membawa perubahan dalam persaingan. Artinya, pesaing bisa datang dari mana saja dan tidak terbatas dari dalam
negeri. Persaingan yang meningkat menuntut tiap organisasi untuk mempertahankan dan bila perlu memperbaiki diri agar bisa tetap hidup dan
mampu bersaing dengan organisasi lain yang mengembangkan produk dan jasa baru dengan penawaran yang inovatif. Disamping itu, kecenderungan
sosial yang cenderung berubah juga membuat organisasi mau tidak mau harus menyesuaikan diri. Demikian juga perubahan dari aspek teknologi, dimana
fenomena internet saat ini merupakan faktor yang menjangkau hampir semua aspek operasional organisasi. Hal ini jelas membawa pengaruh tidak hanya
pada perusahaan dan pekerja, namun juga pada lingkungan perusahaan Basri,
2005.
Sementara itu, Bank Indonesia BI memperkirakan pada tahun 2008 merupakan tahun dimulainya persaingan kualitas non harga dalam dunia
perbankan. Persaingan ke depan yang semakin ketat dengan semakin banyaknya kompetitor, akan membawa arus persaingan yang tidak lagi pada
price competition, pada bunga dan pada angka-angka, melainkan pada non price kompetition. Persaingan dalam kualitas ini akan menjadi suatu tren yang
berkembang di masa mendatang. Semakin banyaknya kompetitor akan mendorong proses seleksi yang didasarkan pada kualitas dan tuntutan untuk
menjadi berkualitas akan berkembang dengan sendirinya. Saat ini banyak
masyarakat yang mengalami masalah dengan instrumen-instrumen finansial seperti reksadana, kartu kredit, dan sebagainya. Hal ini akan meningkatkan
demand pada edukasi finansial. Persaingan dalam kualitas juga akan membawa arah persaingan menuju Good Corporate Governance GCG atau
tata kelola yang benar sehingga isu yang berkembang di masa mendatang tidak lagi bank mana yang memberikan bunga lebih baik, melainkan bank
mana yang sesuai dengan GCG Bagus, 2007
.
Ditengah kondisi tersebut, industri perbankan dituntut untuk dapat meningkatkan daya saingnya.
PT Bank Rakyat Indonesia Persero Tbk sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang usaha perbankan, yang merupakan salah satu bank
terbesar di Indonesia serta sebagai agen pembangunan pemerintah, juga dituntut untuk dapat terus meningkatkan daya saing melalui peningkatan
kualitas manajemen dan operasional perbankan guna meningkatkan good corporate governance dari manajemen bank itu sendiri, sehingga praktek-
praktek perbankan yang tidak sehat dapat diminimalisir atau dihilangkan. Disamping itu, peningkatan kualitas manajemen bank juga diperlukan untuk
memperkecil terjadinya risiko-risiko bank operational risk. Peningkatan kualitas manajemen bank itu sendiri tidak terlepas dari
kualitas sumber daya manusia yang dimiliki perusahaan. Hal ini mengingat
bahwa investasi pada sumber daya manusia akan menentukan keberhasilan bank di masa depan. Untuk itu, bank harus senantiasa melakukan peningkatan
seluruh bidang manajemen sumber daya manusia yang bertujuan untuk merekrut, mengembangkan dan mempertahankan karyawan profesional dan
berbakat demi memperkuat posisi kompetitif di tengah persaingan industri perbankan.
Oleh karena itu, agar PT BRI Persero Tbk dapat lebih berkembang secara optimal, maka
pemeliharaan hubungan yang kontinyu dan serasi dengan para karyawan menjadi sangat penting.
Salah satu hal yang penting diperhatikan dalam pemeliharaan hubungan tersebut adalah mengenai
penanggulangan stres para karyawan karena lingkungan tempat kerja dan persaingan yang terus berubah dapat menambah tingkat stres di kalangan
pekerja dan juga manajer dan perlu diakui bahwa masalah yang pasti akan dihadapi oleh setiap orang dalam kehidupan berkarya adalah stres.
Alasan lain mengapa masalah stres yang berkaitan dengan organisasi perlu dikaji, diantaranya adalah masalah stres posisinya sangat penting dalam
kaitannya dengan produktivitas kerja karyawan, selain dipengaruhi oleh faktor-faktor yang bersumber dari luar organisasi, stres juga banyak
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berasal dari dalam organisasi, karenanya perlu disadari dan dipahami keberadaannya, pemahaman akan sumber-sumber
stres yang disertai dengan pemahaman terhadap cara-cara mengatasinya sangat penting bagi karyawan dan siapa saja yang terlibat dalam organisasi
demi kelangsungan organisasi yang sehat dan efektif, hampir semua orang yang merupakan bagian dari suatu organisasi, baik sebagai atasan maupun
bawahan, pernah mengalami stres meskipun dalam taraf yang sangat rendah, era kemajuan di segala bidang seperti sekarang ini membuat manusia semakin
sibuk, disatu pihak peralatan kerja semakin modern dan efisien, dilain pihak beban kerja di satuan-satuan organisasi juga semakin bertambah. Keadaan ini
tentu saja akan menuntut energi pegawai yang lebih besar dari yang biasanya. Sebagai akibatnya, pengalaman-pengalaman yang disebut stres dalam taraf
yang cukup tinggi menjadi semakin terasa Nimran dalam Andraeni, 1999. Stres adalah suatu kondisi dinamik yang di dalamnya seorang individu
dikonfrontasikan dengan suatu peluang opportunity, kendala constraints atau tuntutan demands yang dikaitkan dengan apa yang sangat
diinginkannya dan hasilnya dipersepsikan sebagai tidak pasti dan penting Robbins, 2002. Stres yang tidak diatasi dengan baik biasanya berakibat pada
ketidakmampuan seseorang berinteraksi secara positif dengan lingkungannya, baik dalam lingkungan pekerjaan maupun diluar pekerjaan. Karyawan yang
mengalami stres akan menghadapi gejala negatif yang pada gilirannya berpengaruh terhadap prestasi kerjanya. Meskipun demikian, manajemen
suatu organisasi terkadang belum memikirkan program penanggulangan stres, begitu juga dengan karyawan yang masih belum menyadari bahwa stres
akibat pekerjaan dapat menyebabkan gangguan kesehatan, yang pada akhirnya akan mempengaruhi prestasi kerja.
Mengingat besarnya pengaruh stres pada karyawan terhadap kinerjanya, sudah selayaknya pengelolaan terhadap stres itu sendiri harus
mendapatkan perhatian dan kesungguhan dari manajemen organisasi agar tujuan organisasi bisa lebih mudah dicapai. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu
analisis mengenai tingkat stres kerja karyawan, yang pada akhirnya berimplikasi terhadap peningkatan prestasi kerja karyawan sehingga akan
tercipta kondisi kerja yang kondusif dan tujuan perusahaan dapat tercapai sesuai dengan visi dan misi perusahaan.
1.2. Perumusan Masalah Penelitian