3. Too much stress
Seseorang merasa telah melakukan pekerjaan yang terlalu banyak setiap hari dalam kondisi ini. Dia mengalami kelelahan fisik
maupun emosional, serta tidak mampu menyediakan waktu untuk beristirahat atau bermain. Kondisi ini dialami secara terus-menerus
tanpa memeperoleh hasil yang diharapkan 4.
Breakdown stress Ketika pada tahap too much stress individu tetap meneruskan
usahanya pada kondisi yang statis, kondisi akan berkembang menjadi adanya kecenderungan neurotis yang kronis atau
munculnya rasa sakit psikosomatis. Misalnya pada individu yang memiliki perilaku merokok atau kecanduan minuman keras,
konsumsi obat tidur, dan terjadinya kecelakaan kerja. Ketika individu tetap meneruskan usahanya ketika mengalami kelelahan, ia
akan cenderung mengalami breakdown baik secara fisik , maupun psikis.
2.3.2. Sumber dan Gejala Stres
Menurut Siagian 2006 sumber stres dapat berasal dari pekerjaan dan dari luar pekerjaan seseorang. Hal yang dapat menjadi sumber stres
yang berasal dari pekerjaan dapat beraneka ragam seperti beban tugas yang terlalu berat, desakan waktu, penyeliaan yang kurang baik, iklim
kerja yang menimbulkan rasa tidak aman, kurangnya informasi dari umpan balik tentang prestasi kerja seseorang, ketidakseimbangan antara
wewenang dan tanggung jawab, ketidakjelasan peranan karyawan dalam keseluruhan kegiatan organisasi, frustasi yang ditimbulkan oleh
intervensi pihak lain yang terlalu sering sehingga seseorang menjadi terganggu konsentrasinya, konflik antara karyawan dengan pihak lain
didalam dan diluar kelompok kerjanya, perbedaan sistem nilai yang dianut oleh karyawan dan yang dianut oleh organisasi dan perubahan
yang terjadi yang pada umumnya memang menimbulkan rasa ketidakpastian. Situasi lingkungan diluar pekerjaan yang dapat menjadi
sumber stres yaitu masalah keuangan, perilaku negatif anak, kehidupan
keluarga yang tidak atau kurang harmonis, pindah tempat tinggal, ada anggota keluarga yang meninggal, kecelakaan dan penyakit gawat.
Menurut Hasibuan 2003 faktor-faktor penyebab stres karyawan, antara lain:
1. Beban kerja yang sulit dan berlebihan
2. Tekanan dan sikap pimpinan yang kurang adil dan wajar
3. Waktu dan peralatan kerja yang kurang memadai
4. Konflik antara pribadi dengan pimpinan atau kelompok kerja
5. Balas jasa yang terlalu rendah
6. Masalah-masalah keluarga seperti anak, istri, mertua dan lain-lain.
Handoko 2001 mengemukakan dua kategori penyebab stres, yaitu on-the-job dan off-the-job. Kondisi-kondisi kerja yang
menyebabkan stres “on-the-job” tersebut adalah sebagai berikut: 1.
Beban kerja yang berlebihan 2.
Tekanan dan desakan waktu 3.
Kualitas supervisi yang jelek 4.
Iklim politik yang tidak aman 5.
Umpan balik tentang pelaksanaan kerja yang tidak memadai 6.
Wewenang yang tidak mencukupi untuk melaksanakan tanggung jawab
7. Kemenduaan peranan role ambiguity
8. Frustasi
9. Koflik antar pribadi dan antar kelompok
10. Perbedaan antar nilai-nilai perusahaan dan karyawan
11. Berbagai bentuk perubahan.
Adapun penyebab stres “off-the-job” antara lain: 1.
Kekhawatiran finansial 2.
Masalah-masalah yang bersangkutan dengan anak 3.
Masalah-masalah fisik 4.
Masalah-masalah perkawinan misal: perceraian 5.
Perubahan-perubahan yang terjadi di tempat tinggal 6.
Masalah-masalah pribadi lainnya, kematian sanak saudara.
Robbins 2002 mengidentifikasi tiga perangkat faktor yaitu lingkungan, organisasi dan individual yang bertindak sebagai sumber
potensial dari stres. Ketiga faktor tersebut mengarah pada stres yang aktual bergantung pada perbedaan individual. Bila stres dialami oleh
seorang individu, gejalanya dapat muncul sebagai keluaranhasil fisiologis, psikologis dan perilaku Gambar 2.
Sumber Potensial Konsekuensi
Faktor Lingkungan:
• Ketidakpastian ekonomi
• Ketidakpastian politis
• Ketidakpastian teknologis
Faktor Organisasi:
• Tuntutan tugas • Tuntutan peran
• Tuntutan hubungan antarpribadi
• Struktur organisasi • Kepemimpinan
organisasi • Tahap hidup
organisasi
Faktor Individual:
• Masalah keluarga • Masalah ekonomi
• Kepribadian
Perbedaan Individu:
• Persepsi • Pengalaman
pekerjaan • Dukungan Moral
• Keyakinan akan tempat kedudukan
kendali • Sikap bermusuhan
Stres yang dialami
Gejala Fisiologis:
• Sakit kepala • Tekanan darah
tinggi • Penyakit jantung
Gejala Psikologis:
• Kecemasan • Murung
• Berkurangnya kepuasan kerja
• Produktivitas • Kemangkiran
• Tingkat keluarnya karyawan
Gejala Perilaku:
Gambar 2. Model Stres Robbins, 2002
Menurut Robbins 2002 konsekuensi yang timbul dari penyebab stres dapat dibagi dalam tiga kategori umum, yaitu:
1. Gejala Fisiologis
Stres dapat menciptakan perubahan dalam metabolisme, meningkatkan laju detak jantung dan pernafasan, meningkatkan
tekanan darah, menimbulkan sakit kepala dan menyebabkan serangan jantung.
2. Gejala Psikologis
Stres yang berkaitan dengan pekerjaan dapat menimbulkan ketidakpuasan yang berkaitan dengan pekerjaan. Stres juga dapat
muncul dalam keadaan psikologis lain misalnya ketegangan, kecemasan, mudah marah, kebosanan dan suka menunda-nunda.
3. Gejala Perilaku
Gejala stres yang berkaitan dengan perilaku mencakup perubahan produktivitas, absensi dan tingkat keluar masuknya karyawan,
perubahan dalam kebiasaan makan, meningkatnya merokok, konsumsi alkohol, bicara cepat, gelisah dan gangguan tidur.
2.3.3. Cara Mengatasi Stres